Bukit Cinta (1)

103 2 0
                                    


Perkemahan akbar pun telah selesai melakukan langkah awalnya, dengan meriah. Acara pembukaan yang tetap memasukkan lagu indonesia raya dan penghormatan bendera pun berkumandang ke segala penjuru. Itu merupakan salah satu cara mereka untuk tetap menghargai para pahlawan yang telah rela mengorbankan jiwa dan raganya.

Sehingga, wajib bagi kita untuk menjaga kesatuan dan persatuan negara ini. Menjaga pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara ini. Karena dengan adanya kedua bukti sejarah itu, bangsa kita telah memperjuangkan kemerdekaannya.

Bahkan para ulama pun telah menyetujui pendirian negara ini berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Mereka tahu bahwa negara ini majemuk. Sehingga akan mengalami kerugian besar, jika harus dipaksakan berbentuk khilafah.

Peserta yang notabenya adalah para pencinta alam dari berbagai jurusan dan semester. Mereka bercampur aduk dalam tempat ini. Menikmati segala keindahan alam yang telah tersedia. Acara yang diadakan setiap tahunnya ini, dapat membuat mereka bertukar pengalaman dal hal-hal menarik lainnya.

Dan melihat lokasi perkemahan kali ini yang begitu indah dan sejuk. Di jejeran bukit nan asri, dengan tumbuhan hijau yang memanjakan mata. Mendendangkan lagu sang angin yang melewati cela-cela pohon ini. Sehingga membuat siapapun yang mendengarnya terasa tenang dan relax.

Walau pun lokasi ini baru pertama kali diandakan di sini. Pilihan itu terasa tak akan pernah salah. Karena dengan adanya air terjun yang tersembunyi di balik tempat perkemahan ini. Air terjun yang mempunyai ketinggian lebih dari tiga ratus meter ini. Membuat tempat ini takkan kalah dengan air terjun niagara sana. Membuatnya menjadi primadona yang wajib mereka kunjungi. Sehingga, tempat itu pula yang menjadi salah satu rute Perjalanan Alam kali ini.

Kembali ke peserta perkemahan yang telah selesai mendirikan tenda dan segala persiapan. Akhirnya mereka berkumpul untuk mendengarkan pengumuman. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok, diketuai oleh seorang ketua regu yang bertanggung jawab kepada seluruh anggotanya. Hal ini disebabkan karena mereka tengah berada dilingkungan luar yang tak tahu ada bahaya datang dari mana.

Ia yang telah menjadi senior, kini pun ditugasi sebagai salah satu ketua regu. Menjadikannya tak bisa bergerak bebas untuk menghibur tanggung jawab pribadinya ini. Janji yang telah terucap dengan tak sengaja. Membuatnya harus bertanggung jawab penuh dengan konsekwensinya.

Seseorang yang datang ke tempat ini dengan suatu kegundahan hati. Kepergian dari rumah sakit yang begitu sangat dipaksakan. Membuatnya menjadi serba salah dan tak tahu arah lagi.

"Rat, kamu ngak apa-apa?" tanyanya kepada seseorang yang telah sampai ke tempat yang ia janjikan. Sebuah tempat yang berada tak jauh dari lokasi perkemahan. Bersandingan dengan saksi bisu, tempat ia melamar sang kekasih.

"Insyaalloh ngak apa-apa," jawabnya yang masih beristirahat atas batu yang tertanam sebagian di dalam tanah.

"Tapi wajahmu pucat sekali."

"Ngak apa-apa, mas."

"Maaf ya. Aku tidak bisa membawamu ke sana lagi. Tetapi, di tempat ini juga bagus pemandangannya. Cuma viewnya yang sedikit berbeda."

Wanita ini pun hanya menggangguk, menggenggam erat benda yang ada di kedua tangannya.

Ia tahu, ia tak bisa berbuat apa-apa lagi untuk membuat wanita ini mundur. Tak memaksakan dirinya, seperti ini. "Baiklah, aku ambilkan minum dulu," ujarnya seraya meninggalkan seseorang yang ia cintai, menikmati sang mentari yang tengah redup.

Setiap langkah yang ia lakukan. Selalu menambah rasa khawatir yang kini menumpuk di benaknya. Membuatnya semakin mempercepat langkah, tak kuasa meninggalkan begitu lama. Karena ia tak mau kejadian di masa lalu terulang kembali.

"Tofa.."

"Ada apa, yul?" ucapnya membalas sapaan seseorang yang tengah mendekatinya.

"Buru-buru amat, mau kemana?"

"Aku mau ambil minum. Sekalian ke Rudi minta obat untuk Ratna."

"Ratna sakit apa? Dan di mana sekarang?"

"Sakit panas. Dia di tebing sana," jawabnya seraya menunjuk ke tempat yang ada di belakangnya. "Eh yul, aku boleh minta tolong?"

"Apa?"

"Tolong temani Ratna, sebentar. Aku takut kelamaan perginya."

"Okelah.. gampang."


Nadzom-nadzom Cinta Jilid 3 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang