[PART 51]

1.1K 80 0
                                        

"Sayang yuk sarapan dulu" ucap mama Lisa melihat Putri lewat disaat mereka sedang sarapan.

Putri hanya diam dan menatap mereka datar lalu ia menuju kulkas untuk mengambil air dingin.

"Sayang, pagi-pagi kok minum-minuman dingin sih, nanti sakit lagi" ucap papi Beniqno. Putri hanya menoleh singkat tanpa menjawab lalu ia pun pergi tanpa pamit pada mereka semua.

"Tuh kan pi Putri masih marah" ucap mama Lisa memarahi suaminya.

"Fildan berangkat dulu ya ma pi, mau susul Putri dulu" ucap Fildan berpamitan pada kedua orang tuanya.

"Put berangkat sama kakak ya" ucap Fildan menyamai langkahnya dengan Putri.

Putri hanya diam dan melihat Fildan datar tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Fildan mengehembuskan nafasnya kasar lalu menarik Putri masuk mobilnya, kalau tidak dipaksa Putri tidak bakalan mau.

Setelah sudah didalam mobil Putri menatap Fildan kesal tanpa mengeluarkan kata-kata, Fildan tau Putri kesal ia bisa menebak dari tatapan Putri. Sepanjang jalan Putri hanya menatap keluar jendela mobil Fildan.

"Nanti nonton kakak tanding basket ya Put" ucap Fildan membuka suara. Putri hanya diam menatap Fildan lalu ia palingkan lagi wajahnya.

"Put jangan diem aja dong, gak enak tau berasa kakak bawa patung sumpah" dengan cepat Putri menoleh apa? Fildan bilang dirinya patung?

"Patung cantik maksudnya" ucap Fildan cengengesan, ia berusaha bercanda pada Putri agar Putri bisa tertawa tapi ternyata tidak, Putri malah menatapnya tajam. Fildan pun ngeri melihat tatapan Putri lalu ia hanya cengir kuda dan kembali fokus menyetir.

Akhirnya mereka pun sampai disekolah, Putri cepat-cepat keluar dari mobil Fildan, saat ia menutup pintu mobil Fildam dan membalikan badan, ia tak sengaja bertabrakan dengan seseorang yang juga sedang menutup pintu mobilnya tepat disamping mobil Fildan yang terparkir.

Putri menabrak dada seseorang, ia kenal harum orang ini, saat Putri mendongakan kepalanya, ia membelakan matanya ternyata dugaannya benar itu adalah Ridho, Putri menabrak dada Ridho oh no. Dengan cepat Putri menjauhkan dirinya dari Ridho lalu ia pun pergi, namun Ridho menahan pergelangan tangannya.

"Put apa lo udah maafin gue?" tanya Ridho. Putri memutar bola matanya jengah, lalu ia melepaskan tangan Ridho yang menggenggam tangannya dengan kasar dan pergi dari hadapan Ridho begitu saja.

Ridho menghembuskan nafasnya panjang, semarah itu kah Putri padanya? Seandainya Putri tau kalau Ridho setiap malamnya tak bisa tidur karena memikirkan Putri terus- menerus. Tiba-tiba Ridho mendengar ada yang tertawa tepatnya tertawa mengejek ia pun menoleh ternyata Fildan lah yang mentertawainya.

"Gak mudah dapet maaf dari Putri, lo butuh tenaga ekstra buat minta maaf dari dia" ucap Fildan berjalan menghampiri Ridho.

"Good luck semoga lo bisa dapet maaf dari Putri dan naklukin hatinya" ucap Fildan menepuk-nepuk pundak Ridho lalu ia pun pergi.

Ridho terdiam lalu ia tersenyum, itu artinya Fildan sudah tidak marah lagi pada dirinya, sudah beberapa hari mereka tak berteguran sapa dan akhirnya Fildan pun kembali kesifat aslinya. Fildan bukan lah anak yang pendendam ia tak pernah membahas yang sudah lalu dan sekarang ia sudah kembali ke Fildan yang dulu, Fildan sahabat Ridho.

"Woy dodol! jangan lupa tanding basket hari ini, lo masih mampukan ikut pertandingan" teriak Fildan. Ridho hanya mengangguk.

"Bagus deh gue kira masih sakit tu muka ganteng lo akibat karya gue" ucap Fildan terkekeh dengan tampang tanpa bersalahnya.















♥♥♥

#Boompart

Ridho, I Love You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang