28-MENGGANGGU

49 12 0
                                    

Icha POV.

Ini gila! Aku bisa gila karena terus-terusan mikirin ucapa Rion tadi. Mana mungkin aku pulang ke Indonesia?

Disini aku sibuk mengamati bagaimana cara Jyutaro membidik dengan kameranya, serta bagaimana cara Febi mengamati Jyutaro disampingnya.

Rupanya dia sudah mendapat foto yang bagus karena saat ini mereka sudah berjalan menghampiriku yang daritadi tidak melakukan apapun.

"Maaf aku tidak membantu" ucapku pada mereka.

"Tak apa" jawab Jyutaro.

"Coba lihat! Hasilnya lumayan bagus" ujar Jyutaro sambil memperlihatkan kameranya padaku dan Febi.

Di foto itu hanya didominasi oleh warna khas langit malam hari dan warna putih. Bulan seakan ada dua karena pantulan air danau. Foto yang cantik.

"Hasilnya bagus!"seru Febi.

Sedangkan aku hanya mengangguk sebagai arti bahwa aku menyetujui ucapan Febi.

"Cha, kamu kenapa?" Tanya Febi setelah mungkin melihatku tidak banyak bicara.

Aku menggeleng, "nggak mood aja"

"Ah, ini sudah cukup malam. Omong-omong tadi Febi sudah memberitahuku bahwa adikmu belum mendapat tempat menginap"

Febi ember, batinku.

Sedangkan Rion yang daritadi berada dibelakangku sekarang mencuatkan kepalanya, "iya, iya! Apa ada yang mau menampungku?"

Sontak aku menjitak kepalanya dengan tangan kananku, "nggak! Kamu pantasnya di teras rumah"

"Kakakku jahat. Tolong aku" rengek Rion pada Jyutaro.

Aku mendengus, harusnya aku yang minta tolong karena punya adik laknat yang selalu bersikap kekanakan padahal usianya hanya terpaut satu tahun denganku.

"Ada" sialnya Jyutaro mengangguk menjawab pertanyaan Rion tadi.

"Siapa?" Tanya Rion antusias.

"Satu-satunya anak klub dance yang tinggal sendirian di apartemen adalah Koki"

Sial lagi! Kenapa harus anak itu?!

"Oke! Apakah dia mau menampungku?" Tanya Rion lagi.

Jyutaro sempat melirik kearahku sebelum menjawab pertanyaan Rion, "tentu dia mau"

Tunggu. Hanya perasaanku atau memang tadi dia sempat mengeluarkan senyum iblis beberapa detik?

Rion sudah sibuk meninju angin sambil beberapa kali mengejekku dengan cara menjulurkan lidahnya.

"Bocah" ejekku.

"Ah, tapi semua pakaianku masih dirumah kakakku" ucap Rion sok sedih.

"Jangan memintaku mengantarkanmu, aku sendiri tidak tau dimana apartemennya. Lagipula ini sudah malam" ujarku ketus.

Rion kembali merengut kearah Jyutaro, "bagaimana ini?"

Sial yang ketiga kalinya, Jyutaro mengangguk sambil tersenyum, "biar kuantarkan"

"Aah, aku berharap punya kakak sepertimu" ucap Rion sambil tersenyum. Aku tau dia barusan menyindirku, tapi memangnya kenapa? Toh, nyatanya kakaknya adalah aku.

.

Jadi, singkat cerita kami memutuskan pulang. Tentu diikuti Jyutaro yang berjanji ingin mengantarkan Rion ke apartemen Koki.

The 'Cause We Met Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang