48-FESTIVAL

32 12 0
                                    

Setelah banyak persiapan, latihan dan sebagainya, dua minggu itu terasa sangat cepat.

Akhirnya, kemarin sore semua siswa lembur untuk menghias dan mendekorasi kelas mereka masing-masing, dan sekarang setiap kelas sudah siap untuk merayakan festival ulang tahun sekolah ini.

Tepat pukul delapan pagi, kepala sekolah selesai menyampaikan sambutannya untuk kegiatan ini, dan semua siswa dipersilakan untuk kembali ke kelas mereka masing-masing.

"Kalian! Cepat bagikan brosur, supaya ada yang menonton drama kita nanti!" Ujar Juri pada beberapa siswa yang tidak mendapat peran untuk drama.

"Lalu kalian, ganti pakaian kalian di tempat yang sudah disediakan, ya," ujar Juri pada siswa yang mendapat peran.

Juri sendiri kemudian membaca kembali naskah drama di tanganya, "mereka sudah latihan dengan baik. Semoga ini berjalan dengan lancar."

.

"A~zu~ra~" panggil seseorang kepada gadis pemeran utama yang sedang merias diri didepan cermin.

Yang merasa dipanggil menoleh, "ada apa?"

"Boleh aku minta tolong sesuatu?" Ujarnya sambil menahan senyuman miring di bibirnya.

###

"Teman-teman, kalian siap?" Ujar ketua kelas 2-B kepada teman-temannya yang mendapat giliran untuk tampil.

"Siap. Aku masih menyayangkan Koki tidak mau ikut," ujar Mio sedikit kecewa.

"Ah sudahlah, mungkin dia juga repot karena klubnya sendiri," ujar Hani.

"Dia lebih memilih klubnya daripada kelasnya sendiri," sungut Mio.

.

Fia sedang memanaskan penggorengan ketika Shunta tiba-tiba menoel lengan kirinya.

"Apa?"

"Lebih baik kau ikut aku menyebarkan brosur diluar daripada menggoreng, sekalian menengok kelas-kelas lain," bisik Shunta.

"Memangnya boleh?" Balas Fia sedikit tertarik.

"Boleh kalau tidak ketahuan," ujar Shunta sambil perlaham menarik tangan Fia agar keluar dari kelas tanpa ketahuan.

"Nah, sekarang kau mau kemana dulu?"  Tanya Shunta setelah mereka sudah cukup jauh dari kelas.

"Terserah. Aku mengikutimu saja," jawab Fia.

"Oke, kita coba ke lapangan dulu, sekalian mencari kelas yang menarik," ujar Shunta sambil kembali menarik tangan Fia.

.

"Kau ... yakin kita akan menggunakan karakter ini?" Tanya Febi sedikit ragu pada Ryubi yang baru saja memberikannya satu set kostum.

"Itu lebih baik daripada kau tetap menggunakan seragam sekolah. Lagipula, kalau kau tidak cocok, itu salahmu juga kan. Hari itu kau memilih untuk pergi dengan Jyu-kun daripada mencari kostum," sungut Ryubi.

"Menyebalkan. Tapi kan kau bisa tanya padaku dulu, kira-kira karakter apa yang cocok denganku," ujar Febi.

"Aah, terserah kau. Kalau tidak mau pakai juga tidak masalah," ujar Ryubi sambil berlalu meninggalkan Febi.

The 'Cause We Met Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang