Maafkan Aku (7)

81 2 0
                                    


Kenapa kamu melakukan itu?

Apakah kamu tak bisa meluangkan waktumu?

Padahal dia pernah mengisi keindahan hatimu?

Apakah kamu sudah tak peduli kepadanya?

Harapan yang telah terbang tinggi di atas awan. Kini telah terhempaskan dengan begitu keras. Melihat sosok yang begitu ia kagumi, yang berbeda dengan presepsinya. Kenapa seseorang yang seharusnya paling peduli dengan keadaan kakaknya. Malah bisa menjadi orang teracuh di dunia ini. Logika apapun yang terhampar dalam alam fikirnya, terasa tak bisa menjawab pertanyaan itu.

Rasa kecewa dengan tingkah yang tak berperi kemanusiaan, yang ia dapati. Akhirnya menjatuhkan harapannya kepada sosok lain. Seseorang yang ia pilih untuk menjadi pengganti. Namun, sebenarnya ia masih ragu dengan idenya ini. Karena ada masalah diantara keduanya. Kebohongan yang menjadi awal mula masalah ini.

Langkahnya pun segera ia arahkan ke ruangan perkumpulan targetnya. Lokasi yang pernah diceritakan oleh si korban. Lokasi yang telah menjadi tempat berkumpul rutin setiap dua minggu sekali ini.

"Yul, apa kamu ragu dengan rencanaku?"

Tak sengaja, ia yang telah berada di balik pintu. Mendengar suara yang lekas ia temui, di antara keheningan hari libur ini. Matanya pun segera melirik ke dalam, memastikan apa yang ia dengar. Ternyata ada seseorang yang terasa tak asing baginya, yang sedang berbicara dengan seseorang yang ia cari.

"Bukan begitu, tapi aku takut kalau semua ini akan terbongkar."

"Tenang saja, dia pasti ngak akan marah."

Tok.. tok..

Betapa terkejutnya dua orang yang sedang bercengkrama itu. Tak kala mereka melihat seseorang yang telah berdiri di depan pintu yang terbuka itu. Ada seseorang yang tengah tertunduk di sana.

"A.. a... assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam," jawab mereka sekenanya segera menutupi kegusaran yang tampak jelas di wajah.

"Ada apa nis?"

"Mba Ratna sedang sakit. Apa mas Tofa mau menjenguknya?"

Tak terasa. Sekujur tubuhnya merasakan rasa ngilu yang datang entah dari mana. "Sakit apa?" tanyanya kaget dengan berita yang baru saja ia dengar.

Wanita ini sedikit bingung menjelaskan keadaan itu. Menjawab pertanyaan yang tak mungkin bisa ia jawab. "Aku tidak tahu.."

"Cepatlah jenguk dia," ucap yang lain kepada lelaki yang tengah binggung itu.

Ia yang sedang mendengarkan percakapan mereka. Sedikit demi sedikit mengamati seseorang yang terasa pernah tertangkap dalam pandangan matanya. Mengingat-ingat siapakah sosok yang bersama dengan lelaki ini.

Di sisi lain. Setelah berdebat kecil. Tofa yang masih takut kalau bukan kebaikan yang akan ia dapati. Karena belum ada kata maaf yang ia dapat. Ia takut kalau saja pujaan hatinya akan kembali marah kepadanya. Namun, setelah ada dorongan dan motivasi dari sahabatnya ini. Pada akhirnya, ia bersedia menjenguk sang kekasih hati, dengan persiapan kecil yang juga diusulkan oleh sahabatnya.


Nadzom-nadzom Cinta Jilid 3 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang