54-MASA LALU.

32 9 8
                                    

Hani sengaja mengajak Fia duduk di ruang tengah sambil menunggu Icha pulang dari kerja karena ada yang ia rencanakan.

"Emangnya mau ngomong apaan sih, Han?" Tanya Fia sambil memencet-mencet remot televisi di tangannya.

Hani sedikit tersenyum miring, tapi Fia tidak menyadarinya, "nanti aja nunggu Icha."

Fia hanya mengangguk sambil kembali memainkan remotnya.

"Soal-"

"Tadaima," seru Icha sambil meletakkan sepatunya dalam rak.

"Tuh dateng, tunggu dia ganti baju aja dulu," ujar Hani.

Fia berdecak pelan, "Cha, kamu bisa kesini bentar, nggak?"

Icha mengangkat salah satu alisnya, "ada apaan?"

"Bentar aja, Hani mau ngomong sesuatu," ujar Fia sambil tangannya membuat gestur menyuruh Icha mendekat.

Dengan pelan, Icha kembali menenteng tasnya dan ikut duduk bersama Fia dan Hani, "terus?"

"Terus apa, Han?" Tanya Fia pada Hani.

"Jadi ... gue ada rencana buat nembak Koki," jawab Hani.

"Kayak Febi gitu? Nggak takut Koki-nya kayak Jyutaro?" Sahut Icha.

"Emang Jyutaro kenapa?" Tanya Fia.

Icha menghela napas panjang, "dia kan nerima Febi karena kasihan, gue takutnya kalo Koki juga kayak gitu."

"Loh? Terus sekarang Jyutaro sama Febi gimana?" Tanya Fia lagi.

"Kudet banget, sih? Ya mereka putus lah, emangnya ada hubungan yang awet karena terpaksa?" Jawab Icha.

"Kok kalian malah ghibahin Febi, sih?! Dia kan nggak ada hubungannya sama ini," sewot Hani.

Ada. Andai Hani nggak ngejar-ngejar Koki terus, dan ngasih kesempatan buat Jyutaro deketin dia, Febi nggak mungkin jadian sama Jyutaro.

"Yaudah, terus maunya apa? Kalo mau nembak, ya tembak aja, nanti kalo udah jadian, baru diumumin," ujar Icha.

"Gini, niatnya gue mau ngajak dia ketemuan malam ini juga, karena ini belum malem banget," jelas Hani.

"Lo udah bilang ke dia?" Tanya Icha.

Seketika Hani teringat sesuatu, "oh ya, tadi gue chat, bentar gue liat dulu," ujar Hani sambil mengecek ponselnya.

"Bingo-! Dia mau, dong! Jam sembilan katanya, di kafe MoonBlack," Hani menunjukkan ponselnya pada Fia dan Icha.

"Bagus dong, buruan siap-siap sana," ujar Fia.

"Kalian temenin gue, please?"pinta Hani.

"Hah? Ngapain? Lo minta kita jadi nyamuk, gitu?" Sambar Icha.

"Please? Gue nggak mungkin kesana sendirian."

Fia dan Icha saling berpandangan dan melempar kode masing-masing ... tapi sepertinya mereka salah tangkap.

"Oke."

"Nggak, deh."

Dua jawaban berbeda yang padahal mereka berdua kira memiliki pemikiran yang sama. Lalu keduanya kembali berpandangan, kali ini dengan kedua alis yang sama-sama berkerut.

"Jadi? Nggak mungkin gue nyuruh Fia doang nemenin gue."

Icha menyerah. Setelah menghela napas yang cukup panjang, ia akhirnya mengangguk tanda menyetujui rencana awal Hani.

###

"Ini kan, kafenya?" Tanya Fia sambil membaca nama kafe dihadapannya.

The 'Cause We Met Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang