31-RENCANA (3)

42 10 0
                                    

Liburan musim dingin baru saja datang. Coba tebak apa saja yang ada di pikiran anak klub dance.

LIBURAN.

Salahkan Koki yang tumben mengajak mereka untuk liburan ke luar negeri. Padahal biasanya mereka hanya menghabiskan liburan dengan menginap di rumah masing-masing anggota klub.

"Aah, aku tidak sabar merasakan musim panas di Indonesia!" Teriak Jean setelah mereka sepakat untuk mengunjungi pulau Bali.

"Omong-omong sekarang di Indonesia sedang musim hujan," ralat Icha.

Jean yang awalnya sedang meregangkan otot tangannya itu seketika memposisikan dirinya untuk duduk tegak, "ya, maksudku merasakan musim hujan di Indonesia."

"Apa bedanya musim hujan dan musim dingin? Bukannya sama-sama dingin?" Ujar Raku.

"Kalau musim hujan, yang turun air. Sedangkan musim dingin, yang turun salju. Paham?" Jelas Tsuyoshi.

"Tapi sama-sama dingin, kan?" Balas Raku yang masih mempertahankan ucapannya.

"Lalu—" Icha mencoba menengahi perdebatan kecil antara Raku dan Tsuyoshi tadi.

"—soal transportasi kalian akan kuurus. Kalian hanya perlu persiapkan barang-barang kalian."

Enambelas orang itu mengangguk serempak, "ah, kami beruntung memiliki bendahara sepertimu," ujar Daichi.

"Ya, harusnya kalian bersyukur memiliki aku di klub ini," Balas Icha sambil menganguk dua kali. Sepertinya saat ini Daichi menyesal karena sudah memujinya tadi.

"Kalau begitu ayo pulang! Kita berangkat besok pagi," ujar Jean.

"Kita ambil penerbangan paling pagi," tambah Jinto.

"Ah, aku masih tidak menyangka semuanya bisa berangkat," ucap Shunta.

###

"Kita besok mau nginep dimana, Cha?" Tanya Hani pada Icha ketika mereka sedang makan malam.

"Hotel," jawab Icha singkat.

"Berapa kamar?" Tanya Fia.

"Terus jadinya berapa mobil?" Tanya Febi.

"Kita ber-20 orang, mungkin lima kamar. Soal mobil, gue udah nyuruh Rion buat ngurus itu" jawab Icha.

Ketiganya mengangguk.

Ponsel Icha bergetar tanda ada telepon masuk. Ia melihat siapa yang menelponnya lalu beranjak untuk mengangkatnya.

"Kenapa lagi?"

"Galak amat, kak?" Sahut orang di seberang telepon.

"Bacot. Buruan ngomong, ada apa lagi?" Tukas Icha.

Icha dapat mendengar Rion tertawa, "ke Indonesia-nya jadi, kan? Gue ngikut sampe Jakarta ya, kak."

"Kerjaan lo kan emang cuma numpang. Cuma itu doang?"

"Iyadeh iya, sebagai balesannya, ntar gue mintain—eh, ralat, maksudnya sewain villa yang ada di Bali. Mau?"

"Palingan juga ada syaratnya."

"Kok tau?! Sekarang lo jadi cenayang, ya?"

Icha menggeleng sendiri ditempatnya, "bodo. Pokoknya gue terima tawaran lo barusan."

Lalu Icha memutuskan sepihak sambungan teleponnya.

"Lumayan nih, hemat biaya lagi."

.
.

The 'Cause We Met Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang