55-RAGU

36 9 4
                                    

Hari Kamis adalah jadwal klub dance untuk latihan di ruang latihan mereka di sekolah.

Tapi Sougo bilang hari ini Icha tidak ikut kesini karena ia harus pulang cepat.

Jadi hari ini mereka hanya latihan sebentar. Karena ada beberapa siswa kelas tiga di klub itu, yang artinya mereka sebentar lagi harus melaksanakan ujian kelulusan.

Melihat Shunta yang sedang pergi ke kamar mandi, Ryubi beringsut mendekati Tsuyoshi yang sedang membuka tutup botol minumnya.

"Hei, Tsuyoshi-kun."

Tsuyoshi mengurungkan niatnya untuk minum dan menatap Ryubi, "ada apa?"

Sekali lagi Ryubi menatap pintu, memastikan Shunta belum kembali, "kau ... menyukai Fia, kan?"

"He?"

Beberapa anggota yang mendengar itu ikut duduk melingkar disekitar Ryubi dan Tsuyoshi.

"Lebih baik, sebelum kau lulus, kau tembak dia dulu. Kau tau kan, Shunta juga menyukainya?"

Tsuyoshi terdiam mendengar ucapan Ryubi, "memangnya dia juga menyukaiku? Kalau dia menolakku, akan kubuang kemana wajahku?"

"Tsuyoshi-kun? Bukan masalah kalau dia menolakmu, yang penting kau sudah mengatakan hal itu," ujar Sougo.

"Kau bisa bilang seperti itu karena kau tidak tau bagaimana rasanya ingin menembak cewek," ujar Tsuyoshi yang membuat Sougo tersenyum simpul.

"Kelihatannya seperti itu, ya?"

"Tunggu," Koki mengangkat tangan kanannya, "jangan bilang kalau ku sudah-"

"Yapp," potong Sougo, "asal kau menembaknya tidak didepan teman-teman, dan kau tidak mengatakan apapun, mereka tidak tahu kalau kau sudah pernah menembaknya."

"Wah, ternyata Sougo sudah pernah ditolak, ya," ejek Hyoma yang membuatnya mendapat pukulan dari Sougo.

"Nah, aku lihat waktu festival waktu itu, dan waktu itu harusnya kau memberikan coklat untuknya, kan? Tapi karena dia sedang bersama Shunta, kau tidak jadi memberikannya, kan?" Tambah Ryubi.

"Dan jangan harap Fia adalah tipe perempuan yang akan menembakmu duluan seperti Febi atau Hani," lanjut Ryubi.

Tanpa sadar kalau Shunta sudah kembali dari kamar mandi sejak ucapan Sougo yang terakhir.

"Ah, teman-teman, aku pulang duluan, ya-!" Pamit Shunta sambil menyambar tasnya dan memakai sepatunya, kemudian ia keluar tanpa menoleh lagi.

"Gawat! Apakah dia mendengar ucapanku tadi?" Panik Ryubi.

"Kulihat dia sudah kembali saat Sougo bilang kalau dia sudah ditolak tadi," sahut Tomoya.

"Ah, bahaya! Kalau begitu aku juga pulang duluan," ujar Ryubi lalu sedikit berlari mengejar Shunta.

.

Shunta's POV.

Aku berjalan cepat menyusuri jalan yang biasa kulewati saat pulang sekolah.

Kupikir dengan bercerita pada mereka, lalu mereka akan mendukungku. Ternyata aku salah.

"Haah, rupanya semestapun tak pernah berpihak padaku."

Di ujung jalan, aku melihat seseorang yang kukenal. Hei, bukannya Sougo bilang dia harus pulang cepat?

Omong-omong Icha tidak sendirian, tapi dengan seorang cowok dengan seragam yang sama sepertiku.

The 'Cause We Met Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang