26-DIA DATANG

44 15 0
                                    

Hayate POV.

Hehe. Kaget karena tiba-tiba cerita ini diceritakan dari sudut pandangku?

Jujur aku juga sedang kaget karena gadis yang ada didepanku ini sekarang sedang melemparkan sebuah plastik kecil padaku, bukan plastik kosong tapi ringan, entah berisi apa.

"Cukup. Apa maumu?" Ucap gadis itu. Apa maksudnya?

Aku membuka plastik yang ia lemparkan untuk mengetahui isinya.

Hanya beberapa kertas yang sudah diremas membentuk buntalan-buntalan kecil. Aku mengambil satu kertas dan membaca tulisannya.

"Katakan, apa maumu?!" Ucapnya lagi.

Aku mengangkat satu alisku, "harusnya aku yang bertanya, maksudmu apa?"

Dia membuang muka untuk menarik napas panjang, "kertas itu, kau yang menulisinya kan?"

Aku menggeleng karena memang orang kurang kerjaan yang menulisi kertas itu bukanlah aku, "atas dasar apa kau menuduhku seperti itu?"

"Satu-satunya orang yang tau bahwa aku menyukai Koki adalah kau"

Aah. Aku ingat. Aku pernah menanyainya waktu pesta ulang tahunku waktu itu. Lalu kenapa? Bukankah banyak orang yang berpotensi mengetahui hal itu selain aku?

"Kau pikir aku tidak punya kerjaan lain selain mengurusi hidupmu?"

Dia mendengus, "siapa yang tau kalau kau memang kurang kerjaan?"

Sabar. Ini di sekolah. Tidak mungkin aku membentaknya walaupun aku sangat ingin melakukannya, "dengar, aku tidak pernah menulis surat-surat seperti itu. Lebih baik kau cari tersangka lain"

Aku berbalik lalu meninggalkannya, jujur aku penasaran dengan orang yang memberikannya surat itu. Tulisan tangannya terlihat familiar untukku.

Hayate POV end.

###

"Liburan musim dingin nanti, kau berniat pulang ke Indonesia?" Tanya Yuto pada Icha yang sedang menata se-pot bunga mawar.

"Tidak. Justru adikku yang akan menyusulku kesini" jawab Icha.

"Benarkah? Perempuan atau laki-laki?"

Icha menghentikan pekerjaannya sebentar untuk menatap Yuto, "laki-laki. Kenapa memangnya?"

"Aaah, kalau perempuan aku minta kau untuk mengenalkannya padaku"

"Kalaupun adikku itu perempuan, kurasa aku harus berpikir berkali-kali untuk mengenalkannya denganmu" ucap Icha sambil melanjutkan pekerjaannya.

"Jahat sekali. Omong-omong, bagaimana hubunganmu dengan Sougo?"

"Baik-baik saja"

Yuto melempar bolpoin yang ada diatas mejanya kearah Icha, dan tepat mengenai bahunya, "bukan itu maksudku"

Icha mengambil bolpoin itu dan kembali melemparkannya pada Yuto, tapi hanya melewati atas kepala laki-laki itu, "lalu maksudmu bagaimana?"

Yuto melipat kedua tangannya diatas meja dan meletakkan dagunya disana, "lupakan, biarkan berjalan dengan sendirinya"

Setelah itu keduanya diam. Sebenarnya Icha tau tentang apa yang dimaksud Yuto tadi. Tapi ia sendiri bingung dengan apa yang harus ia katakan mengenai pertanyaan itu.

The 'Cause We Met Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang