[PART 20]

1.1K 80 12
                                        

Putri mengerjap-ngerjapkan matanya saat matahari masuk kesela-sela kamarnya yang bernuansa pink. Putri memeriksa hpnya betapa terkejutnya Putri saat melihat Ridho membalas chatnya semalam.

Dodol garut : Seharusnya yang mimpiin gue itu elo. Gue tau sebelum tidur pasti lo mikirin gue dulu kan? Gue juga tau kalau gue ganteng, jadi gak perlu lo pikirin hahaha... oh iya katanya lo mau tidur ya? Selamat tidur cewek gila:> semoga lo gak bangun-bangun wkwk

Putri terkekeh membaca chat itu walaupun kata-kata terkahir Ridho di chat itu membuat Putri kesal, tapi Putri tak bisa berbohong kalau dirinya sangat senang saat Ridho membalas chatnya, karena selama ini Ridho selalu menghiraukan puluhan pesan dari Putri.

Putri bangun dari tempat tidurnya dan langsung membersihkan dirinya lalu bersiap-siap memakai seragam sekolahnya, entah lah mood nya sekarang naik dua kalilipat dan ia sangat bersemangat sekali hari ini.

Putri turun kebawah dan menuju meja makan, terlihat disana sudah ada papi mama tirinya dan juga kak Fildan, namun mereka menatap Putri dengan tatapan aneh.

"Kenapa liatin aku gitu?" tanya Putri langsung duduk disamping Fildan sembari mengoleskan selai dirotinya.

"Put kamu sakit?" tanya Fildan meletakan punggung tangannya dikening Putri.

"Gak panas kok" ucap Fildan lagi, Putri pun menatap Fildan kesal.

"Siapa juga yang sakit" balas Putri ketus.

"Habisnya kamu tumben banget udah rapi, ini baru jam 6 loh biasa nya juga belum bangun jam segini masih kebo" sindir Fildan, Putri menatap kakaknya ini tajam.

"Aku bangun pagi salah, aku bangun siang salah, aku udah rapi salah, aku belum rapi salah, aku cepet salah, aku lama sa....." Fildan langsung mendekap mulut Putri karna kesal, adiknya ini sangat bawel sekali.

"Bawel banget sih Put, itu mulut apa rel kereta" ucap Fildan kesal dan langsung melepas dekapannya, Putri hanya mencibir tidak jelas kakaknya ini. Papi dan mama Lisa hanya terkekeh melihat kedua kakak adik ini.

"Oh iya pi, kemarin kak Fildan ngetawain surat Mbull" Putri tersenyum sinis pada Fildan. Fildan pun membelalakkan matanya kaget ternyata adiknya ini benar mengadu.

"Mbull tau kalau Mbull gak bisa nulis surat romantis tapi kak Fildan malah ngetawain pi" ucap Putri memasang wajah sedihnya menatap papinya.

"Biar papi hukum dia kamu tenang aja hari ini biar dia berangkat sekolah gak usah bawa mobil" Putri tersenyum penuh kemenangan dan memeletkan lidahnya pada Fildan.

"Pi tapi kalau Fildan gak bawa mobil, terus pake apa dong?" Fildan tak terima.

"Pake taksi lah atau gak pake bajaj" celetuk Putri, Fildan menatap Putri kesal.

"Put kamu kan tau kakak gak biasa pake taksi apalagi bajaj kapan nyampai sekolahnya kalau pake bajaj"

"Yaudah sih jalan aja ribet banget" balas Putri santai. Fildan berdecak sebal santai sekali adiknya itu berbicara.

"Pi jangan dong, Fildan boleh bawa mobil yayaya" Fildan memohon.

"Gak boleh. Kakak itu lagi masa penghukuman!" ucap Putri tegas.

"Papi sih terserah Mbull aja" Beniqno tersenyum. Putri menatap Fildan penuh kemenangan dan terus mengejek kakaknya ini.

"Kalau gitu Mbull pergi dulu pi" Putri mencium pipi Beniqno dan sempat memeletkan lidahnya lagi pada Fildan.

"Pi Putri kan udah pergi jadi Fildan boleh bawa mobil ya" ucap Fildan merayu.

"No, nanti papi dimarahin sama Mbull, udah ah papi juga mau ke kantor" pamit Beniqno dan langsung pergi, Fildan pun memanyungkan bibirnya dan berdecak sebal.

"Minta jemput Ridho aja Fil, siapa tau dia belum berangkat" Fildan langsung menatap mamanya berbinar.

"Fildan kok gak kepikiran kesitu ya ma? yes mama penyelamat Fildan! Ehh tapi yakin nih Ridho belum berangkat" ucap Fildan senang.

"Yaudah tunggu apa lagi, telpon gih Ridho nya" Fildan pun mengeluarkan hpnya dan mencari nomor Ridho.

"Hallo Dho lo udah berangkat belom?"

"Mau otw nih lagi panasin mobil, emang kenapa? Gue disuruh jemput Putri lagi? Gak ah dia aja gak ada nyuruh gue"

"Bukan oon, gue yang mau nebeng sama lo boleh yayaya????"

"Dih tumben"

"Nanti gue ceritain, cepetan jemput gue"

"Iyaiya bawel lo"

Tuut.. tutt.. tuutt

"Gimana Ridho mau?" tanya mama l
Lisa. Fildan mengangguk dan tersenyum.

"Fildan tunggu Ridho depan ya ma" Fildan mencium pipi mamanya singkat dan langsung pergi. Mama Lisa tersenyum memegang pipinya, seandainya Putri juga melakukan seperti itu pasti mama Lisa sangat senang sekali.

Fildan menunggu Ridho sembari memainkan game diponselnya sambil bersenandung tidak jelas diteras rumahnya. Hingga pada 15 menit kemudian...

Tiit.. tiitt.. tiittt..

Fildan mendongakan kepalanya, akhirnya Ridho sampai juga, jarak rumah Ridho dan Fildan memang tak terlalu jauh kira-kira 15 menit sampai, yang membuat lama hanya macet tapi untungnya pagi ini Fildan beruntung Ridho tidak terkena macet dan tidak membuat Fildan menunggu terlalu lama. Fildan menghampiri Ridho dan masuk kedalam mobil Ridho.

"Tumben lo gak bawa mobil?" tanya Ridho.

"Gue lagi dihukum" Ridho langsung tertawa, sepertinya Ridho tau apa penyebab Fildan dihukum udah pasti gara-gara Putri kemarin.

"Makanya jangan macem-macem sama adek lo itu" ucap Ridho tertawa kecil.

"Gue cuma ketawa aja ngadepinnya. Kan tu anak sensinya sampai keubun- ubun. Udah ahh gue malas bahas itu cepetan jalan" ucap Fildan kesal.

"Iya iya ngomel mulu lo" ucap Ridho sembari menjalankan mobilnya.

•••••

Next or no ?!

Ridho, I Love You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang