[PART 61]

1.1K 74 1
                                        

Ridho tak konsen dengan penjelasan guru didepan, pikirannya sibuk tentang Putri dan mengkhawatirin keadaan Putri. Kata Fildan Putri kecapekan dan itu membuat Ridho makin bersalah seharusnya kemarin ia tidak mengajak Putri keluar padahlkan Putri baru pulang. Ridho begitu sangat menyesal pada Putri, hatinya tidak tenang kalau belum lihat keadaan Putri hari ini.

Tuukk

Sebuah spidol mendarat terkena kening Ridho membuat Ridho tersadar dengan lamunannya lalu ia mendongakkan kepalanya melihat pak Budi guru fisikanya yang sudah berdiri dihadapan Ridho dengan menatap Ridho tajam.

"Ridho kamu budeg atau apa? Saya panggilin dari tadi gak dengar- dengar" ucap pak Budi marah, Ridho kaget gara-gara melamunin Putri ia sampai tak dengar kalau ia sedari tadi dipanggil-panggil pak Budi.

"Ngelamun aja terus Ridho! Kerjakan soal didepan cepat!" bentak pak Budi.

Ridho menatap soal dipapan tulisnya, dengan susah payah ia menelan ludahnya, itu soal-soal ribet banget udah kayak tulisan cina aja susah dimengerti.

"Kerjakan soal itu pak?" tanya Ridho menunjuk papan tulis.

"Iya Ridho!" Ridho menarik nafasnya dalam-dalam lalu ia berjalan maju kepapan tulis.

Ia jadi teringat Putri yang selalu membantunya dengan keadaan darurat seperti ini, Ridho menatap keluar kelasnya dimana biasanya Putri duduk dan selalu memperhatikan dirinya, tapi sekarang tempat duduk itu kosong, malaikat kecilnya sedang sakit, Ridho jadi merindukannya, entahlah Putri sudah membuat Ridho gila sekarang.

"Ridho kenapa diam aja, kerjakan!" bentak pak Budi.

"I...iyaa pak" ucap Ridho gugup ia melihat jam tangannya 10 menit lagi istirahat, Ridho bernafas lega lalu Ridho pura-pura mengetuk-ngetukan spidol dikeningnya seperti orang berfikir, padahal Ridho sengaja mengundur-ngundurkan waktu agar istirahat cepat tiba dan otomatis ia tidak akan mengerjakan soal sialan ini.

"Lama sekali Ridho" Ridho menatap pak Budi singkat.

"Sabar napa pak ini juga lagi mikir caranya, saya lupa padahal tadi malam saya belajar soalnya sama persis dengan soal bapak" ucap Ridho berbohong. Belajar? Hahaha kalau bukan ulangan Ridho tidak pernah belajar. Setiap malamnya ia selalu memikirkan Putri, pr aja dia tidak mengerjakan apalagi belajar.

"Huuuuu sok lu dodol, emang pernah lu belajar" celetuk Rizki teman sekelas Ridho lebih tepatnya ia ketua kelas.

"Diem lo cebong" balas Ridho kesal. Rizki mengerucutkan bibirnya sebal karena Ridho selalu saja memanggilnya cebong.

Fildan hanya bisa tersenyum kecil melihat Rizki dan Ridho saling menatap kesal. Entahlah biasanya Fildan lah orang yang pertama yang akan mengejek Ridho kalau Ridho selalu dihukum, tapi sekarang mau tertawa keras saja ia malas karna pikirannya masih tertuju dengan keadaan adiknya yang masih sakit dirumah sakit.

Teng.. teng.. teng..

Ridho bernafas lega akhirnya bel istirahat berbunyi juga, itulah yang sedari tadi ia tunggu-tunggu.

"Yeey pak udah istirahat berarti saya gak ngerjain soal ini dong" ucap Ridho senang.

"Kamu tetap kerjakan soal itu dan itu akan jadi pr kamu besok, pr itu sudah ada dimeja saya kamu mengerti Ridho?" Ridho menghembuskan nafasnya panjang lalu mengangguk malas.

Ridho kira ia akan bebas dari soal-soal sialan itu tapi nyatanya tidak!

Semua anak sudah berhamburan keluar kelas. Ridho menatap Fildan yang termenung, ia kira Fildan sudah keluar kelas untuk istirahat tapi ternyata tidak malahan Fildan sedang menatap lurus kedepan. Ada yang berbeda dengan sifat Fildan hari ini, dari tadi pagi Ridho melihat Fildan hanya diam tumben? Biasanya Fildan yang selalu heboh dikelas apalagi saat melihat Ridho dihukum, biasanya Fildan lah orang pertama yang akan mengejek Ridho habis-habisan tapi tadi tidak? Fildan hanya tersenyum kecil. Sebenarnya ada apa dengan sahabatnya ini?

Ridho, I Love You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang