33-MAMA?

51 12 0
                                    

"begini, setelah dari sini, kita berangkat ke pura. Kalian, jangan ngomong kasar ataupun mengumpat, sebenarnya disini suasananya masih sangat sakral." Jelas Icha setelah mereka selesai sarapan.

"Hei, kenapa tidak memperingati sejak tadi?" Sahut Hyoma.

Icha hanya mengedikkan kedua bahunya, "aku lupa."

"Kita mau ke pura mana?" Tanya Febi.

"Pura besakih. Kalian tahu, kan," ucap Icha pada Febi, Hani, dan Fia.

Ketiganya mengangguk yang berarti sudah tahu tentang pura tersebut.

"Kalian tetap berada dibelakangku. Jangan membuat jarak terlalu jauh," instruksi Icha.

Semuanya mengangguk lalu masuk ke mobil untuk melakukan perjalanan.

Pura Besakih adalah salah satu pura terbesar di Bali. Mereka sibuk berfoto untuk sekedar dipamerkan kepada keluarga atau teman yang tidak sempat pergi liburan.

"Ichaa, ayo foto!" Teriak Febi pada Icha yang sedang duduk bersandar di sebuah kursi.

"Nggak, makasih. Panas," jawabnya sambil mengipaskan tangannya.

"Ayolah! Kapan kita foto berdua?" Teriak Febi lagi.

"Kapan-kapan saja, kalau tidak sepanas ini."

Bukannya mencari tempat lain, Febi justru menarik tangan Jyutaro dan duduk disebelah Icha, "aku nggak mau tau."

Icha memutar kedua bola matanya dan membuang muka kearah yang berlawanan dengan Febi.

Tanpa banyak bicara, Jyutaro mengambil beberapa foto 'terpaksa' itu. Setelah mendapat foto yang bagus, Jyutaro menurunkan kameranya dan tersenyum sambil mengangguk ke arah Febi.

"Terimakasih!" Ucap Febi kepada Jyutaro.

"Kamu ikut kita, nggak?" Tawar Febi pada Icha.

"Nggak. Gue disini aja. Panas."

"Oke, kutinggal, ya," pamit Febi lalu menggandeng lengan Jyutaro pergi dari tempat itu.

Icha masih diam disana. Karena lama-lama bosan, ia memutuskan untuk mengambil ponselnya dan mencari aplikasi yang menarik perhatiannya.

Ada beberapa panggilan tak terjawab dari nomor yang tidak ia simpan. Bahkan ia tidak ingat pernah memberikan nomornya ke orang lain.

Tanpa mau memikirkan siapa yang menelponnya, ia beralih ke aplikasi Instagram. Beberapa notif masuk, ada Febi yang belum lama men-tag dia, mungkin Febi memposting foto yang barusan.

Ia menutup aplikasi itu dan ada telepon masuk dari nomor yang sama dengan tadi lagi. Icha menggeser tanda hijau yang berarti ia memilih untuk mengangkat telepon itu.

Ponselnya ia arahkan di telinganya, tapi ia tidak mau bersuara duluan.

"Halo?"

Suara lembut yang terdengar familiar itu seketika membuat Icha terdiam.

"Icha, kan?" Ulang suara dari telepon.

"Mama?"

###

"Setelah ini kita mau kemana?" Tanya Jean.

"Makan siang lalu pulang," ujar Hani

"Loh? Pulang?"

Hani mengangguk, "iya, kita lanjutkan besok saja."

"Aku capek. Mau tidur," rengek Febi.

"Ah, padahal ingin jalan-jalan lagi," ujar Raku.

"Lebih baik istirahat dulu. Kalian pasti tidak istirahat cukup semalam," sahut Fia.

Yang lain mengiyakan ucapan Fia barusan yang berarti mereka memang tidak istirahat dengan cukup semalam.

Akhirnya mereka setuju untuk kembali ke villa. Karena hanya ada dua kamar mandi di villa itu, rebutan pun tidak bisa dielakkan.

"Cowok itu biasanya jorok. Jadi biar aku dulu yang mandi!" Teriak Febi saat rebutan kamar mandi dengan Ryubi.

"Aku bukan cowok jorok seperti yang kau bilang. Lagipula aku duluan yang menunggu kamar mandi ini,"  balas Ryubi.

"Tapi harusnya ada istilah ladies first, jadi aku duluan!"

"Tidak ada istilah itu di kamusku,"

"Tapi ada di kamusku!"

"Kalian berisisk! Tidak bisakah aku mandi dengan tenang?!" Teriak Tomoya dari dalam kamar mandi.

"Diam!" Teriak Febi dan Ryubi bersamaan.

"Awas aja kalo kalian sampai jodoh," ucap Tomoya pelan.



___________________________________

Cuma dikit karena—

AKU LUPA KALO INI TANGGAL 22, DAN SEMPET LUPA KALO INI HARI ULTAHNYA RYUBI, HUHU T.T

Dan ini kuketik waktu di sekolah, jadi ga banyak inspirasi T.T

HAPPY 16TH BIRTHDAY RYUBI MIYASE YANG—KATANYA—OSHIKU T.T (JANGAN NGANGGEP OSHI KALO LUPA SAMA ULTAHNYA 😭😭)


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The 'Cause We Met Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang