Mobil Fildan terparkir didepan rumah seseorang dan ia pun mengklason mobilnya berkali-kali agar yang punya rumah keluar. Fildan memang seperti ini saat kerumah sahabatnya ia lebih senang mengkelason berkali-kali dari pada harus menekan bel rumah sahabatnya. Ya, sekarang Fildan berada didepan rumah Ridho, dari pada ia jauh-jauh kebogor hanya untuk membeli buah naga untuk Putri mendingan Fildan kerumah Ridho saja menenangkan fikirannya akibat adiknya sedang marah padanya.
"Woyy sialan lo Fil berisik!" teriak seseorang dari atas balkon rumahnya. Fildan mendongakan kepalanya keatas melihat orang yang teriak itu, mobil Fildan memang tidak ada atapnya karena mobilnya adalah mobil sport yang keren.
"Kalau gak berisik bukan Fildan namanya. Bukain pintu rumah lo dol, pembatu lo mana sih biasa juga dia yang bukain" balas Fildan teriak.
"Pulang kampung. Lo masuk aja pintu gak dikunci" ucapnya.
"Bilang kek dari tadi" ucap Fildan dan ia pun keluar dari mobilnya dengan meloncat tanpa membuka pintu mobilnya dulu, lalu dengan santai ia memasuki rumah dan menuju kamar sahabatnya itu. Rumah sahabatnya ini sudah seperti rumah sendiri baginya.
Fildan berhenti didepan pintu kamar sahabatnya dan ia membaca tulisan didepan pintu kamar itu dengan bertulis nama sahabatnya Ridho Akmaliki. Fildan tertawa menurutnya itu lebay pintu kamar aja pake nama apa Ridho takut kamarnya ketukar? Padahal saat kemarin-kemarin Fildan kesini nama itu tidak ada didepan pintu kamar Ridho.
"Please deh Dho, lo alay bener sumpah" gumam Fildan tertawa.
"Siapa yang alay?" tanya Ridho membuka pintu kamarnya membuat Fildan kaget.
"Pintu kamar lo ALAY" ucap Fildan menekankan kata alay lalu ia masuk kedalam kamar Ridho dan merebahkan tubuhnya dikasur Ridho.
"Kan lo sendirian dirumah kenapa pintu lo pake nama segala sih takut ketuker?" tanya Fildan.
"Suka-suka gue dong itu tu keren lagi hits" balas Ridho ketus. Dan ia berjalan menuju balkon kamarnya dan kembali memainkan gitarnya asal asalan.
"Betah banget lo tinggal sendiri Dho, kenapa gak ikut orang tua lo aja pindah ke medan sana"
Ya, Ridho hanya tinggal sendirian dirumah, ralat tidak sendiri namun ada pembantunya juga namun sudah dua hari pembantunya itu izin pulang kampung katanya ada keluarganya yang menikah. Dulu Ridho tinggal bersama orang tuanya tapi orang tuanya harus pindah ke medan karena ada perusahaan mereka disana yang tidak bisa ditinggalkan. Ridho sengaja tak mau ikut pindah bersama orang tuanya karena ia lebih betah tinggal dijakarta.
"Tadi siapa ya yang disekolah galau? Gak semangat lagi? Gue denger denger sih ya galaunya karena cemburu kalau Putrj udah punya gebetan baru" balas Fildan menyindir Ridho, ia sengaja mengeraskan suaranya agar Ridho lebih jelas mendengarnya dari balkon kamar.
Disekolah tadi Ridho memang tidak bersemangat dan mukanya ditekuk terus memang benar dikatakan Fildan, ia sedang galau karena Putri mempunyai gebetan baru.
"Dih siapa yang galau" ucap Ridho tak mau mengaku.
"Alesan aja lu" ucap Fildan menatap Ridho.
••••
Sampe sini dulu aja ya guys, kalau lagi badmood trus dipaksain ya gini.. Alurnya jd kacau😪

KAMU SEDANG MEMBACA
Ridho, I Love You! [END]
RomanceRidho, gue suka sama lo, gue sayang sama lo, gue cinta sama lo. Lo mau gak jadi pacar gue? -Aurora Putri Beniqno Gue gak suka sama lo, dasar cewek gila! -Ridho Akmaliki --- Bagaimana hubungan mereka selanjutnya, akankah Ridho mencintai Putri seper...