39-HILANG LAGI?

34 9 0
                                    


Fia POV.

Aku masuk ke dalam ruangan tempat Mama dirawat saat Bibi mengatakan kalau Mama sudah tidur.

Semalam aku memutuskan untuk terbang ke Jakarta saat mendapat telepon dari Bibi. Aku tidak bisa munafik bahwa aku masih khawatir dengan keadaan Mama.

Aku hanya duduk di kursi samping ranjang Mama tanpa mengeluarkan suara apapun. Aku tidak ingin Mama melihatku disini.

Harusnya hari ini aku terbang ke Jogja bersama teman-teman yang lain. Aku menghela napas panjang. Sesuai dugaanku, Papa pasti tidak punya waktu untuk menjaga sendiri Mama disini.

Ponselku bergetar yang menandakan ada pesan masuk. Saat kubuka ponselku, ternyata pesan LINE dari Tsuyoshi.

Ah, mau tidak mau hal itu membuat wajahku memerah walau aku belum membuka pesannya. Tunggu, tapi kan harusnya mereka sudah berada di pesawat sekarang.

Aku membuka roomchat dengan Tsuyoshi yang disamping nama kontaknya ada tulisan 3 pesan belum terbaca.

Tsuyoshi.

Bagaimana keadaan
Mamamu?

Bagaimana juga dengan
keadaanmu?

Sepertinya yang lain belum
sadar kalau kau tidak ada.
09.24

Aku tersenyum. Apakah ini kode? Apakah hanya aku yang terlalu gede rasa alias gr?

Aku mengabaikan pikiranku dan memilih untuk membalas pesannya.

Mamaku baik. Aku juga
baik-baik saja.

Bukan masalah kalau mereka
belum menyadari aku hilang.
09.25

Syukurlah kalau baik-
baik saja.

A, maafkan teman-temanku
yang tidak peka itu, ya.
09.26

Tak apa. Oh ya, kenapa kalian
belum berangkat ke Jogja?
09.26

Icha hilang. Tapi baru saja
dia kembali. Jangan khawatir.
09.27

Dih, siapa yang khawatir sama dia juga sih? Batinku.

Ah, syukurlah dia sudah kembali.

Aku besok akan menyusul kesana.
09.28

Kita ke pantai kata Icha dan Hani.

Tapi aku tidak tahu pantai yang
mana.
09.29

Nanti kutanyakam sendiri ke
mereka.
09.29

Baiklah. Kutunggu.
09.30
Read

Dia menungguku? Ahh, izinkan aku baper disini. Aku menyimpan ponselku di tas kecilku lalu kembali mengamati Mama.

"Aku nggak benci sama kalian. Aku cuma pengen kalian introspeksi diri dan ngasih waktu lebih banyak buat aku. Aku nggak pernah bisa sekedar marah ke kalian."

The 'Cause We Met Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang