Penyatuan Hati (2)

122 2 0
                                    


Pada hari kedua ini...

Kita akan melakukan perjalanan hiking rally...

Itulah ucapan si ketua panitia, memberitahukan kembali agenda mereka berada di pegunungan asri ini. Kegiatan ini bukan untuk mencari siapa yang menang dan terbaik. Melainkan untuk mentadaburi berbagai kekuasaan Sang Pencipta, yang bisa menciptakan tempat seeksotis ini.

Alam yang begitu hijau. Memberikan berbagai manfaat untuk semua makhluk yang ada di sekitarnya. Bahkan, mereka juga memberikan sumbangsih terhadap bumi ini. Kemampuannya yang menyerap udara kotor dari tanah. Reboisasi udara agar menjadi segar dan fresh kembali. Kemampuan akar yang menancap dalam menghujam tanah. Menyerap curah air hujan yang begitu tinggi pada daerah tropis.

Namun, semua itu kini telah mulai sirna. Keserakahan para manusia yang hanya memfikirkan sesaat. Kini telah mulai berani menggunduli hutan yang begitu berharga. Entah karena menginginkan kayunya, atau sesuatu yang terkubur di bawahnya. Sehingga membuat hutan pun dikorbankan untuk kepentingan jangka pendek manusia saja.

Itulah mengapa, jika Tuhan marah kepada kita. Kita janganlah mencaci maki orang lain, keadaan, bahkan Tuhan sendiri. Tapi, berkacalah. Perilakumu sendiri lah yang mengakibatkan ini terjadi.

Berilah contoh uswatun khasanah kepada manusia yang belum mengerti. Bukan hanya berdasarkan teori. Karena sejatinya, kebaikan itu berasal dari diri sendiri. Dan berakhir pada diri sendiri pula.

Panitia sendiri sudah menyiapkan sepuluh pos dalam perjalanan kali ini. Di mana di setiap rute ada penunjuk jalan agar tiada hal yang tak diinginkan dapat terjadi. Seperti adanya suatu bendera, yang tersebar di sepanjang jalan.

Tentu bukan hanya sebuah perjalanan biasa. Panitia juga mempersiapkan hadiah, bagi regu yang mampu menghitung dengan tepat jumlah bendera yang tersebar. Apabila tiada yang tepat. Maka regu yang paling mendekati jumlah yang benar itulah, yang menjadi pemenangnya.

Itulah sepenggal dari inti kegiatan perkemahan akbar ini. Karena pada sore sampai malam hanya akan disusul oleh kegiatan ramah tamah. Mengendorkan segala saraf yang telah mengeras. Esoknya, akan dilanjutkan dengan perpisahan yang tepat dijadwal, pada selepas subuh esok hari.

Pembagian grup yang telah di tentukan sejak hari pertama. Kini pun mulai meninggalkan pos pemberangkatan satu persatu. Sebagai bekal, setiap regu diberi kompas beserta peta misteri, yang sudah disediakan panitia. Peta yang tercantumkan quest. Dimana harus bisa mereka pecahkan, agar tahu dimana pos berikutnya. Dan tidak lupa membawa alat walky talky untuk alat komunikasi.

Kini telah tiba saatnya, regu Yuli meninggalkan pos pemberangkatan setelah berselang sepuluh menit dari regu sebelumnya. Imam yang berada satu regu dengannya, diberi tanggung jawab sebagai wakil ketua regu. Dia bertugas untuk mengawasi bagian belakang regu dan memeriksa setiap anggota regunya. Sementara itu, dirinya yang sedang banyak fikiran. Hanya menjadi anggota saja. Berada di tengah-tengah barisan ini.

Selang sepuluh menit lagi. Kini tiba giliran regu Tofa yang akan berangkat. "Maaf ya. Tidak bisa mengajakmu untuk perjalanan ini," ucapnya melihat wanita yang masih berusaha untuk ceria ini. Itulah sebabnya pula, mengapa ia tak bisa mengizinkan wanita ini untuk mengikuti acara puncak ini. Karena sudah terparti jelas, bahwa wajah itu tengah kehilangan cahaya kebahagian lahir dan batinnya. "Sekarangkan lagi mendung. Ratna hati-hati ya, disini?"

Wanita yang sedari tadi mengawasi setiap regu yang berlalu. Hanya bisa mengiyakan pertanyaan itu dengan senyum simpulnya. Menutupi semua perasaan yang ada di benaknya.

Ia begitu berat meninggalkan seseorang yang dicintainya, dalam kondisi seperti ini. Namun, semua itu harus ia lakukan. Karena ada tanggung jawab yang telah ia emban. "Aku tinggal dulu ya," ucapnya melihat penuh arti.

"Aku akan baik-baik saja. Teman-teman di sini pasti akan menjagaku. Bergembiralah dengan acaramu ini," ujarnya meyakinkan lelaki ini yang kembali menoleh setelah satu langkah menjauhinya.

"Baiklah, aku tinggal dulu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."




Nadzom-nadzom Cinta Jilid 3 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang