3

68 24 0
                                    


Sampai dirumah.

"Lo dari mana aja? Jam segini baru pulang" Tanya hani kepada dua gadis yang baru saja sampai di rumah.

"Gue barusan nungguin orang yang jatuhin dompetnya. Tapi sampe gue pulang tadi nggak ada yang nyariin" jawab Icha sambil meletakkan belanjaannya diatas meja makan.

"Oh trus mau lo apain tuh dompet?"

"Mau gue simpen dulu, nanti kalo nggak ada yang punya, mau gue tilep aja" ujar Icha sambil tertawa kecil.

"Udah sekarang mending istirahat" ucap hani sambil berjalan ke kamar.

###

23 September 2019-04.30

Ketika yang lain masih sibuk bermimpi, Fia sudah bangun dan berkutat dengan bahan masakan yang ada di dapur.

"Masak apaan ya? Cuma ada telor, jamur, kubis, minyak sama ramen instan. Mereka berdua kemaren belanja lama banget itu dapet apaan sih" omel Fia sambil membuka kulkas.

Fia pun mulai memasak dengan bahan seadanya. Kurang lebih satu jam ia berkutat di dapur

"Akhirnya selesai juga" ujar Fia sambil memindahkan makanannya ke mangkuk besar dan menaruhnya ke meja makan.

"Udah hampir jam 6 tapi belum ada yang bangun? Mereka niat cari sekolah nggak, sih?" Omel Fia agak keras.

"Gue udah bangun, kok" tiba-tiba sosok Icha muncul dari balik tembok yang memisahkan ruang tamu dan ruang makan.

Fia terlonjak sampai mundur beberapa langkah, "kok nggak bantuin aku?"

"Males" jawab Icha sambil duduk didepan meja makan.

"Sialan! Siapa bilang kamu boleh makan masakan aku?"

Icha mengangkat sebelah alisnya, "emangnya kalo gue duduk sini berarti mau makan masakan lo?"

Fia menggeleng, "terus mau apa?"

"Cuma mau bilang, gue udah cari sekolahan yang deket dari sini. Dan gue nggak mau tau, nggak mau peduli, kalian harus sekolah disana bareng gue. Karena barusan udah gue daftarin" ucap Icha sambil menopang dagunya dengan tangan kanan.

"Terus kita mulai sekolah kapan?" Tanya Fia sambil ikut duduk didepan Icha.

"Besok. Masalah seragam biar gue urus. Dan satu lagi-" Icha menggantungkan kalimatnya lalu berdiri.

"-Apa Bahasa Jepang lo udah lancar?" Tanya Icha sambil berlalu menuju kamarnya dan Febi.

"Belum!" Teriak Fia.

"Icha! Tunggu! Aku gimana?!" Teriak Fia sambil mengejar Icha.

Icha berhenti tepat sebelum menutup kembali pintu kamarnya, "nanti biar gue ajarin. Mereka berdua juga kelihatannya masih payah Bahasa Jepangnya, jadi bareng aja. Bye" ucapnya sambil menutup pintu kamarnya dan Febi.

Fia masih terdiam ditempatnya. Sampai akhirnya pintu kamar Hani terbuka dan Hani muncul dari dalam.

"Ngapain lo?" Tanya Hani ketika melihat Fia yang mematung didepan kamar Icha dan Febi.

Fia menatap Hani polos, "nggak tau"

Hani kesal lalu menghampiri Fia lalu menoyor kepalanya, "bego kok dipelihara, sih?" Ucapnya yang kemudian berlalu ke kamar mandi.

Fia mengusap kepalanya sambil kembali masuk ke kamarnya. Sedetik setelah ia menutup pintu kamarnya, ia baru ingat sesuatu.

"Loh, kan tadi aku masak? Kok aku nggak bangunin yang lain buat sarapan, sih?" Ucapnya monolog.

Sedangkan dikamar sebelah-kamar Febi dan Icha-penghuninya sudah bangun dan duduk manis saling berhadapan. Febi duduk ditepi ranjang, sedangkan Icha duduk dimeja belajar (iya, beneran di mejanya, bukan kursinya:v)

"Aku sedikit-sedikit paham, kok Bahasa Jepang" ucap Febi.

Icha melompat turun dari meja dan beralih duduk disamping Febi, "baguslah, kalo gitu bisa bantuin gue ngajarin Fia sama bocah yang satunya itu belajar Basjep"

Febi mengangguk, "terus soal sekolah? Seragamnya gimana?"

"Tenang aja, nanti bakal ada yang nganterin ke sini, kok"

Lagi-lagi Febi mengangguk, "tapi kok ada yang mau-maunya nganterin ke sini?"

Icha tersenyum, "karena ketentuan sekolah itu, jadi udah bakal ada kurir yang nganter seragam dan tas kerumah para murid baru"

"Biaya sekolah disana mahal?"

Icha menggeleng, "enggak, kok. Lagian kita nanti kan bakal kerja paruh waktu, pasti bisa kok"

"Un! Kita pasti bisa. Selagi kita masih besok sekolahnya, gimana kalo hari ini kita cari kerja?" Usul Febi.

"Kita tanya yang lain aja, yuk!"

Febi mengangguk dan mengikuti Icha keluar kamar. Tapi saat hampir sampai dimeja makan, Icha menghentikan langkah Febi.

"Kenapa?" Tanya Febi ketika Icha menyuruhnya berhenti.

"Lo nggak cuci muka dulu?"

"Ah, iya. Maaf" ucap Febi sambil langsung berlari kekamar mandi.

Di meja makan sudah ada Hani dan Fia yang duduk bersebelahan. Satu mangkok besar ramen instan, empat buah mangkok kosong kecil yang diletakkan didepan masing-masing kursi. Icha menghampiri meja itu.

"Kalian kenapa belum sarapan?" Sapa Icha sambil duduk didepan Hani.

"Nungguin kalian. Febi mana?" Tanya Hani.

"Cuci muka" jawab Icha singkat.

"Beneran kita udah didaftarin sekolah?" Tanya Hani lagi.

Icha mengangguk pelan sambil mengambil ramen dari mangkok dan memindahkannya ke mangkoknya.

"Maaf, jadi nungguin" ucap Febi sambil duduk disamping Icha.

Semuanya mengangguk dan mengambil ramen masing-masing untuk dipindah ke mangkok kecil.

"Itadakimasu~" ucap mereka bersama.

"Eh, daritadi aku mikirin ini, gimana kalo kita nyari kerja sambilannya hari ini aja?" Ujar Febi setelah mereka menyelesaikan makannya.

"Aku sih setuju aja, tapi kan aku belum lancar Bahasa Jepangnya, jadi mau belajar dulu" ujar Fia.

"Gue sih ayo-ayo aja kalo mau ngajak cari kerjaan. Sekalian keluar cari angin" ucap Hani.

"Oh iya, dompet yang kamu temuin kemarin mau kamu apain, Cha?" Tanya Febi.

"Loh? Dompet apaan? Kok aku nggak tau?" Sambar Fia.

Icha menggeleng, "nggak tau, mau disimpen aja dulu"

"Hey, pertanyaanku belum dijawab" protes Fia.

Icha berdiri dari tempatnya, "hari ini, kalian terserah mau ngapain dulu. Jalan-jalan, cari kerja, bersih-bersih kamar, cari jodoh-eh, lupain. Gue mau ke kamar dulu" ucapnya sambil meninggalkan meja makan.

"Heh, kalian. Dompet apa sih yang dimaksud?" Tanya Fia pada Hani dan Febi.

Febi membuka mulutnya, hendak menjawab Fia, tapi Hani berdiri dari tempatnya, "gue mau cari kerja aja, duit lama-lama makin tipis. Gue sedikit-sedikit bisa Bahasa Jepang, kok"

Sedetik kemudian Febi ikut berdiri dan mengejar Hani, "Eh aku mau ikut cari kerja!"

Tinggal Fia sendirian di meja makan bersama tumpukkan mangkok kotor didepannya.

"Sialan!"

The 'Cause We Met Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang