Siapa Kamu (6)

108 3 0
                                    


Berbeda dengan sekolah-sekolah formal di bawahnya. Tingkatan universitas memiliki berbagai macam aturan yang berbeda dengan yang lain. Peraturan ini terasa lebih melonggarkan dada mereka, apabila untuk masalah '5K' yang melegenda.

Kebersihan, keamanan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan. Kelima hal itulah yang sering disebutkan dalam setiap peraturan sekolah. Namun terkadang, penyebutan itu sering berbeda-beda, tetapi memiliki esensi yang sama.

Jika dalam wilayah sekolah, 5K merupakan sebuah aturan wajib yang harus dipatuhi oleh setiap warganya. Tetapi dalam wilayah kampus, semua itu berbeda. Para mahasiswa sudah dibebaskan dalam hal terikat itu. Mereka hanya dituntut untuk belajar dan mematuhi aturan kampus yang lebih longgar dibandingkan dengan aturan sekolah.

Hal yang paling mencolok di antara perbedaan antara siswa dan mahasiswa adalah soal seragam sehari-hari. Kalau di sekolah wajib memakai seragam, namun untuk tingkatan mahasiswa sudah tidak diwajibkan. Begitu juga dengan gaya berpakaian mereka. Mahasiswa dibebaskan untuk mengekspresikan dirinya, selama masih dalam batasan sopan. Dikarenakan mereka sudah di anggap mampu untuk memilih mana yang baik dan buruk. Kecuali untuk acara formal, mereka diwajibkan untuk memakai almamater.

Pakaian yang dipakainya begitu sederhana...

Sepertinya dia bukan orang kaya...

Dia sepertinya bukan orang nakal...

Fikirannya tengah berada dalam kotak kejadian masa lalu itu. Teringat untuk menginvestigasi TKP tadi. Menganalisa tentang tersangka yang begitu berani sok kenal dengannya.

Ada hal aneh yang paling mencolok tentang seseorang yang menyapanya itu. Entah dengan alasan apa, lelaki itu mau repot-repot menyapa dirinya, padahal dia sendiri dalam suatu masalah. Pada akhirnya, hal itulah yang mampu membuatnya terasa terngiang-ngiang kejadian tadi.

"Mas, tadikan aku keluar dari kantor. Eh Ratna malah ketemu orang aneh," ucapnya yang sedang bersantai di warung bersama sang kekasih.

"Aneh bagaimana?"

Ia pun segera menceritakan kejadian yang ia alami tadi. Kejadian yang terasa aneh dan tersimpan suatu hal yang lucu. "Lucu mas. Kok bisa-bisanya dia nyamperin Ratna. Padahal dia sendiri dalam masalah," jelasnya seraya menarik nafas yang sedari tadi telah menipis. "Kalau tidak salah, nama anaknya tadi..." ucapnya mengingat-ingat sesuatu.

Senyuman itu berkembang mekar lebar di wajah lelaki ini. Ia yang sudah gembira melihat wanita yang ada di depannya ini, serasa bertambah bahagia. Karena sang kekasih hati ini, sudah bisa beradaptasi dengan lingkungannya.

"I.. i.. Ihsan," ucapnya mencoba mengingat-ingat sebuah nama yanng hanya di dengarnya sekali. "Bukan... Ilham..." serunya seraya meletakkan jari telunjuk pada dagu bersih itu.

"Yakin namanya Ilham de?"

Mendapat pertanyaan sindiran sepeti seperti itu. Ia pun menjadi ragu bercampur jengkel dengan dirinya sendiri. Mengapa ia bisa begitu mudahnya melupakan hal itu. "Imam.. ya... Imam.. Ratna yakin," serunya yang kali ini begitu percaya diri.

Setelah terucap nama itu, nuansa sekitar pun mendadak sepi untuk beberapa saat. Waktu yang berjalan begitu cepat, kini terasa berhenti untuk sekian saat. Seolah membeku dalam keabadian putarannya ini.

"Cieee... jadi sudah punya penggemar rahasia nih?"

"Terserah... yang penting Ratna selalu jadi penggemarnya mas," tegasnya seraya memunculkan lidah yang sedari tadi terkatup.


Nadzom-nadzom Cinta Jilid 3 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang