Hari Minggu pagi ini, rumah akan ditinggal oleh semua penghuninya.
Fia? Tentu dia bekerja.
Icha? Entah kenapa semalam Sougo tiba-tiba mengajaknya pergi. Dan karena kaki sudah lebih baik setelah tiga hari kejadian itu, Icha mengiyakan ajakan Sougo.
Hani? Nah, sepertinya dia yang dengan senang hati menyanggupi permintaan Hayate untuk bertemu di kafe dekat rumahnya.
"Wah, kue di kafe ini sepertinya enak," ujar Hani setelah kue coklat pesanannya tiba di meja.
Hayate masih pada posisi awal meskipun dihadapannya sudah ada secangkir coklat panas khas kafe ini.
"Hentikan," ujar Hayate tiba-tiba dan membuat Hani berhenti mengamati kuenya.
"Kenapa?"
Hayate berdecak pelan sambil menggeleng, "bukan hentikan aktivitasmu mengamati kuemu, tapi hentikan menyuruh orang untuk mencelakai Icha."
"Kau pikir ... aku yang mencelakainya?" Ujar Hani dingin.
"Kau pikir aku punya tuduhan lain? Aku sudah bersusah-payah mendesak Azura untuk mengatakannya."
"Kau tahu? Yang membencinya bukan hanya aku, bisa saja banyak orang yang ingin membuatnya celaka," ujar Hani sarkas.
"Kau tahu? Yang terlihat sangat memiliki dendam padanya, hanya kau."
"Aku tidak ada dendam padanya. Aku hanya ingin Koki menjauhinya.'
"Dan kau pikir, kau bisa melakukan itu?" Tandas Hayate.
"Aku bisa, asalkan menunggu sebentar lagi," jawab Hani.
"Baiklah. Aku akan bilang pada Koki bahwa kau yang sengaja menyuruh Azura untuk mendorong Icha," ujar Hayate sambil mengaduk coklatnya.
"Memangnya dia akan mempercayaimu?"
Hayate mengeluarkan ponselnya yang daritadi dia genggam dibawah meja, "aku tidak akan mengatakan apapun tanpa bukti. Dan sepertinya kau tidak menyanggah apapun daritadi."
Kedua bola mata Hani sedikit membulat, "kau!? Biar kukatakan, aku sama sekali tidak ada urusan dalam jatuhnya Icha saat festival sekolah beberapa hari yang lalu. Sekarang hapus rekaman itu."
"Sudah terlanjur," Hayate berdiri dan bersiap pergi, "sekarang, lupakan Koki."
Hani ikut berdiri dan berusaha mengimbangi langkah Hayate. Bagaimanapun juga, ia harus menghapus rekaman sialan itu dari ponsel Hayate.
Sampai di sebuah jalan sepi dan membuat Hayate risih karena terus diikuti. Akhirnya Hayate berbalik menatap Hani.
"Jangan mengikutiku," ujar Hayate.
Hani masih diam sambil memandang ke belakang Hayate. Atau lebih tepatnya pada orang yang sedang bersiap mengayunkan sebuah balok kearah Hayate.
Karena merasa aneh, Hayate mencoba menoleh kebelakang. Sayangnya, sebelum ia sempat menoleh, sebuah balok kayu menghantam kepalanya dan membuatnya pingsan.
"Kau ... siapa?" Tanya Hani sambik mundur beberapa langkah.
Orang itu segera membuang balok kayunya dan berjongkok mengambil sebuah ponsel dari saku Hayate, "tenang, gue juga orang Indo, kok. Dan lo butuh hapus sesuatu dari handphone ini kan?" Ujarnya sambil menyerahkan ponsel Hayate.
Hani segera menerimanya dan mencari rekaman tadi lalu menghapusnya, "lo siapa?"
"Saka. Dan gue bakal bantu lo, kalau lo mau deketin Koki sekaligus menyingkirkan Icha. Dan gue juga yakin kalo lo sama sekali nggak pernah nyuruh Azura buat dorong Icha."
KAMU SEDANG MEMBACA
The 'Cause We Met
Teen Fiction[SLOW UPDATE] "Jadi kalian semua minggat juga?" -Icha. "Aku capek dirumah, semua nggak ada yang peduli sama aku. Jadi lebih baik aku pergi dari rumah" -Fia. "Iya, mereka juga nggak peduli sama yang aku inginkan. Mereka nggak pernah jadi remaja mung...