[PART 17]

1K 78 3
                                        

Ridho tak sengaja memegang tangan Putri dan mata mereka saling bertemu, Ridho bisa melihat mata Putri yang memandangnya penuh rasa cinta. Begitu besarkah cinta Putri pada Ridho?

"Put kamu kenapa lagi?" tanya Fildan tiba-tiba dan membuyarkan lamunan mereka.

"Gak kenapa-kenapa kak" balas Putri.

"Dia bilang kepalanya sakit, mumpung ada lo disini gue cari obat dulu buat Putri" ucap Ridho pergi.

"Kamu kenapa Put, kepalanya sakit lagi" tanya Fildan khawatir.

"Aku gak kenapa-kenapa kak, udah tenang aja" balas Putri santai.

"Gimana mau tenang kata Ridho kepalanya kamu sakit" ucap Fildan. Putri menarik nafasnya panjang.

"Kak aku cuma pura-pura aja" ucap Putri dan Fildan langsung kaget.

"Apa! jadi lo cuma pura- pura?" ucap seseorang. Putri dan Fildan menoleh.

Fildan kaget ternyata itu Ridho tapi tidak dengan Putri dia hanya menatap Ridho santai.

"Lo keterlaluan Put, gue capek-capek gendong lo jauh-jauh tapi lo hanya pura-pura?" ucap Ridho mulai emosi.

"Lo tuh yaa bener-bener cewek licik" ucap Ridho lagi dan langsung pergi.

"Ridho! gue lakuin ini semua cuma minta perhatian lo" pekik Putri. Ridho menghentikan langkahnya.

"Gak harus pura-pura juga kan? Lo sama aja udah bohongin gue." ucap Ridho tanpa membalikan badan nya.

"Cuma ini yang bisa gue lakuin, kalau gue gak pura-pura lo pasti gak akan pernah perhatian sedikit pun sama gue" balas Putri.

"Apa salahnya gue cuma minta perhatian sama orang yang gue sayang Dho, gue juga mau kayak orang-orang diluar sana yang diberi perhatiannya sama orang yang disayang" ucap Putri lagi dan menunduk sembari memegang dadanya yang kembali sesak, sebisa mungkin Putri menyembunyikan nafasnya yang tidak teratur.

Putri berdoa dalam hatinya, ia tak mau penyakit sialan ini kambuh dan ia tak mau Ridho memandangnya lemah. Putri harus kuat didepan Ridho. Putri menarik nafasnya dalam dalam. Tiba-tiba ada sebuah tangan yang mengangkat dagu Putri lalu memberikan Putri air minum, Putri langsung kaget ternyata orang itu adalah Ridho.

"Kalau udah tau punya penyakit sesak nafas, gak usah sok-sokan bentak orang, efeknya lo sendiri yang sakit" ucap Ridho datar.

Putri hanya diam sembari meneguk air minumnya. Diam-diam Fildan tersenyum melihat Ridho yang sepertinya hampir peduli pada adiknya itu.

"Sekarang lo ikut gue" ucap Ridho menarik Putri.

"Kita mau kemana?" tanya Putri mengikuti Ridho dari belakang dengan tangan Ridho yang menggenggam tangan Putri.

Ridho hanya diam dan tak menjawab pertanyaan Putri, dan akhirnya mereka pun sampai disebuah kelas, Putri mengerutkan dahinya sepertinya ia tau ini kelas siapa.

"Ngapain kita kekelas Wenong?" tanya Putri.

"Masuk dan minta maaf sama dia, lo juga harus berhentiin dia jadi babu lo" mata Putri membulat sempurna dan menggelengkan kepalanya tidak mau.

"Gue gak mau Dho!" Ridho menatap Putri tajam.

"Kalau lo gak mau, gue gak mau lagi deket-deket sama lo" ancam Ridho, Putri berdecak sebal dan masuk ke dalam kelas Weni dengan menghentakkan kakinya.

"Wenong!" panggil Putri keras. Semua yang ada dikelas Weni menoleh termasuk Weni ia menatap Putri takut.

"Gue kesini cuma mau minta maaf sama lo, dan lo gak usah jadi babu gue lagi" ucap Putri datar. Weni kaget benarkah? Yang diucapakan Putri?

Ridho, I Love You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang