Maafkan Aku (8)

81 2 0
                                    


Senja yang terasa sunyi. Menghembuskan angin dingin pembawa penyakit. Angin duduk, itu adalah salah satu penyakit yang sering terjadi kepada seseorang yang dengan sengaja tidur di area terbuka. Tentu saja saat bayangan lebih panjang dari pada benda aslinya.

Ternyata kemakruhan tidur setelah waktu 'asar memang dapat dibuktikan secara ilmiah. Keadaan fikiran yang ternyata masih begitu segar saat pagi hari. Akan bertambah beban fikirannya, sampai waktu sore menjelang. Memang melepas penat haruslah dengan istirahat. Akan tetapi, jika tubuh dipaksakan tidur setelah 'asar. Maka hormon otak yang seharusnya diistirahatkan secara perlahan, akan dihentikan secara paksa.

Logika mudahnya. Ada mobil yang pada awalnya melaju sekencang yang ia bisa. Tiba-tiba di tengah jalan, pengemudi langsung mematikan mesinnya tanpa menginjak rem sama sekali. Apa yang terjadi? Tentu mobil akan tetap berjalan kencang dan mesin tentu akan terus bekerja, walau tiada energi yang menstabilkan atau menambah daya lajunya. Tentu hal ini akan menyebabkan mesin lebih cepat aus. Dalam bahasa lain. Awalnya memang tak terasa. Namun ketika sudah menjadi kebiasaan, maka kepikunan akan cepat datang di usia senja.

Entah mengapa harinya ini begitu letih. Padahal ia cuma membantu membersihkan ndalem seperti biasanya. Akan tetapi, hembusan angin dingin yang menusuk kulit yang telah basah dengan peluh, membuatnya seakan berada di lemari es. Hingga ia segela lekas untuk kembali ke kamarnya, guna membersihkan dirinya, sekaligus menghangatkan kondisi tubuh yang tak stabil.

"Kemana?"

Dia segera memasuki kamarnya secara perlahan. Agar tak mengganggu temannya yang sedang menerima panggilan ini.

"Insyaalloh," ucapnya singkat, termenung memfikirkan sesuatu. Sekejap itu pula, ia langsung mematikan panggilan itu. Menyenderkan tubuhya pada lemarinya, serasa sedang membawa beban yang berat.

"Ada apa mam? Apa ada masalah?"

"Aku merasa berdosa fal," jawabnya singkat. "Kenapa aku bisa menerima permintaan wanita lain. Sementara permintaan wanita yang ku cinta malah tak tolak."

"Memangnya permintaan apa to?"

"Aku diajak camping di bukit cinta sana."

"Sama tunanganmu?"

Lelaki ini pun hanya mengangguk pelan.

"Terus, permintaan yang kamu tolak?"

"Dia lagi di rawat di rumah sakit. Aku disuruh menjenguknya. Tapi aku tak bisa."

"Lho... kenapa?"

"Aku trauma dengan masa laluku," jawabnya menatap langit kemuning melewati celah pintu yang terbuka itu. "Sebenarnya aku dulu punya dua orang yang sangat menyayangiku. Namanya Nurul dan Ulya. Keduanya orang yang sangat sempurna bagiku. Mereka bisa melengkapi beberapa kekuranganku, dan menginginkan yang terbaik untukku.

Tetapi, diriku sendiri masih terlalu bodoh untuk memahami hal itu. Ketika mereka telah menawarkan dirinya untukku. Aku malah tak tahu mau berbuat apa. Aku hanya bisa mengikuti arus kehidupan. Akan tetapi, hal itu aku bayar dengan sangat mahal.

Kini, mereka berdua telah meninggalkan diriku di bumi yang hina ini. Keduanya telah menjadi bidadari langit yang begitu suci. Mereka selalu mendendangkan kalimat yang selalu membuatku sedih. Mereka berkata bahwa mereka mencintaiku, karena bisa melihat surga lebih dekat denganku.

Aku merasa hina fal. Aku yang tak tahu apa-apa seperti ini. Hanya bisa menyesali perbuatanku pada mereka. Bahkan, ketika mereka telah tiada, sakit yang aku rasakan masih terukir abadi dalam jiwa ini.

Dan engkau tahu. Ratna juga mengatakan hal yang sama dengan mereka berdua. Aku takut, jika aku terlalu dekat dengannya. Ia akan meninggalkanku lagi, dan untuk selamanya. Dari pada begitu, aku lebih memilih melepaskannya untuk bahagia bersama lelaki lain. Karena aku tahu, lelaki itu akan mampu membahagiakan dirinya, dibandingkan denganku. Insyaalloh..."


Nadzom-nadzom Cinta Jilid 3 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang