47-NASKAH

33 10 2
                                    

Sebuah ponsel yang diletakkan diatas meja itu berbunyi, tanda ada pesan LINE masuk.

Fia segera mengambil ponselnya untuk melihat siapa pengirim pesan tadi.

"Shunta!" Teriaknya tertahan.

Hani yang berada dikasurnya ikut terduduk karena teriakan Fia barusan, "apaan, sih, Fi?"

"Shunta ngechat aku, ngajak berangkat bareng besok," ujar Fia.

"Ya udah, iyain aja lah."

"Masalahnya, tadi aku udah janjian berangkat bareng sama Tsuyoshi," rengek Fia.

"Mampus lo, rakus, sih."

"Han! Terus ini gimana? Chatnya udah kebuka, gimana dong? Jawab apa?"

Hani kembali menelungkupkan wajahnya di bantal, "jawab aja iya. Tergantung besok siapa duluan yang nyampe, terus yang telat bakal gue kasih tau."

"Nggak segampang itu!" Pekik Fia.

"Mau lo apa sih? Yaudah jawab aja kalo udah janjian sama Tsuyoshi."

"Nggak enak mau nolak," keluh Fia.

"Gini, lo berangkat bareng mereka berdua aja besok. Adil kan, lo nggak nolak siapapun," usul Hani.

"Nggak mungkin banget. Yang ada keduanya malah tambah ilfil sama aku."

"Repot elah. Terserah lo."

###

Pagi ini akhirnya Fia menuruti usul yang pertama Hani ajukan padanya. Mengiyakan ajakan Shunta dan menunggu siapa yang lebih cepat datang.

"Makanya, jangan rakus jadi orang," ujar Icha pada Fia yang bercerita saat sarapan.

"Semalem Hani juga bilang gitu, apa salahnya sih," sungut Fia.

"Salah lah, sama aja lo ngasih harapan, terus jatuhin gitu aja," sahut Hani.

"Cie, pengalaman tuh," ujar Icha.

Hani mendelik kearah Icha, "situ sendiri nggak sadar?" Sindirnya.

Icha mengedikkan bahunya, "kalo gue nggak sadar, gue nggak bakal ada disini sekarang."

"Maksud gue, lo sendiri nggak sadar kalo lagi ngasih harapan ke orang?"

Bel rumah tiba-tiba berbunyi membuat Icha tidak jadi membalas ucapan Hani, "buka sana, Fi. Liat siapa yang duluan dateng."

"Feeling gue sih, Shunta. Rumah Tsuyoshi kan lebih jauh," sahut Hani.

Fia segera menghabiskan minuman di gelasnya dan buru-buru membawa tasnya keluar, "aku duluan. Bye!"

Hani dan Icha hanya mengangguk, "menurut lo, siapa yang barusan?" Tanya Hani.

"Nggak bisa nebak sih, kayaknya Tsuyoshi. Liat aja siapa yang dateng nanti," jawab Icha.

Beberala menit kemudian, bel pintu kembali berbunyi, "ambil tas sekalian, kita berangkat sekalian," ujar Hani pada Icha lalu mendahuluinya keluar.

Ketika Hani membuka pintu, ada seseorang yang sedang berdiri membelakanginya,  "Shunta?"

Shunta berbalik lalu tersenyum canggung pada Hani,  "ano.. apakah Fia ada?"

The 'Cause We Met Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang