Namamu Ratna (3)

722 18 0
                                    


Keheningan yang menjadi tempat terbaik untuk bermunajat. Mengutarakan berbagai keluh kesah yang tengah menjadi beban fikiran kita. Keutamaan cahaya rembulan ini memang sudah tertuliskan dalam dua peninggalan dari sang Sayyidul Mursalin, Al-qur'an dan As-sunah.

Karena dalam keheningan ini kita tahu, semua kondisi tubuh menjadi rileks. Hingga jika kita melakukan taffakur atau dzikir, terasa akan lebih mudah. Di sisi lain, pada keheningan tersebut, pastilah hati kita akan terasa lebih dekat denganNya. Namun itu semua kembali kepada para manusianya sendiri. Sadarkah mereka akan kepekaan tubuh mereka sendiri? Dan tahu maksud dari rasa peka tersebut?

Sementara itu, jam dinding yang telah berkata bahwa ia memasuki sepertiga malam yang pertama. Serasa memberitahunya bahwa sekarang waktu yang tepat untuk mendendangkan sebagian dari kalamNya. Setelah ia selesai mengerjakan sholat tiga rakaat ini, ia dudukan dirinya di sebelah sang kekasih. Dengan setianya, ia membacakan kembali lembar demi lembar kalam Ilahi yang begitu indah, menenangkan bagi siapa saja yang membacanya. Bahkan ayat-ayatNya pun mampu digunakan untuk sebagai wasilah dalam melakukan suatu usaha. Seperti membuka toko atau wirausaha, sering melanggengkan surat Al-waqi'ah, atau pun ketika ingin mendapat ketenangan hati yang langgeng, sering mengistiqomahkan surat Yaa-siin.

Bacaan ini serasa menjadi penghubung antara dirinya dengan sang kekasih. Seolah mereka dapat bercengkrama mesra, walaupun mereka tengah berada dalam dunia yang berbeda. Rindu yang kian hari semakin memuncak, keinginan untuk bertatap muka, berbincang bersama, terasa terus menggebu di benaknya. Mengharapkan terbukanya kedua mata indah itu dapat disegerakan olehNya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Munculah dari balik daun pintu dibelakangnya, sosok yang serasa membuatnya iri dengan kesetiaan mereka. Kesetiaan yang mampu membuatnya lahir dan terus mereka utamakan, sebagai pembuktian kesetiaan mereka. "Bagaimana perkembangannya?" tanya sang ayah kepada putra tunggalnya ini.

"Alhamdulilah kondisinya sudah membaik. Tinggal menunggu dirinya terbangun saja," jawabnya melihat bidadari ini yang masih tertidur penuh harap.

"Alhamdulillah, sekarang biar bapak dan ibu yang jaga. Kamu kan besok sudah harus berangkat ke Malang lagi kan?" jelas beliau melihat kondisi penjaga ini, yang sudah terlihat akan kekusaman wajahnya, karena terlalu lelah.

Ia pun mengangguk menyetujui pendapat itu. "Kalau begitu. Aku pulang dulu, pak, bu," ucapnya menuruti perintah kedua orang tuanya dengan berat hati.

Dengan segera, ia pun meninggalkan rumah sakit itu. Walaupun setiap langkahnya semakin terasa berat. Ia harus tetap melakukannya, karena ini unutk masa depannya bersama sang kekasih. Ada satu hal yang ingin segera ia penuhi. Yaitu sesegera mungkin untuk menjadikan putri tidur ini sebagai bagian tulang sulbinya yang telah hilang.

Sudah tak terasa, hampir lima bulan ini ia telah bolak balik Jakarta-Malang untuk menuntut ilmu. Keputusannya untuk mendapatkan pendidikan di wilayah yang telah menjadi pesaing berat dari kota pendidikan, Yogjakarta. Karena di sana, ia serasa ada di dua kota secara bersamaan. Pertama dinginnya pegunungan Malang yang serasa seperti kota kembang, Bandung. Dan kota yang lain tentu kota Jogja, kota yang mempunyai siklus pendidikan kampus yang unggul. Membuat banyak lembaga pendidikan telah banyak menjamur di icon kota pendidikan Jawa timur ini.

Bukti kemandiriannya yang lain ialah biaya perjalanan pulang dan pergi, ia penuhi dari uang hasil jerih payahnya sendiri. Membuat kedua orang tuanya begitu bangga sekaligus khawatir, karena kondisi anaknya ini bisa sewaktu-waktu drop. Namun, mereka tak dapat mencegahnya. Mereka hanya bisa mendukung dan mendoakan yang terbaik untuk anak semata wayang ini.

Demi sang kekasih hati, ia selalu menguatkan tekad untuk melepas segala kerinduan yang selalu bersarang di benaknya. Rasa rindu yang bercampur dengan khawatir, membuatnya serasa harus segera kembali mendekat, berdiri disampingnya. Ketakutan atas kejadian kelam di masa lalu, yang hampir membuat mereka terpisah untuk selamanya.

Untungnya, sang ayah sendirilah yang menjadi dokter pertama yang menangani kejadian itu. Sehingga kabar itu pun segera ia dengar. Secepatnya ia pun datang dan membuat komitmen di depan kedua orang tuanya. Bahwa ia sendirilah yang akan menjadi pelindung dari sang pujaan hati.


Nadzom-nadzom Cinta Jilid 3 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang