[PART 40]

1.4K 102 19
                                        

Sekolah sepi, semua murid sedang berlajar dikelasnya masing-masing. Putri berjalan malas dikaridor sekolahnya, sebenarnya ia tak mau masuk sekolah karena badannya masih terasa meriang dan ia juga tak mau bertemu Ridho namun ia bosan dirumahnya mau tak mau ia terpaksa sekolah, mama Lisa juga tadi sempat melarang Putri namun Putri sangat keras kepala dan ia menelpon papi nya yang sudah pergi kekantor meminta izin berangkat sekolah, awalnya papi Beniqno tak mengizinkan tapi Putri terus merayu akhirnya papi Beniqno mengizinkan dengan alasan harus makan dan minum obat karena semalam Putri tak mau makan dan juga minum obat.

Putri memasukan tangannya didalam saku jaket pink yang ia pakai saat ini. Wajahnya masih terlihat pucat, Putri berjalan dengan matanya menatap keseliling sekolah ntah apa yang dilihatnya hingga matanya tak sengaja menangkap seseorang yang berjalan gontai. Putri membuang muka saat orang itu menatapnya, Putri berbalik badan ia tak mau bertemu dengan orang itu, Putri pun  berjalan dengan cepat, namun sepertinya orang itu berlari mengikutinya.

"Putri" orang itu berhasil menangkap pergelangan tangan Putri.

"Apaan sih lepasin Ridho" Putri menepis kasar tangan Ridho dan berbalik badan menghadap Ridho, betapa terkejutnya ia melihat wajah Ridho sudah babak belur.

"Muka lo kenapa.." Putri ingin menyetuh wajah Ridho, namun ia tak jadi pikirannya melayang dengan kejadian semalam untuk tidak mengganggu Ridho lagi dan harus menjauhi Ridho.

"Lo khawatir?" ucap Ridho tersenyum simpul.

"Hahh khawatir? Lo siapa gak penting buat gue" Putri pun pergi dari hadapan Ridho dengan cepat Ridho menahan pergelangan tangan Putri lagi.

"Bukan nya lo sakit? Kok lo sekolah? Kangen yaa sama gue" Putri menatap tajam Ridho, kangen? Yang benar saja rasanya Putri mau muntah.

"Buat apa gue kangenin lo? Lo buang-buang waktu gue tau gak, gue mau masuk kelas" Putri melepas tangannya digenggaman Ridho, namun tenaga Ridho lebih kuat menahannya.

"Dulu lo selalu buang-buang waktu gue cuma untuk nemanin lo, dan sekarang gantian gue yang minta lo buang waktu lo buat nemanin gue" mata Putri membelalak, kenapa jadi Ridho yang memaksa seperti ini.

"Apaan sih lo! Lepasin gak, gue benci sama lo dan gak mau ketemu sama lo lagi, ngerti! Sekarang jauh-jauh dari gue Ridho Akmaliki" ucap Putri penuh penekanan.

"Kalau gue gak mau jauh-jauh dari lo gimana Aurora Putri Beniqno" balas Ridho tersenyum kecut.

"Bodo amat! Gue yang bakalan ngehindar dari lo mulai dari sekarang!"

"Gimana dengan janji lo yang mau buat gue jatuh cinta dalam waktu sebulan?" Putri tersenyum samar.

"Lo bego atau apa sih, ya jelas lah udah gak berlaku lagi, anggap aja kita gak saling kenal karna gue udah gak cinta sama lo!" kini Putri membrontak melepas tangannya dari genggaman Ridho dengan sekuat tenaga dan akhirnya terlepas juga.

"Gue gak yakin lo gak cinta sama gue, secepat itu kah lo ngeluapin gue?" Ridho tersenyum samar.

"Kenapa gak? Ngelupain lo tu gampang" ucap Putri penuh penekanan didepan muka Ridho.

"Gue gak mau lo berhenti mencintai gue Putri" Ridho menarik tangan Putri dan didekapnya. Putri terdiam, kenapa disaat Putri ingin melupakan Ridho, seakan-akan Ridho tak rela.

"Apaan sih lo mau mempermainkan gue lagi? Hah!" Putri pergi meninggalkan Ridho menuju kelasnya.

"Masuk kelas ketuk pintu dan izin sama guru, yang sopan yaa Putri..." teriak Ridho. "Sayang" sambung Ridho dengan suara gumaman.

Namun Putri masih bisa mendengar ucapan terakhir Ridho dengan sebutan 'Sayang' apa Ridho tidak salah bicara? Putri tersenyum dan pipinya merah seperti kepiting rebus. Sekarang Putri berada didepan pintu kelasnya, ia jadi teringat ucapan Ridho barusan, mungkin dengan menuruti ucapan Ridho ada benarnya juga seharusnya Putri harus lebih sopan. Apa lagi saat Putri mendengar ucapan Ridho yang terakhir membuat Putri bersemangat masuk kelas.

Tokk.. tokk.. tokk..

"Permisi bu saya terlambat apa saya masih boleh masuk?" tanya Putri sopan dan betapa terkejutnya guru yang mengajar kelas Putri begitu juga anak dikelas Putri apa mereka tidak salah lihat Putri berbicara sopan.

"Loh Putri kata papi kamu, kamu lagi sakit?" tanya ibu Sazkia guru yang hampir saja Putri keluarkan dulu.

"Saya bosan dirumah bu, saya mau sekolah" jawab Putri.

"Kalau gitu kamu boleh masuk silahkan, kalau kamu tidak mampu bilang sama ibu saja" Putri tersenyum dan menyalami bu Sazkia tambah membuat mereka semua kaget apa benar itu Putri?

"Terimakasih ibu tapi saya mampu kok" Putri pun berjalan menuju bangkunya ia sengaja membuang muka saat Rara menatapnya seperti ingin berkata sesuatu.

Bu Sazkia sempat terdiam apa benar itu Putri? Putri bahkan terlihat sopan dan selama ini Putri tak pernah menyalami guru mana pun dan sepertinya bu Sazkia adalah orang pertama yang Putri salami.

Ternyata dari kejauhan Ridho melihat Putri dari jendela kelas, ia tersenyum akhirnya Putri menuruti juga ucapan nya tadi, Ridho yakin suatu saat Putri bisa berubah.

♥♥♥

Next ?

Ridho, I Love You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang