Sudah diputuskan. Hari ini Tsuyoshi ingin berbicara dulu dengan Shunta tentang Fia. Maka dari itu, sebelum Shunta datang, Tsuyoshi sudah menunggunya didepan kelas Shunta.
"Eh?" Shunta tersentak ketika Tsuyoshi tiba-tiba menyeretnya tanpa membiarkan Shunta meletakkan tasnya dulu.
"Begini," Tsuyoshi melepaskan Shunta ketika mereka sampai di lorong yang sepi, "aku yakin kau sudah dengar percakapanku dengan Ryubi kemarin."
Shunta mengangguk.
"Tentang Fia-"
"Ini kesempatanmu," potong Shunta, "kalau kau ingin menembaknya, lakukan secepatnya. Jangan hiraukan aku."
"He?"
Shunta menghela napas panjang, "percuma saja walau aku sekelas dengannya, bahkan duduk disampingnya, kalau dia selalu melihat kearahmu."
"Maksudmu?"
"Yahh," Shunta memalingkan wajahnya, "kau tidak perlu mengerti rasanya jadi aku. Jadi cepatlah tembak dia."
Tanpa menunggu ucapan Tsuyoshi selanjutnya, Shunta segera berlari kecil ke kelasnya meninggalkan Tsuyoshi yang justru menjadi semakin bingung sekarang.
"Ternyata semakin banyak berbicara dengan orang lain, membuatku semakin bingung," gumam Tsuyoshi sedikit menyesal.
###
Alasan kenapa Febi mau-mau saja menyanggupi perintah Ryubi untuk mengajak Fia ke rooftop saat istirahat makan siang hari ini?
Kalian ingat ketika Ryubi memergoki Febi yang diam-diam mengambil foto Jean dan Tomoya saat dia pulang dari pekerjaannya sebagai penjaga perpustakaan kota waktu itu?
Yah, kurasa itu cukup untuk mengancam Febi agar bisa membantunya melancarkan rencanyanya.
Sebenarnya di sisi yang lain, Ryubi masih merasa bersalah pada Shunta karena justru seakan tidak mendukungnya. Tapi apa boleh buat.
"Kamu tumben cuma ngajakin aku doang makan siang di rooftop?" Tanya Fia ketika keduanya sudah sampai di rooftop.
"Ah, iya! Makan siang, ya! Aku lupa, bekal makanku masih dikelas! Aku ambil ke kelas dulu, ya. Kamu tunggu disini bentar aja, jangan kemana-mana," ujar Febi yang langsung berbalik meninggalkan Fia.
"Nah, ini waktumu untuk keluar dan menemuinya," ujar Ryubi yang sedang bersembunyi dengan Tsuyoshi dibalik dinding.
"Lalu tentang Shunta?" Tanya Tsuyoshi.
Ini membuat Ryubi kembali menundukkan kepalanya, "dia bukan orang yang egois. Kurasa dia akan baik-baik saja."
"Tapi-"
"Ah, sudahlah, cepat lalukan," ujar Ryubi sambil mendorong bahu Tsuyoshi agar keluar dari tempat persembunyiannya.
Suara gesekan antara sepatu Tsuyoshi dan lantai rooftop membuat Fia menoleh.
"A-ano, hai," ujar Tsuyoshi sambil melambaikan satu tangannya. Sedangkan Fia hanya memiringkan kepalanya bingung.
"Ya?"
Tsuyoshi menghembuskan napas panjang sebelum akhirnya melangkah mendekati Fia.
"Yah, begini," Tsuyoshi memberi jarak sekitar dua meter antara dirinya dan Fia, "kalau misal jawabanmu setelah ini adalah 'tidak', kumohon jangan menjauhiku, ya?.
"Eh? Memangnya ada apa?"
Entah sejak kapan Febi sudah ikut mengintip disebelah Ryubi, "kalau dia ditolak, apa kau akan kembali mengajukan Shunta?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The 'Cause We Met
Teen Fiction[SLOW UPDATE] "Jadi kalian semua minggat juga?" -Icha. "Aku capek dirumah, semua nggak ada yang peduli sama aku. Jadi lebih baik aku pergi dari rumah" -Fia. "Iya, mereka juga nggak peduli sama yang aku inginkan. Mereka nggak pernah jadi remaja mung...