Pesantren Itu Apa? (7)

91 4 0
                                    


Sebelum itu...

Di ujung hari yang lain, fikirannya yang sedari tadi telah terpecah. Kini mulai dapat terfokuskan pada satu hal. Karena, satu masalah lain telah dipercayaannya kepada sahabatnya. Tugas untuk memperbesar cahaya harapan akan ingatan masa lalu dari sang kekasih.

Namun, tetap saja sosok itu mampu membuat setiap langkahnya terasa bagai menerjang ombak besar. Tugas kini yang kini diembannya, adalah meminta penjelasan kepada seseorang yang telah merubah suatu kejadian yang begitu tragis menjadi sebuah kesempatan emas. Seseorang yang telah mampu merubah kisah hidup kekasihnya yang telah terkena amnesia.

Informasi yang ia dapati, setelah tahu bahwa ada rapat yang dihadiri oleh targetnya. Membuat hari sabtu yang menjadi salah satu dua hari libur kuliah, selain hari minggu, terasa menjadi kesempatan emas. Segera, terlihat komunitas yang tengah ada acara kumpulan, membahas masalah internal mereka.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam," jawab sekelompok orang yang tengah berdiskusi tentang rencana kegiatan mereka mendatang.

"Maaf menganggu. Bisakah saya berbicara dengan Tofa?" tanyanya melihat seorang yang dimaksud di ujung sana.

Lelaki yang sudah tahu kedatangan tamu tak diundang ini, langsung mempersiapkan segala kemungkinan yang ada. Walupun sebenarnya ia tak menyangka. Jika dia akan dipertemukan dalam keadaan seperti ini. Namun, semua itu harus segera ia tutupi. Demi harga diri yang telah terpatri dalam dada.

Segeralah ia menjadi pemimpin perjalanan singkat yang terasa begitu lama. Matanya pun segera mengidentifikasi sekeliling, untuk mencari lokasi yang tepat. Tempat yang dapat membuat berbincangan empat mata mereka menjadi lebih privasi. Karena mungkin saja perbincangan ini memancing emosi dan lara.

"Ada apa mencariku?"

"Aku minta penjelasanmu. Tentang kondisi Ratna sekarang."

"Tidak ada yang perlu di jelaskan," jawabnya cepat. "Semua sudah jelas. Kamu ditolak dan aku yang diterima," ucapnya langsung menaikan volume suaranya, seraya menuding orang yang ada di depannya ini.

Ia pun segera melangkah pergi dari hadapan orang ini. Seseorang yang telah berusaha merebut orang yang dicintainya. Hingga membuat dirinya tak bisa menjaga emosi yang sudah terbakar api cemburu.

"Tunggu fa... aku datang secara damai, aku tidak ingin terjadi keributan."


Nadzom-nadzom Cinta Jilid 3 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang