Kalau Icha memiliki rencana untuk menjauhkan Saka dari Jepang, begitu juga dengan Saka yang lebih ingin menjauhkan Icha dari keluarganya.
Hari ini Saka sudah menyiapkan sesuatu yang bisa membuat gadis itu dijauhi oleh teman-temannya.
Ia sudah tidak lagi menganggap Shunta sebagai ancaman karena laki-laki itu sangat mudah untuk diancam balik.
Dan tentang ayahnya yang sudah mengetahui posisi Icha, tentu saja ada campur tangan Saka disana. Tentu saja hal itu akan lebih memojokkan gadis itu.
"Kasihan banget sih. Ini bukan salah lo, tapi yang jadi korban itu lo," Saka membolak-balik setumpuk uang yang ia pegang daritadi.
Malam ini ia sudah mengetahui jadwal ke-tiga teman Icha. Dan kebetulan yang bernama Hani dan Fia pulang dari bekerja pukul setengah sembilan malam, dan karena letak tempat kerja mereka yang dekat, mereka sering pulang bersama.
Dua orang laki-laki berjalan pelan mendekati Saka yang sekarang mulai tersenyum miring.
"Sesuai yang aku katakan di telepon tadi," Saka memberikan uang yang ia pegang tadi ke salah satunya.
Orang itu hanya mengangguk dan menyimpan uang itu dalam saku jaketnya.
Saka segera menunjuk ke arah Hani dan Fia saat mereka sudah terlihat berjalan bersama, "itu mereka. Dan jangan lupa perintah utamaku."
Lagi-lagi dua orang itu mengangguk dan mulai mendekati Hani dan Fia.
Tentu saja dua gadis itu langsung waspada ketika ada orang tidak dikenal yang mendekati mereka.
Saka memang tidak sebodoh itu. Ia sudah meyakinkan dirinya sendiri kalau sebentar lagi akan ada anggota klub dance itu yang lewat jalan ini.
"Kalian kenapa berani pulang malam-malam di jalan sepi begini, huh?" tanya salah satu orang suruhan Saka.
"Han, biasanya disini aman-aman aja. Kenapa sekarang ada om-om gini? Aku takut," lirih Fia.
"Mungkin hari ini kita lagi sial, Fi. Abis ini kita lari aja, biar aman," ujar Hani yang disetujui oleh Fia.
"Oi, Kishii, kau ambil gadis yang menggunakan hoodie hijau itu. Yang satunya biar jadi urusanku," ujar laki-laki lain dengan tatapan yang masih tertuju pada Hani dan Fia.
"Fi, lari Fi!" teriak Hani karena merasa situasi semakin menakutkan.
Sayangnya mereka terlambat. Pergelangan tangan mereka sudah berhasil dicekal sebelum mereka sempat melarikan diri.
"Kalian mau kemana, huh?"
"T-tolong lepaskan kami," lirih Fia.
Saka tersenyum miring ketika melihat dua orang yang sedang berjalan menuju ke arah Fia dan Hani.
"O-oi!" teriak salah satunya.
Satu orang yang lain baru menyadari arti teriakan itu ketika ia sedikit menyipitkan matanya dan menatap lurus ke depan.
Keduanya kemudian berlari menghampiri dua gadis yang masih dalam cekalan kedua laki-laki itu.
Ini memang sesuai dengan rencana yang Saka maksud.
Tomoya yang sudah sampai terlebih dahulu mencoba melepaskan dua gadis itu dari cengkeraman di pergelangan tangan mereka.
Saka memutuskan pergi dari tempat itu. Lagipula untuk apa mengamati mereka. Ia hanya perlu menunggu hasil kerja orang-orang itu.
Sedangkan Reo yang sedikit lambat langsung menarik salah satu laki-laki itu agar melepaskan cengkeramannya.
"Kalian siapa, huh!?" tanya Reo yang sekarang sudah mencengkeran kerah salah satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The 'Cause We Met
Teen Fiction[SLOW UPDATE] "Jadi kalian semua minggat juga?" -Icha. "Aku capek dirumah, semua nggak ada yang peduli sama aku. Jadi lebih baik aku pergi dari rumah" -Fia. "Iya, mereka juga nggak peduli sama yang aku inginkan. Mereka nggak pernah jadi remaja mung...