[PART 39]

1.3K 109 19
                                    

"Ridho" Ridho mendengar ada yang memanggilnya lalu ia pun membalikan badannya.

Buggh

Satu pukulan mendarat disudut bibir Ridho dan Ridho pun tersungkur jatuh kelantai.

"Itu akibat lo buat Putri nangis semalam!" ucap Fildan menunjuk Ridho dan menatap Ridho tajam.

"Gue gak tau masalahnya apa, karna Putri gak mau cerita tapi dia bilang ini semua gara-gara lo Ridho. Lo sadar gak lo udah nyakitin dia dan buat dia nangis semaleman, dia pulang hujan-hujanan dan lo biarin! Itu yang dinamakan laki laki gantle?!" Fildan terlihat sangat marah pada Ridho.

Ridho hanya bisa diam dan menyeka darah yang mengalir disudut bibirnya akibat pukulan Fildan. Ia emang pantas mendapatkan ini karena ia sadar dirinya salah. Bahkan Ridho rela semaleman Ridho tak bisa tidur karna memikirkan Putri, apakah Putri baik-baik saja dan rasanya tidak baik-baik saja, buktinya Fildan langsung memukul Ridho dan mengatakan kalau Putri menangis semaleman.

"Sorry Fil, ini emang salah gue" ucap Ridho merasa bersalah.

"Emang lo selalu salah!" balas Fildan.

"Sekarang Putri mana?" tanya Ridho, tujuannya dari tadi adalah mencari Putri untuk meminta maaf.

"Buat apa lo cari dia?" Ridho berdiri sembari memegang sudut bibirnya.

"Gue mau minta maaf sama dia"

"Dia tu lagi sakit gara-gara lo!" mata Ridho membelalak sakit? Apa penyakit sesaknya kambuh? Arghh Ridho merutuki dirinya, tentu saja kambuh kerena semalam Putri sempat berdiri dan berteriak dibawah guyuran hujan.

"Gue boleh jenguk dia gak Fil, please   gue mau minta maaf" Fildan langsung pergi dari hadapan Ridho tanpa menjawab ucapan Ridho.

Fildan terus berjalan menuju kelasnya tanpa memperdulikan Ridho yang meneriakinya berkali-kali. Emosi Fildan masih memuncak ia sengaja meninggalkan Ridho dan ia tak mau pukulan keduanya mendarat lagi pada sahabatnya tiga tahun belakangan ini.

BUKK

Fildan tak sengaja menabrak bahu seseorang dan untung saja orang itu tidak jatuh. Fildan melihat orang yang ditabraknya ternyata Rara, Fildan hanya menatap Rara datar.

"Maaf kak" ucap Rara, Fildan hanya diam padahal yang salah adalah Fildan, namun yang meminta maaf adalah Rara. Fildan melanjutkan jalannya, ia sedang malas berbicara pada orang-orang sekitarnya.

"Kak Fildan" panggil Rara dan menghampiri Fildan.

"Kak Putri mana? Biasanya aku liat dia datang awal terus, sekarang kok tasnya gak ada dikelas" tanya Rara.

"Sakit" balas Fildan singkat dan datar.

"Sakit? Apa dia semaleman hujan- hujanan kak?" tanya Rara ragu-ragu. Fildan mengerutkan dahinya, bagaimana bisa Rara tau kalau Putri hujan-hujanan?
Lalu Fildan mengangguk pelan.

"Serius kak? Maafin aku yaa kak ini semua gara-gara sepupu aku" Fildan tambah bingung dengan ucapan Rara.

"Minta maaf buat apa?" tanya Fildan tak mengerti.

"Kemarin aku ulang tahun terus ada buat party kecil-kecilan ditaman kebetulan sorenya ada sepupu aku gak sengaja ketemu Ridho dan dia ngundang Ridho buat dateng keacara ultah aku kak, tapi sumpah kak aku gak ngundang Ridho dan......" Rara menundukan kepalanya dan menggantungkan kata-katanya.

"Dan apa?!" bentak Fildan membuat Rara kaget dan takut.

"Dan tiba-tiba Putri dateng marah-marah. Kata dia ada janji sama Ridho tapi Ridhonya gak dateng-dateng dan membuat Putri menunggu lama dirooftop. Kak maafin aku ya Ridho gak dateng nemuin Putri gara-gara acara aku" ucap Rara masih menunduk, Fildan terlihat geram dan mengepalkan tangannya lalu ia berbalik badan mencari Ridho.

Fildan mencari Ridh kesetiap sudut sekolah, namun Ridho tak ada. Kini emosi Fildan benar-benar sudah diubun-ubun. Akhirnya orang yang Fildan cari ketemu, dia sedang duduk dibawah pohon besar belakang sekolah dengan termenung. Fildan berjalan cepat menghampiri Ridho.

Bughhh

Sudut bibir kiri kanan Ridho sudah mengeluarkan darah, Ridhomenatap orang yang memukulinya, lagi-lagi itu Fildan.

"Ini belum seberapa Dho!" emosi Fildan meningkat. Ridho pun berusaha berdiri

"Atas dasar apa lo mukulin gue lagi, apa yang tadi belum cukup?!" balas Ridho.

"Pake nanya lagi lo! Jelas-jelas ini belum cukup dengan Putri yang selalu lo sakitin! Dan gue gak nyangka lo membiarkan Putri nungguin lo sendirian dirooftop malem-malem!Otak lo dimana haaa?! Kalau emang gak niat dateng yaa gak usah buat janji! Ohh apa lo cuma mau mempermainkan dia aja gitu?!" emosi Fildan kembali meningkat.

"Sumpah Fil gue bener-bener lupa! arghh gue minta maaf!" Ridho mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Iyalah lupa, otak lo kan cuma ada Rara. Apa susahnya sih telpon Putri bilang lo gak mau dateng!" balas Fildan

"Hp gue ketinggalan dimobil Fil, dan untuk dateng gue mau nemuin dia tapi gue bener-bener lupa!" Fildan makin geram atas jawaban Ridho.

"Alesan lo!" Fildan kembali memukul Ridho. Ridho hanya diam dan tak membalas karna ia sadar diri kalau dirinya salah dan memang pantas mendapat pukulan ini.

"Lagi Fil! Pukul gue lagi sepuas yang lo mau! Sampe mati aja sekalian!" ucap Ridho dengan mata sayunya, wajahnya sudah lebam dibawah matanya.

Dengan emosi Fildan memukul Ridho lagi, dan ia pun langsung pergi dari sana dengan tangan masih dikepal. Fildan tak bisa menahan emosi untuk menghajar habis Ridho, kini Fildan benar-benar sangat marah sekali padanya.

♥♥♥

Tinggalkan jejak kalian lewat
Vote & Koment!

Ridho, I Love You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang