[PART 44]

1.1K 82 1
                                    

"Pagi sayang ayo sarapan" ucap mama Lisa melihat Putri berjalan malas kemeja makannya dengan muka ditekuk.

"Kok pagi-pagi muka anak papi ditekuk sih?" tanya papi Beniqno.

"Badmood" balas Putri malas.

"Kamu hari ini berangkat sama kakak ya Put, kamu belum sembuh benar tuh" Putri langsung menoleh cepat kesamping dimana Fildan duduk disebelahnya.

"ENGGAK" ucap Putri penuh penekanan. Fildan mengerutkan dahinya, kenapa Putri menatapnya kesal seperti itu.

"Kok kamu gitu sih Put, kamu kenapa sama kakak?" tanya Fildan bingung.

Putri berdecak sebal, masih nanya lagi kakaknya ini jelas-jelas Putri masih kesal dengan dia karena tadi malam.

"Pake nanya lagi" Putri memalingkan wajahnya dan memasukan roti dengan kasar kedalam mulutnya.

Fildan menghembus nafasnya panjang, pasti adiknya ini masih kesal dengan yang tadi malam, dimana Putri marah dan Fildan harus meminta maaf pada Ridho.

"Pi aku berangkat duluan" ucap Putri dan berjalan cepat keluar rumahnya.

"Put tunggu... papi, mama Fildan berangkat" Fildan menyalami kedua orangtuanya dan menyusul Putri.

Putri membuka pintu rumahnya dengan kasar dan langsung nyelong keluar.

BUKKK

Putri seperti menabrak dada seseorang dan ia pun hampir jatuh tapi seperti ada tangan kekar menahan tubuhnya. Putri membelalakan matanya melihat orang yang sudah menahannya dengan yang wajahnya sangat dekat sekali. Kenapa dia ada disini pagi- pagi?

Ya itu Ridho, Ridho tadi ingin mengetuk pintu rumah Putri namun sudah terbuka duluan dan Putri tak melihat ada Ridho didepannya hingga Putri tak sengaja menabrak dada Ridho, Ridho pun dengan cepat menahan tubuh Putri yang hampir tumbang.

"Ekheemm" suara deheman keras membuat Putri dan Ridho tersadar dan mereka membenarkan posisinya kembali.

"Ngapain lo kesini?" tanya Putri ketus.

"Mau jemput lo" dengan nada tengilnya.

Mata Putri membelalak, ia tak salah dengarkan kalau Ridho ingin menjemputnya? Ini pertama kalinya Ridho menjemputnya tanpa dipaksa Putri terlebih dahulu. Dulu Ridho selalu terpaksa menjemput dirinya, namun sekarang kenapa Ridho malah berinisiatif sendiri tanpa paksaan.

"Gue gak mau berangkat sama lo!" Putri menatap Ridho tajam, ia tak mau menatap Ridho dengan arti yang berbeda karna ia harus sebisa mungkin menatap Ridho datar.

"Kak cepetan berangkat" Putri menarik lengan Fildan.

"Bukannya kamu gak mau berangkat sama kakak tadi?" Putri berdecak sebal, kenapa kakaknya ini tidak peka.

"Kak ayo!" Putri menatap tajam Fildan. Fildan malah tersenyum dan membawa Putri kedalam mobilnya.

Ridho hanya bisa menghembuskan nafasnya melihat mereka, ternyata omongan Putri tidak main-main soal Putri akan berusaha menjauhi Ridho.

♥ ♥ ♥

#Boompart

Ridho, I Love You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang