Pagi ini hanya tinggal sembilan belas orang yang ada di meja makan. Sedangkan jam dinding masih menunjukkan pukul enam pagi.
Mereka sedang fokus dengan nasi goreng di piring mereka masing-masing, sampai tidak memperhatikan bahwa ada satu diantara mereka yang daritadi bahkan belum menyentuh makanannya.
Pikirannya melayang walau tidak terlalu jauh dari raganya yang sekarang. Tepatnya dua hari yang lalu saat ia menerima telepon dari seseorang.
Let's flashback about 2 days ago!
"Mama?"
Orang di seberang telepon itu tersenyum mendengar suara barusan, "iya. Ini mama, Cha."
"Mama tau nomor aku dari-" Icha menghentikan ucapannya setelah menebak siapa yang memberikan nomornya itu.
Rion. Siapa lagi?
"Iya. Orion," ucap Mamanya seakan mengerti apa yang sebenarnya akan diucapkan oleh Icha, "kamu baik-baik aja, kan?"
"Aku baik-baik banget, Ma, disini," jawabnya sambil menekankan kata 'banget'.
Suara hembusan napas lega terdengar dari seberang telepon, "katanya kamu lagi ke Indonesia, ya? Nggak kangen sama Mama?"
"Aku udah mati rasa, Ma. Nggak tau lagi, apa itu kangen. Mama jangan kangenin aku terus. Aku udah lebih baik sekarang. Mama jaga kesehatan Mama aja, jangan mikirin aku. Sekaligus jagain Orion, dia makin bandel kayaknya. Udah dulu, ya, Ma. Aku lagi diluar sekarang. Bye." Ucap Icha kemudian mematikan sambungan telepon secara sepihak lalu me-nonaktifkan ponselnya.
Ia mendongak agar air matanya tidak jatuh, walau itu sia-sia. Air mata akan tetap mencari celah untuk keluar mesti si empunya menahan itu sebisanya.
Dan sekarang Icha menyesal telah mengatakan hal itu pada Mamanya saat itu.
Yang ia pikirkan saat itu hanyalah bagaimana cara agar ia tidak perlu lagi menjawab atau sekedar mengobrol dengan Mamanya.
"Icha?" Panggilan dari Sougo tersebut seketika membuyarkan pikirannya. Ia berkedip beberapa kali untuk memastikan jiwanya sudah kembali pada tempatnya.
"Ya?" Jawabnya.
"Lo daritadi kemana aja?" Tanya Hani.
Icha kemudian menunjuk meja makan yang ada dihadapannya, "disini(?)" ucapnya sedikit ragu.
"Kenapa kau belum menyentuh makananmu?" Tanya Jinto yang membuat Icha kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh piring yang ada di meja makan tersebut. Dan ternyata semuanya sudah kosong.
"Oh ... anu, sebenarnya aku sedang diet, dan di nasi goreng terdapat banyak lemak, jadi aku menimbang-nimbang untuk memakannya atau tidak," jawabnya asal, karena sebenarnya ia tidak tahu aturan orang diet sebab ia tidak pernah diet.
"Diet?" Tanya Rion sedikit tidak percaya.
Icha mengangguk cepat lalu mengambil satu buah apel yang ada dimeja makan dan melambungkannya sekali, "jadi lebih baik aku makan buah saja. Aku beres-beres dulu, ya," ucapnya sambil berlalu ke kamarnya.
Ada yang aneh. Tubuh sudah sekurus itu, masih ingin diet. Apa tidak ada alasan lain?
###
"Gawat. Cemilan gue abis," Hani menggeledah isi tasnya untuk mencari snack yang biasa ia selipkan disana.
"Cha? Sebelum berangkat, lo mau keluar dulu, nggak?" Tanya Hani pada Icha yang sedang bermain ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
The 'Cause We Met
Teen Fiction[SLOW UPDATE] "Jadi kalian semua minggat juga?" -Icha. "Aku capek dirumah, semua nggak ada yang peduli sama aku. Jadi lebih baik aku pergi dari rumah" -Fia. "Iya, mereka juga nggak peduli sama yang aku inginkan. Mereka nggak pernah jadi remaja mung...