11-TSUKI GA KIREI

66 19 0
                                    

FEBI POV

Barusan Sougo keluar dari rumah dan memberitahu kami bahwa Icha sudah pulang diantar Koki. Hei, apa maksudnya ia meninggalkan kami disini?

"Lalu kita ditinggal disini?" tanyaku pada Sougo.

Sougo mengangguk, "lebih baik kalian menginap disini malam ini. Hayate-kun sudah menyiapkan sebuah kamar"

"Nggak, aku ingin pulang juga" ucapku kesal sambil mengentakkan kaki.

Aku tidak mempedulikan Hani dan Fia, kemudian mengambil tasku dan berjalan keluar mencoba mencari Icha. Aku berjalan kearah yang berlawanan dengan saat kami pertama kerumah Hayate. Untung tidak terlalu gelap karena banyak lampu jalan yang masih berpendar.

Namun aku merasa seperti ada yang mengikutiku dibelakang. Aku mencoba mempercepat langkahku, tapi orang itu juga ikut mempercepat langkahnya.

Dalam drama korea yang sering kutonton, jika seperti ini biasanya aku harus menoleh kebelakang, kemudian tidak menemukan apa-apa dibelakang. Aku takut jika aku melakukan hal itu juga, maka orang yang mengikutiku akan melakukan hal jahat padaku.

Akhirnya aku menoleh secara tiba-tiba dan bersiap akan teriak apapun yang penting keras dan akan terdengar. Tapi orang itu membekap mulutku lebih cepat sebelum aku sempat berteriak.

Aku mencoba menendang kakinya tapi aku menemukan kakinya. Sampai akhirnya dia bersuara.

"Hei hei, ini aku!" ucapnya geram.

Laki-laki? Sepertinya anak muda seumuranku. Aku membuka mata dan melihat siapa yang sudah berani membuntutiku dan membekap mulutku.

Eh? Anak klub dance?

"Siapa kau?" bodoh memang, padahal aku sudah tau dia adalah anggota klub dance.

"Aku Ryubi. Kupikir kau sudah mengenalku" dia melepaskan tangannya dari mulutku lalu menyilangkannya didepan dada.

Aku menggeleng. Apa pentingnya mengenal dia?

"Lalu mengapa kau mengikutiku?" sekarang aku menirukan gayanya menyilangkan kedua tanganku.

"Kupikir juga, kau adalah orang yang tidak tau jalan pulang, jadi aku berinisiatif untuk menemanimu"

"Aku tidak butuh kau temani" aku menjawabnya dengan jutek. Aku benci ketika seseorang meremehkanku seperti ini.

"Benarkah? Lalu dimana Icha yang kau cari tadi? Ketemu kah?" ucapnya semakin menjengkelkan.

Aku sadar aku memang tersesat. Bahkan daritadi juga aku belum bertemu dengan satu orang pun dijalan. Aku mencoba mengacuhkannya dan kembali berjalan.

Dia menyejajarkan langkahnya denganku. Lalu ketika sudah sejajar, dia tiba-tiba menyentuh kedua pundakku dan memaksaku untuk berbalik arah, "biar kuberitahu, harusnya kau belok kanan pada perempatan terakhir tadi"

Hei, memang dia tahu rumahku dimana?

"Dan sepertinya sekarang sudah tidak ada kereta yang menuju rumahmu yang masih beroperasi, lebih baik kau menginap dirumah Hayate malam ini" ujarnya lagi.

Benar-benar mengesalkan. Lalu aku harus apa? Aku masih berdiri diam ditempat. Entah harus kembali kerumah Hayate atau nekat pulang kerumah.

"Biar kuberitahu lagi, disini area yang lumayan angker untuk perempuan. Dan setelah ini aku tak mau lagi menemanimu" ancam Ryubi.

Sialan! Mau tidak mau aku harus mengikutinya ketika dia mulai berjalan meninggalkanku. Aku bisa melihat ia menyeringai menang ketika melihatku mengikutinya.

Dasar!

FEBI POV END, CHANGED TO ICHA POV

Suasana ini canggung! Sejak keluar dari rumah Hayate, sampai saat ini-kami sudah turun dari kereta-, Koki sama sekali tidak mengatakan apapun.

Jujur saja kepalaku masih sedikit pusing karena batu sialan yang mengenaiku tadi.

Tiba-tiba Koki menarik tanganku dan menyuruhku duduk disebuah bangku, "biar kubelikan minum sebentar"

Hei apa dia baru tahu kalau aku haus sejak tadi?

Aku mengangguk dan Koki meninggalkanku untuk membeli minum di minimarket. Eh, memang dia tau aku suka minum apa? Ah bodoamat lah, dia sudah mau membelikanmu minum saja sudah bersyukur.

Tidak lama Koki keluar dengan menenteng dua botol minuman dingin dan menghampiriku, "maaf, aku tidak tanya kau mau minum apa"

"Tak apa. Terimakasih" aku mengambil botol yang ia sodorkan dan meminumnya.

Dia ikut duduk dibangku sebelahku dan menopangkan kedua tangannya di pegangan bangku lalu menatap langit.

"Koki-kun, apa aku tidak merepotkanmu?" ucapku pelan.

Aku bisa melihat Koki menggeleng pelan, "jarang sekali aku melihat langit malam dari luar rumah seperti ini. Bulannya indah, ya?"

Tsuki ga kirei.

Aku mengangguk menyetujui ucapan Koki. Memang malam ini bulannya purnama dan indah. Kurasa aku mulai betah disini. Jadi aku ikut memandangi bulan itu.

Saat ini Koki sedang melihatku, aku tau karena aku melihatnya dari sudut mataku, "kenapa kau memandangiku seperti itu?" tanyaku tanpa mengalihkan pandanganku dari bulan.

"Entah, mungkin karena disini ada dua purnama juga"

Refleks aku menatap Koki tidak percaya. Dua purnama? "Apa maksudmu dengan dua purnama?"

Koki terkekeh, "kedua bola matamu indah dan jernih, kupikir itu sama indahnya dengan bulan malam ini"

Aku tertawa dan memukul pelan lengan Koki, "padahal dua bola matamu lebih indah daripada punyaku" ucapku sambil menunjuk pangkal hidungnya.

Koki berdecak dan menarikku agar berdiri dan menyeretku, "karena udara malam tidak begitu baik, lebih baik sekarang kita pulang, rumahmu tidak jauh lagi, kan?"

"Ya! Dan sebenarnya kau bisa meninggalkanku disini saja, rumahmu tidak melewati rumahku, kan?"

"Besok ... Jadi kencan?" ucapnya mengubah topik secara tiba-tiba.

Aku berhenti, "kau masih memikirkan hal itu?" ucapku tidak percaya.

Dia berbalik menghadap aku kembali, "tentu, itupun jika kau mau. Lagipula jika aku tidak memenuhi dare sialan itu, aku pasti akan selalu diolok-olok oleh teman-temanku"

Aku tertawa mendengar omelannya, "baiklah. Kau sampai sini saja, jemput aku jam 9 besok. Jika telat, aku kembali masuk rumah" aku berlari meninggalkannya sebelum sempat mendengar responnya.

"Aku akan menjemputmu jam 8! Jika kau tidak keluar rumah maka akan kutinggal!" aku bisa mendengarnya berteriak. Aku tau dia pasti menangkupkan kedua tangannya didepan mulutnya untuk berteriak sekencang itu.

Aku berbalik sebentar dan melihat Koki masih ditempatnya. Aku mengangguk, dan Koki juga balas mengangguk. Aku kembali berjalan tanpa menoleh kearahnya lagi.

___________________________

ありがとう.

The 'Cause We Met Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang