[PART 08]

1K 75 7
                                        

Sudah jam 9 pagi dan 1 jam lagi istirahat, tapi Putri baru saja sampai sekolahnya, moodnya sudah hancur karena telat menjemput Ridho.

Putri berjalan dikoridor sekolah dengan santai dan melewati kelas Ridho, langkahnya terhenti dan Putri mundur 2 langkah tepat didepan pintu kelas Ridho. Putri memandang Ridho yang serius belajar, lagi serius aja wajahnya tampan sekali. Tiba-tiba senyum manisnya merekah, Ridho tak sengaja melihat Putri didepan kelasnya, baru ini Ridho melihat senyum manis Putri, ternyata dia sangat cantik.

Mereka bertatapan cukup lama dengan jarak jauh, tatapan mereka buyar saat guru dikelas Ridho menegur Ridho. Putri terkekeh melihat Ridho yang terkejut lucu sekali.

Putri kembali berjalan menuju kelasnya dan langsung duduk di bangku tanpa memperdulikan guru yang sedang mengajar.

"Putri kamu sudah telat. Tidak sopan lagi kalau masuk kelas itu ketuk pintu dulu" ucap bu Sazkia yang mengajar dikelas Putri. Putri hanya diam dan memainkan ponsel nya.

"Katanya mau ikut cerdas cermat, bagaimana mau menang kalau kamu nya aja tidak pernah memperhatikan pelajaran, apa kamu mau jadi bodoh selamanya," ucap bu Sazkia lagi. Putri meletakan hp nya dimeja dan menatap bu Sazkia tajam.

"Ibu boleh menghina saya tapi liat saja saya buktikan kalau saya bisa dan menang. Kalau saya menang ibu saya keluarin dari sekolah ini" ucap Putri datar. Semua anak yang ada dikelas Putri terkejut dengan ucapan Putri barusan.

"Ibu setuju. Kita liat saja ibu yakin kamu itu tidak ada apa-apanya" balas bu Sazkia.

"Okee" ucap Putri langsung keluar dari kelasnya, mood nya tambah hancur, mereka selalu meremehkan kemampuan nya.
Sudah dua orang yang Putri ancam akan keluarkan dari sekolah ini.

"Kalian pasti menyesal udah menghina kemampuan gue" gumam Putri sambil berjalan menuju kantin.

Putri duduk sendirian dikantin, ia merasa bosan, tiba-tiba saja terlintas ide jailnya. Putri mencari nomor seseorang dihp dan menelpon orang itu. Namun tak diangkat-angkat sama pemiliknya, Putri terus saja menelpon nya sampai orang itu mengangkat telpon nya tapi telpon Putri direject terus-terusan.

Putri tak menyerah ia tetap menelpon orang itu sampai diangkat. Dan akhirnya orang itu pun mengangkat telpon Putri dengan suara kesalnya.

"Lo gila ya. Gue lagi belajar gak usah telpon gue" ucap orang itu kesal dari sebrang telpon Putri.

"Lo ke kantin sekarang gue bosan di sini temanin gue ya!"

"Lo tuli ya gue bilang gue lagi belajar Putri, ini juga gue angkat telpon lo diam-diam"

"Ridho pokok nya gue mau sekarang juga lo ke kantin!"

"Gue gak mau."

"Gue tunggu lo 5 menit lagi kalau lo gak dateng cewek kesayangan lo itu si Rara bakalan gue keluarin dari sekolah"

Tuut... tutt.. tutt..

Putri mematikan hpnya dengan cepat, Putri yakin Ridho pasti datang, mana mungkin ia membiarkan Rara dikeluarkan dari sekolah dengan sia sia. Sembari menunggu Ridho, Putri bermain game di hp nya.

"Mau lo apa sih haaa?" tanya Ridho tiba-tiba. Putri tersenyum simpul ternyata Ridho beneran datang.

"Gue cuma mau lo nemanin gue duduk disini aja" balas Putri santai.

"Lo buang-buang waktu belajar gue tau gak. Lo minta temanin orang lain aja gak usah gue" ucap Ridho ingin pergi dengan cepat Putri menahan nya.

"Tapi gue maunya lo Ridho" ucap Putri.

"Atau gak Rara gue...."

"Iya gue temanin lo" ucap Ridho menyela omongan Putri, ia tau apa yang akan diucapkan Putri.

Ridho pun duduk disebrang Putri dengan hati yang kesal. Putri hanya bisa memaksa dan mengancam dirinya.

"Kenapa lo lakuin ini cuma karena Rara Dho? kenapa bukan dari hati lo sendiri" ucap Putri. Ridho tersenyum samar.

"Karena gue cinta sama dia, gue juga gak mau dia dikeluarin dari sekolah cuma karena lo cewek gila" balas Ridho. Putri terdiam apa Ridho tak memikirkan perasaan nya yang sangat sakit saat Ridho mengatakan cinta pada Rara.

"Waktu lo gak banyak buat dekatin Rara karna gue yakin gue menang lomba cerdas cermat itu. Jadi persiapin diri lo karena Rara bakalan jauhin lo untuk selama lamanya." ucap Putri tersenyum sinis. Ridho tertawa meremehkan Putri.

"Lo boleh sombong, gue yakin lo tu gak bakalan menang, gimana mau menang coba, lo aja gak pernah masuk kelas otak lo itu bodoh dan yang ada dipikiran lo itu cuma gue yakan" ucap Ridho penuh penekanan.

Mata Putri membulat sempurna, Ridho bilang apa? Putri bodoh?
Putri tak merespon ucapan Ridho, ia memilih diam karena tiba-tiba ada yang sakit dari bagian tubuhnya. Putri memegang dadanya dan matanya terpejam seperti menahan sakit dan susah bernafas, Ridho yang melihat Putri seperti itu jadi tampak panik.

"Lo kenapa Put?" tanya Ridho, Putri menggeleng gelengkan kepalanya.

"Gue minta air Dho" ucap Putri pelan dengan cepat Ridho mengambil air di kantin dan memberikan nya pada Putri, Putri meneguk air minum itu dan kemudian menarik nafasnya dan nafasnya kembali teratur.

"Makasih" ucap Putri datar.

"Sebenarnya lo kenapa?" tanya Ridho.

"Gak kenapa napa cuma sesak nafas doang" balas Putri santai dan senyum Putri kembali merekah.

"Cie lo khawatirin gue yaa" goda Putri, Ridho memutar bola matanya malas.

"Gak usah geer deh lo gue cuma takut aja lo kenapa napa terus gue yang di salahin" balas Ridho ketus.

"Alah bilang aja gak usah malu-malu gitu" goda Putri lagi. Ridho memandang Putri kesal dan sengaja tak membalas ucapan Putri kalau diladenin Putri tak henti-hentinya kepedean bisa-bisa dia baper.

"Mendingan lo pesanin gue makanan aja deh gue laper ni tadi gak sempat makan" ucap Putri.

"Emang gue pembantu lo apa pesan sendiri aja sana" ucap Ridho tak mau.

"Gue mau nya lo yang pesanin Dho!"

"Gue gak mau Putri! Lo yang laperkan jadi lo pesan sendiri sana" Putri terdiam dan memegang perutnya yang sakit.

"Ayolah Dho, gue gak mampu bangun lagi nih pesanin gue ya"

Ridho menatap Putri dan mengerutkan dahinya kenapa tiba-tiba muka Putri berubah jadi pucat?

"Lo tinggal panggil aja kali ibu kantin ke sini ribet banget" Putri menatap Ridho tajam cuma minta pesanin doang Ridho tak mau.

"Gue gak mau! yaudah biar gue yang pesan sendiri" Putri beranjak dari duduk nya dan menuju ibu kantin.

Brukkk...

•••••

Next?

Ridho, I Love You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang