Di hari yang baru ini, seluruh kelas diberi waktu bebas untuk mempersiapkan kelas mereka dalam acara festival sekolah yang tinggal sebentar lagi.
Kelas 2-A.
"Kelas kita akan mengadakan drama untuk festival nanti. Jadi, bagaimana cara kita menentukan drama yang akan kita mainkan?" Ujar Juri selaku ketua kelas di kelas tersebut.
"Yang mudah saja. Seperti Romeo dan Juliet," usul Rikka.
"Ah itu sudah mainstream. Bagaimana kalau cari drama lain?" Tolak Juri.
"Aku rasa kalau pakai Romeo dan Juliet dengan sedikit perubahan itu bagus juga," ujar Hinata.
"Hmm ... boleh. Sebenarnya justru kita sudah sering menonton pertunjukan Romeo dan Juliet kan? Harusnya tidak sulit untuk menghapalkannya," usul gadis lain.
"Dan ingat, waktu kita hanya dua minggu saja."
Juri terpojok. Ia juga tidak bisa mencari judul drama lain di otaknya.
"Atau kita buat drama sendiri? Menggunakan nama-nama asli kita, jadi tidak perlu menghapal nama," ujar Saka dari belakang.
"Ide bagus. Kau bisa membuat naskahnya?" Tanya Juri penuh harap pada Saka.
Saka mengangguk pertanda ia menyanggupinya. Juri dapat bernapas lega karena ada yang bisa diharapkan dikelas ini.
Tentu tanpa ia tahu apa maksud Saka yang sebenarnya.
Kemudian mereka menggunakan sebuah kertas yang sudah ditulisi nama-nama siswa di kelas itu untuk pemilihan pemeran drama tersebut.
.
Di kelas lain, 2-B.
"Pertunjukkan musik yang akan kita berikan dua minggu lagi sebenarnya mudah. Kurasa hanya bernyanyi itu tidak sulit. Benar, kan?" Ujar Mio.
"Tentu. Kelas kita memiliki banyak siswa yang bisa bermain gitar dan bernyanyi," tambah Nao.
"Koki-kun, kau mau kan, berpartisipasi?" Tanya Mio pada Koki.
Koki menggeleng, "aku tidak mau."
"Hee-? Memangnya kenapa?"
Koki berdiri dari kursinya, "pertama, aku harus bersiap untuk pertunjukkan klubku sendiri. Dan yang kedua, aku memang hanya tidak mau," ujarnya sambil berjalan keluar dari kelas.
"Aah, padahal pasti akan ramai kalau dia mau ikut bernyanyi," ujar Mio kecewa, "oh ya, Hani, kau ikut klub musik, kan? Mau ikut berpartisipasi?"
Mau tidak mau Hani mengangguk menyetujui ucapan ketua kelasnya itu.
.
Di kelas sebelahnya, 2-C.
"Yosha! Kita harus membuat kue dan minuman yang enak untuk menarik banyak pembeli!" Seru Yuta yang merupakan ketua kelas 2-C sambil mengepalkan tangan kanannya keatas.
"Semua siswa ikut berjaga stand?" Tanya Shunta.
"Mungkin beberapa nanti menyebarkan brosur di luar, dan sisanya akan menjadi pelayan dan koki."
"Ah, aku ingin menjadi penyebar brosur saja, bisa sambil jalan-jalan," keluh Shunta lirih sambil menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya.
.
1-A
"Sudah ditentukan siapa yang akan ber-cosplay, kan? Kalau begitu kita tinggal membereskan meja dan kursi saja dua minggu lagi," ujar ketua kelasnya di mejanya sendiri sambil menumpukan dagunya dengan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The 'Cause We Met
Teen Fiction[SLOW UPDATE] "Jadi kalian semua minggat juga?" -Icha. "Aku capek dirumah, semua nggak ada yang peduli sama aku. Jadi lebih baik aku pergi dari rumah" -Fia. "Iya, mereka juga nggak peduli sama yang aku inginkan. Mereka nggak pernah jadi remaja mung...