Namamu Ratna (2)

979 21 0
                                    


Putih..

Warna yang paling netral di antara semua warna. Warna yang dapat membuat warna lain mampu terlihat atas segala jasanya. Warna ini pula yang menjadi simbol kesucian dalam bendera kita, Sangsaka Merah Putih. Bahkan, warna putih merupakan salah satu panji dalam peperangan sang Khotamun Nabiyyin, bersama para sahabatnya. Namun dalam sejarah bendera yang beliau pakai. Tercatat bahwa bendera umat islam kala itu polos, menggunakan kain hitam dan putih. Tanpa menaburkan apapun pada panji tersebut, apalagi menggunakan kalimat syahadat.

Mata yang menangkap warna itu dari berbagai penjuru, memudarkan warna pekat yang dulu mendominasinya. Dalam sekejap saja, ia sudah berpindah dari kegelapan menuju tempat benderang ini. Teringat olehnya, saat ia pernah mengalami hal yang sama. Tetapi ada hal yang membedakan, yaitu jalan setapak yang ia lewati.

Pandangan teakhir yang ia ingat adalah kegelapan yang merenggut semua hal yang ia miliki. Perubahan yang terjadi, membuatnya harus mengetahui dimanakah ia sekarang berpijak. Hanya tempat terang putih yang ada di sini. Namun ada rasa keanehan muncul di benaknya.

Sejauh matanya memandang, tiada benda yang berada disini. Selain sebuah kabut raksasa yang ada di depannya. Perlahan tapi pasti, rasa penasaran yang telah meraja, mulai melangkahkan kedua kakinya masuk dalam kabut pekat itu.

Di dalamnya, indra penglihatannya menjadi buta untuk sementara. Kedua tangan yang mengarah ke depan, mencoba menjadi penunjuk jalan baru agar dirinya tak mengalami suatu masalah. Tak terasa kaki ini menginjak sesuatu yang terasa mengganggu perjalanannya. Ia pun mulai meraba-raba hingga ke bawah kakinya guna mendapatkan benda yang telah diinjaknya.

Setelah benda itu ada di tangan, ia mencoba menggambarkannya dengan cara meraba-raba seperti seorang tuna netra. Ia pun menyimpulkan bahwa bentuknya aneh, seperti ada dua tonjolan besar yang terus mengecil dan meruncing. Diantara kedua tonjolan itu, ada sebuah tali yang menempel, melingkar di atasnya, melengkapi keanehan benda ini. Tak sebatas itu pula, bentuk yang terasa tak halus, membuat benda ini semakin mencurigakan.

Lapppp....

Pemandangannya pun teralihkan dengan cahaya tipis, yang sempat menyoroti mata hitamnya. Cahaya layaknya sinar laser, yang mampu menembus tebalnya kabut ini. Membuatnya berharap, ada orang lain yang memicu munculnya cahaya ini.

Segera, langkah kaki ini ia gerakkan semakin cepat mendekati cahaya itu. Takut kalau cahaya itu menghilang sebelum ia mampu keluar dari tempat misterius ini. Sementara itu, tangan kanannya tengah sibuk mengenggam erat benda aneh yang ia temukan.

Dan tak kala cahaya itu memuai, menyebar keseluruh penjuru, menghapus segala kegelapan asap di belakangnya. Retina mata yang kembali mampu membiaskan cahaya, memberikan informasi terbaru pada pusat segala syaraf, otak. Ternyata sumber cahaya itu masih begitu jauh membentangkan jarak yang masih dapat di ukur oleh mata.

Oh iya...

Benda apa yang ku genggam ini?

Ketika ia mengangkat tangan kanan ini, melepaskan cengkraman yang sedari tadi begitu kuat. Membuatnya akan mampu melihat kembali benda yang sudah ia terka dalam alam gelap sana. Perlahan, jemarinya pun mulai ngendur, membentangkan semua jari-jarinya.

Dimana benda itu?

Kenapa bisa lenyap?


Nadzom-nadzom Cinta Jilid 3 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang