Bukit Cinta (2)

95 2 0
                                    


Sebelum itu...

Entah mengapa harinya kali ini terasa begitu sepi. Bukan karena di tinggal pergi oleh teman sekamarnya. Namun ia merasa karena ada seseorang yang telah lama tak dilihatnya. Sudah seminggu ini, ia telah izin untuk tak mengikuti perkuliahan.

Kamu kemana?

Apakah kamu sakit?

Atau kamu lagi ada masalah?

Hembusan nafasnya pun terasa begitu berat ia hempaskan. Fikirannya masih saja tak bisa ia lepaskan dari belenggu itu. Di kelas ini pun, suara dosen yang tengah menerangkan pelajaran, terasa hanya ada di agan-angannya.

Tangannya pun masih saja menyibukkan dirinya. Seolah tangan ini mampu mengungkapkan isi hatinya. Coret-coretan yang tertuliskan nama sendiri. Bersanding dengan nama seseorang yang sedari tadi telah bersemayam di alam fikirnya.

"Nis.."

Terlepaslah lamunannya ketika ada tangan hangat menyentuh kulit tangannya. Ia pun tersadar, melihat seseorang yang tengah khawatir terhadap dirinya. Menyadari akan keganjilan dirinya pada hari ini.

"Ada masalah?"

Ia pun hanya menjawabnya dengan gelengan, terbalut senyum palsu.

"Sudah sepi. Ayo pulang."

Naungan sepi itu pun mengkuti perjalannya ini. Hingga ia masuk ke tempat seharus ia menjadi tenang. Tetapi ia malah bertambah membuatnya semakin berat untuk menghembuskan nafas.

Dear diary

Ku telah mencoba melupakan dirinya..

Namun rasanya itu sulit..

Seperti membunuh diri ini, dengan kedua tangan ini...

Ku tahu mbak Ratna jauh lebih baik untukmu, pulpenku sayang...

Namun aku sulit melepaskan rasa indah ini..

Entah mengapa rasa ini sungguh bisa mengalahkan semua yang ku rasa...

Apakah salah jika aku memendam rasa ini?

Rasa yang tertumpuk ini pun akhirnya terpecah juga. Membuat pertahanan yang telah rapuh, kini hancur luluh lantak. Ia begitu tak kuasa menahan air mata yang telah jatuh membasahi lembaran buku di depannya.

Ingin sekali ia mengurai rindu ini. Tapi ia tak mungkin untuk menemukan jalan untuk meluapkan kerinduannya ini. Hanya lembaran kisah masa lalu lah yang kini bisa ia kenang.

Rentetan kisah yang baru saja ia mulai tuliskan dalam lembaran kisah ini. Seorang lelaki yang mampu merubah dirinya. Merubah menjadi seseorang yang menjadi lebih baik lagi.

"Ini..." ucapnya melihat sebuah lembaran yang terasa asing baginya.

Ku tak salahkan dirimu

Akan rasa indah nan syahdu

Tuk sampaikan salam merdu

Pada pangeran pemilik rindu

Entah dalam dada yang satu

Lewatkan rasa yang membelenggu

Hingga tak sadar menyakitimu

Wahai adikku yang lugu

Ku yakinkan dia bukan jadohku

Biarlah ku pendam rasa cemburu

Agar tiada yang menyatu

Tuk hancurkan perjalanan indahmu


Nadzom-nadzom Cinta Jilid 3 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang