Penyatuan Hati (1)

151 2 0
                                    


Hari kedua yang merupakan hari pentas seni diadakan. Banyak sekali persembahan yang akan di tampilkan oleh seluruh anggota regu. Karya seni dadakan yang telah mempersiapkan untuk pertunjukkan ini, walau hanya dengan waktu semalam.

Namun sebelum itu semua. Sebagian dari panitia, membuka pertunjukkan pentas itu dengan sebuah drama musikal. Drama yang menceritakan perjuangan seorang anak yang berusaha menanam seratus pohon di rumahnya yang begitu kumuh. Diiringi dengan lantunan melodi dari barang seadanya. Gitar, galon, dan beberapa botol berisikan kerikil.

Alangkah begitu indahnya pertunjukkan yang tersusun dengan begitu runtutnya ini membuat setiap orang yang ada dapat merasakan haru atas pertunjukkan anak itu. Setelah itu. Para regu pun mulai menunjukkan hasil karya mereka. Ada yang menampilkan paduan suara, musik, dan yang lain. Tapi, ada satu pertunjukkan yang mampu membuat mereka terfokuskan. Pertunjukkan drama komedi yang mengocok perut pagi mereka.

Namun, di antara kegembiraan itu semua. Masih terdapat seseorang yang tak mampu untuk tersenyum. Ia masih begitu sibuk berkutat dalam dunia sendiri. Hatinya masih begitu berat menerima semua kenyataan yang di alaminya.

"Yul... Ngelamun terus" ujarnya yang datang membawa dua gelas minuman hangat. Menyodorkan satu gelas kepada wanita yang termenung ini.

"Eh... mas Imam."

"Kamu kenapa?"

"Em.. ngak ada apa-apa mas."

"Kok kamu ngelamun terus?"

"Lagi mikirin sesuatu."

"Apa?"

"Yuli jadi berfikir. Sebenarnya mas Imam bertunangan dengan Yuli, bahagia atau tidak?" tanyanya melihat seseorang yang ada di sampingnya dengan seksama.

Sekilas, tertangkap kembali ekspresi yang sama seperti malam tadi. Sepertinya, sang kekasih tak menyangka mendapatkan pertanyaan seperti ini. Pertanyaan yang bisa saja membuatnya tersedak, meminum kopi itu.

"Kenapa kamu tanyakan itu? Tentu saja aku bahagia denganmu," ucapnya memandang wanita itu denga seksama.

Benarkan dugaanku...

Sorot matamu takkan pernah bisa berbohong mas...

Kenapa kamu ngak mau jujur saja?

Namun, jawaban itu masih terasa begitu hambar ia dengar. Apalagi pandangan kecemburuan itu, begitu terasa. Tak kala di seberang sana, mereka melihat pria dan wanita yang sedang berduaan. Si lelaki yang serasa memuliakan si wanita dengan begitu manja. Sehingga senyum wanita itu tersuguh lebar. Tulus dan suci.

Ya benar. Mereka berdua adalah Tofa dan Ratna.

Kenapa kamu juga tersenyum mas?

Tiba-tiba terdengarlah suara hatinya. Tak rela untuk melepaskan lelaki ini begitu saja. Hatinya terasa ingin memberontak, menjaga dan mempertahankan lelaki yang begitu ia cintai. Agar tetap menjadi miliknya, sekarang dan untuk selamanya.


Nadzom-nadzom Cinta Jilid 3 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang