[PART 32]

1.1K 86 17
                                    

"Lo ngapain ngajakin gue kesini?" tanya Ridho sembari melepaskan helmnya lalu menatap gedung besar didepannya.

"Ikut aja gue gak mungkin kan macam- macamin lo, yang ada lo mungkin yang macem-macemin gue" ucap Putri terkekeh, Ridho memutar bola matanya malas

"Enak aja lo gue cowok baik-baik ya" balas Ridho menatap Putri datar.

Putri mendengus kesal, Ridho selalu saja menatapnya datar kecuali kalau Putri sedang sakit Putri pernah melihat ali menatapnya sendu. Apa harus menunggu Putri sakit lagi Baru tatapan datar sialan itu berubah. Shitt sungguh cara yang membosankan.

"Kenapa harus bersandiwara dulu sih Dho, agar mendapat perhatian tulus dari lo, gue bosan kali harus memanfaatin penyakit gue buat cari perhatian lo" batin Putri.

Putri pun menarik tangan Ridho menaiki tangga lantai lima. Ridho berdecak sebal karna sedari tadi mereka tidak sampai-sampai membuat Ridho mengomel-ngomel sepanjang menaiki tangga, apa tidak ada lift? Ridho sudah lelah menaiki tangga ini tapi tidak dengan Putri, anak itu semangat sekali dan tidak ada rasa mengeluh. Sebenarnya kemana Putri akan membawa Ridho?

"Put gue capek kita mau kemana sih?" tanya Ridho menghentikan jalannya dan bersandar didinding dengan nafas yang ngos-ngosan.

"Cemen banget sih lo! Katanya cowok tapi lemah, gak lama lagi sampai kok" ucap Putri melihat Ridho yang sepertinya sangat lelah.

Dengan sisa tenaga Ridho kembali berjalan gontai dan pada akhirnya mereka pun sampai. Ridho menatap sekitar tempat itu, ternyata Putri mengajaknya kerooftop, pemandangan yang indah dengan angin sepoy-sepoy yang menerpa rambut Ridho dan Putri.

Ridho beralih menatap sofa yang ada dirooftop ini, Ridho melihat Putri sudah duduk disofa itu dan bersandar disofa sembari memejamkan matanya menghirup udara yang sangat mendukung, untung saja cuaca tidak panas.

Ridho benar-benar takjub melihat rooftop ini, bahkan suasana kota jakarta sangat jelas dan juga monasnya terlihat dari atas sini. Bagaimana bisa Putri menemukan rooftop dengan pemandangan seindah ini? Ridho menghampiri Putri dan duduk disampingnya.

"Dulu ini adalah caffe punya mami gue, tapi setelah mami gue meninggal gue yang nutup caffe ini dan gue jadiin rooftop" jelas Putri.

"Ini tempat gue buat nenangin pikiran kalau gue lagi galau, tapi sekarang gue udah jarang kesini lagi dan ternyata suasananya masih sama tenang dan adem" ucap Putri masih dengan menutup matanya.

"Termasuk nenangin pikiran gue tentang lo, terkadang gue capek bayangan lo selalu ada diotak gue" sambungnya lagi Ridho hanya diam saja dengan menatap Putri.

"Lo adalah orang kedua yang pernah gue ajakin kesini" Ridho mengerutkan dahinya? Orang kedua? Jadi yang pertama siapa?

"Yang pertama siapa?" tanya Ridho.

"Fildan" balas Putri.

Ridho hanya mengangguk-anggukan kepalanya, kenapa hatinya lega mendengar nama Fildan, Ridho kira ada pria lain lagi yang pernah Putri ajak kesini. Kemudian Ridho melihat ada gitar disebelah Putri. Apa Putri senang bergitar? Pikir Ridho.

"Lo bisa main gitar?" tanya Ridho, Putri membuka matanya menatap Ridho lalu menggelengkan kepalanya.

"Gak bisa? Kalau gak bisa kok ada gitar disini?" tanya Ridho mengerutkan dahinya.

"Itu gitarnya Fildan, kita sering nyanyi bareng dulu udah lama banget sih, dia aja baru 2 kali gue ajak kesini"

"Berarti Fildan jarang dong kesini" Putri mengangguk.

"Gue lebih sering kesini sendirian" Ridho mengangguk paham dengan mulutnya berbentuk O.

Putri mengambil gitar disampingnya dan memangkunya, lalu memetiknya sembarangan membuat Ridho terkekeh dengan cara main Putri yang bisa dibilang asal-asalan.

"Sini gue ajarin" ucap Ridho dan mengambil posisi duduk dibelakang Putri seperti memeluk dari belakang, Ridho mengarahkan tangan Putri untuk menekan kunci-kunci gitar.

Putri mendongakan kepalanya menatap Ridho, wajah keduanya sangat dekat hingga bisa terasa hembusan diantara mereka, cukup lama mereka bertatapan Putri kembali menatap kebawah keduanya sama-sama salting Ridho kembali duduk disamping Putri dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Kenapa suasana tiba-tiba menjadi canggung?.

"Apaan sih, gue kok jadi salting gini" batin Ridho

"Susah ngajarin lo, mending gue yang main lo yang nyanyi" ucap Ridho mencairkan suasana dan mengambil gitar itu dari pangkuan Putri.

"Tapi suara gue jelek gapapa ya" ucap Putri was-was, ia takut Ridho menertawai suaranya.

"Paling gue ketawa" balas Ridho datar Putri hanya mendengus kesal.

"Lo mau nyanyi lagu apa?" Putri memutar bola matanya keatas seperti memikirkan lagu apa yang akan ia nyanyikan.

"Cepetan" ketus Ridho.

"Sabar kek ini juga lagi mikir gue bisa nya lagu apa" ucap Putri kesal.

1 menit

2 menit

3 menit

Ridho berdecak sebal, Putri lama sekali memikirkan lagu apa yang akan dinyanyikan, ini bukan konser jadi lagu apa aja tidak masalah tapi kenapa Putri memilih lama sekali.

Sebenarnya sudah banyak lagu yang ada dipikiran Putri, namun Putri sedang mencari lagu yang liriknya pas dengan isi hatinya, tapi sedari tadi Putri mikir tak menemukan lagu yang cocok.

"Lama banget sih lo, cari lagu apa cari baju dimall sih" Ridho menatap Putri kesal, moodnya bermain gitar sudah tidak ada.

"Sabar napa" balas Putri.

"Sabar ada batasnya kali gue capek" ucap Ridho ketus.

"Gue aja sabar nungguin cinta lo jadi santai dong" Ridho berdecak sebal ujung-ujungnya itu lagi yang dibahas.

"Ini tuh beda"

"Gak ada yang beda, sama aja kok intinya sabarkan"

"Terserah lo cepetan" Ridho sudah malas meladeni Putri, anak itu tidak pernah mau mengalah kalau sudah berdebat.

Ting

Akhirnya Putri menemukan juga lagunya, semoga aja lagu pilihan Putri ini pas untuk isi hatinya dan membuat Ridho sadar.

"Gue udah ketemu Dho lagunya" ucap Putri.

"Cepet, apaan" balas Ridho ketus.













###
Kira-kira Putri bakalan nyanyiin lagu apa ya buat nyindir Ridho..???

Oke thanks buat kalian yang udah baca terus udah divote juga, sampai ketemu di part selanjutnya..

Ridho, I Love You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang