Pesantren Itu Apa? (2)

104 4 0
                                    


"Fa, lagi ngapain kamu?" tanyanya mendekat, melihat sahabatnya yang begitu aneh.

Padahal sejak beberapa hari yang lalu setelah kerjasama di bukit cinta itu. Ia begitu tersenyum gembira, berani melawan sang hujan dengan gagah perkasanya. Seoleh tangisan awan itu tak lebih baik dibandingkan perasaannya yang telah diterima lamarannya.

Tapi entah mengapa. Hari ini, lelaki ini hanya duduk terdiam menghadap tempat bajunya disimpan. Ia pun melihat sahabatnya ini masih saja melamun didepan kotak box yang terbuka itu. "Kamu kenapa fa?" timpalnya seraya menepuk pundak sahabatnya ini.

"Enggak apa-apa zen," ucapnya terkaget, sedari menutup kotak itu.

"Sepertinya penting banget ya, isi kotak itu."

"Enggaklah... cuma kenang-kenangan masa lalu saja," ucapnya seraya mengunci kembali kotak itu dengan gembok, yang mengunci semua rahasia yang ada di dalamnya.

Ia pun hanya bisa melihat tindakan sahabatnya ini dengan seksama. Seperti menyimpan kotak itu di laci paling bawah, dan kunci itu di tumpukan baju yang paling bawah, yang tepat satu laci diatas kotak tadi. "Emang apa sih isinya fa?" tanyanya penasaran. Melihat sebuah benda yang dilindungi dengan begitu ketatnya.

"Cuma buku lama saja," jawabnya singkat, seraya meninggalkan tempat semedinya.

Zaenal pun mengerti atas batasan informasi yang dibocorkan oleh sahabatnya ini. Hal itu mengisyaratkan bahwa ada rahasia yang tak ingin diungkapkan oleh lelaki ini. Sehingga, ia lebih memilih memendamnya sendiri. "Eh fa. Mejeng yuk, ke tempatnya Yuli," tawarnya merubah topik pembicaraan. Berharap agar mood yang sedang buruk ini dapat berubah menjadi lebih baik.

"Ngapain?"

"Biasa, malam rabu. Nonton bola disana... sekalian sama isi perut," jelasnya mengungkapkan modus yang telah sering mereka berdua lakukan.

Karena mereka tahu, ada orang lain di sana, yang suka terhadap ajang bergengsi seluruh Eropa. Ya benar, Liga Champion. Sebuah liga sepak bola yang menghadirkan tim-tim terbaik dari seluruh wilayah Eropa.

Sebuah event yang berada dibawah naungan FIFA, yang biasanya terdiri dari tiga puluh dua tim. Menggunakan sistem group yang terbagi menjadi delapan kelompok. Kemudian, dari setiap kelompok. Diambil dua tim terbaik dari setiap grup untuk diadu dalam sistem knock out, yang diundi secara acak.

"Cerdas kamu zen..." ujarnya semangat, menyetujui ide brilian itu. "pas kantongku lagi tipis juga," sambungnya sedari memutarkan tangan diatas perutnya yang sedari tadi sudah protes.

"Sms Yuli dulu. Biar bapaknya yang galak itu, ngak salah sangka lagi. Kalau kita dituduh maling lagi," candanya teringat kejadian yang memilukan dulu.

"Oke... siappp...."




Nadzom-nadzom Cinta Jilid 3 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang