[PART 06]

1K 67 2
                                        

"Ini aku bawain bekal untuk kakak, di makan ya." Rara memberi kotak makan kepada Ridho. Ridho tersenyum dan mengambilnya.

Ridho pun membuka kotak makan itu, ternyata Rara memberikannya nasi goreng seafood. Ridho kaget dan langsung tersenyum kikuk menutupi kekagetan nya.

"Di makan kak." ucap Rara. Ridho mengangguk kikuk. Tiba-tiba ada sebuah tangan merampas kotak makan itu.

"Putri." ucap Ridho kaget. Putri meletakkan kotak makan itu ditanah. Dan diganti dengan bekal yang ia bawa juga dari rumah.

"Rara ternyata nyali lo kuat juga ya, udah berapa kali gue bilangin jauhin Ridho!" bentak Putri, Rara terdiam dan menunduk.

"Lo tau gak, Ridho itu alergi seafood! katanya dekat tapi Ridho alergi seafood aja gak tau." Putri tersenyum meremehkan Rara.

Ridho menatap Putri tak percaya, bagaimana bisa Putri tau kalau dirinya alergi seafood.

"Ternyata kakak alergi seafood, maaf kak aku gak tau" ucap Rara merasa bersalah.

"Udah gapapa kok." ucap Ridho tersenyum, Putri memutar bola matanya malas melihat mereka.

"Kok lo bisa tau gue alergi seafood?" tanya Ridho pada Putri. Putri tersenyum sinis.

"Apa sih yang gak gue tau tentang lo, Ridho Akmaliki." balas Putri penuh penekanan. Ridho memutar bola matanya malas.

"Ridho, nih dimakan ya bekal gue, ini nasi goreng special buat lo walaupun bukan gue sih yang buat tapi pembantu gue" ucap Putri tersenyum samar saat ia mengatakan pembantu nya yang buat, padahal dirumahnya kan tidak ada pembantu.

"Tante buatin aku nasi goreng special yang super-super enak, gak usah pake seafood ini buat Ridho" ucap Putri pada mama Lisa.

"Kamu mau bawain Ridho makanan yaa?" tanya mama Lisa.

"Jangan banyak tanya deh cepetan nanti aku telat" ucap Putri datar. Mama Lisa hanya tersenyum.

"Emang lo punya pembantu?" tanya Ridho karena setau Ridho, Putri tak punya pembantu.

"Gak penting banget sih pertanyaan lo, cepetan dimakan atau lo mau gue yang suapin," ucap Putri dan langsung menyuapi Ridho. Ridho pasrah saja dan melirik Rara yang hanya diam memandang mereka sendu.

"Kok lo masih disini sih Ra? dari pada lo jadi nyamuk mending lo pergi aja sana!" ucap Putri mengusir. Ridho memegang tangan Rara agar tidak pergi, Ridhp tak mau hanya berdua saja dengan wanita gila seperti Putri.

"Ridho jangan tahan dia biarin dia pergi!" bentak Putri.

"Gue gak mau hanya berdua sama lo disini!" balas Ridho, Putri menatap tajam keduanya.

"Oke.. sekarang gue mau buat perjanjian sama lo Ra, minggu depan ada lomba cerdas cermat, gue mau lo ikutan dan siapa yang kalah dia akan jauhin Ridho selama lamanya." mata Rara membulat sempurna mendengar ucapan Putri.

"Okee gue setuju," ucap Ridho mewakili Rara. Putri tersenyum sinis dan langsung pergi dari hadapan mereka.

"Kak kenapa kakak setujuin aja?" tanya Rara.

"Kamu tenang aja yaa, kakak yakin kamu bisa. Putri itu gak ada apa-apanya dibanding kamu. Kamu liat aja, dia kan suka telat masuk kelas dan dia juga gak pernah memperhatikan guru menjelaskan, jadi mana mungkin dia bisa menang." Rara menggelengkan kepalanya tanda tak setuju dengan ucapan Ridho.

"Kakak salah besar, Putri itu diam-diak pintar kak, dikelas walaupun dia gak pernah memperhatikan guru tapi dia selalu bisa jawab soal-soal yang guru berikan" Ridho tersenyum menenangkan Rara.

"Tenang aja. Itu dia hanya kebetulan, percaya sama kakak dia pasti kalah, kamu harus giat belajarnya ya supaya menang, hidup kakak tergantung sama kamu loh." ucap Ridho, Rara mengerutkan dahinya tak mengerti.

"Hidup kakak tergantung aku? Maksudnya?" tanya Rara tak mengerti.

"Iya, kalau kamu kalah kamu bakalan jauhin kakak dong, kakak gak mau deket-deket sama Putri si cewek gila seperti dia" ucap Ridho membuat Rara terkekeh.

"Iya kak aku bakalan kalah kan Putri dilomba cerdas cermat itu." Ridho tersenyum mendengar jawaban Rara.

Ternyata dari kejauhan ada sepasang mata yang mendengar ucapan mereka.

"Lo liat aja gue yang bakalan menangin lomba cerdas cermat itu" Putri tersenyum sinis.

Putri kembali berjalan berjauh dan barlari menuju kelas Fildan.

"Kak!" panggil Putri keras membuat yang ada dikelas Fildan menoleh.

"Ada apa Put?" tanya Fildan menghampiri Putri diambang pintu.

"Kak aku mau ikut lomba cerdas cermat." ucap Putri datar. Fildan kaget bukan main, yang benar saja Putri mau ikut cerdas cermat? Biasanya Putri mana mau ikut lomba-lomba seperti itu.

"Seriusan Put? apa kamu yakin?" tanya Fildan. Putri menganggukkan kepalanya.

"Udah deh kak jangan banyak tanya, siapa panitia nya? aku mau daftar."

"Biar kakak yang daftarin ya"

"Gak mau! Biar aku sendiri" Fildan menarik nafasnya panjang.

"Kamu keruang osis aja." dengan cepat Putri berjalan menuju ruang osis tanpa menjawab ucapan Fildan.

****

BRAAK..

Putri membuka pintu ruang osis dengan kasar, membuat mereka yang ada didalam terkejut.

"Gue mau daftar ikut cerdas cermat." ucap Putri to the point dan menatap mereka datar. Mereka semua terkejut bukan main, tiba-tiba saja salah satu anggota osis tertawa meremehkan.

Putri menatap orang itu tajam dan matanya beralih melihat nametag nya tertulis Weni Salsabilla.

"Lo gak salah Put? cewek songong kayak lo mau ikut lomba cerdas cermat? yakin lo bisa menang!" Weni tertawa meremehkan.

"Heeh Wenong lo ngetawain gue? Kalau gue bisa menangin lomba ini, lo gue keluarin dari sekolah!" ucap Putri menatap Weni tajam. Weni tersenyum sinis

"Oke siapa takut, coba aja kalau lo bisa.. kalau lo kalah lo yang akan pergi dari sekolah milik lo ini" balas Weni. Putri menarik rambut panjang Weni membuat Weni meringis kesakitan.

"Oke gue setuju, lo siap siap aja keluar dari sekolah ini" bisik Putri menarik rambut Weni lebih kasar lagi.

•••••

Next?? Vote + Koment!
乂❤‿❤乂

Ridho, I Love You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang