[PART 26]

978 95 14
                                    

"Putri, udah-udah malu diliatin orang-orang yang lewat" ucap Fildan, sang kakak datang dan langsung memeluk adiknya.

"Aku benci Ridho kak, aku benci dia!" tangis Putri kembali pecah saat berada didekapan sang kakak.

"Sekarang kakak anter kamu pulang ya, lagian ini hujan deras nanti kamu sakit"

"Aku gak mau kak, aku mau Ridho" Putri kembali memeluk Fildan disaat hujan mulai mereda.

Fildan menghela nafasnya panjang, ia kasian pada adiknya ini yang terpuruk karena cinta. Cinta yang tak terbalaskan, miris sekali percintaan Putri.

"Kita pulang ya, malu ahh kamu dikira orang gila nanti loh" Fildan berusaha mengajak Putri bercanda.

"Iya, aku emang gila kak, gila karena cinta, gila karena Ridho!" pekik Putri.

"Aku benci sama perasaan sialan ini kak! Aku benci!" tangis Putri kembali pecah. Yang ia lakukan hanya memukul-mukul dadanya.

"Putri, udah-udah jangan nyakitin diri kamu sendiri. Perasaan kamu gak salah, cinta bisa datang kapan saja" ucap Fildan mendekap Putri erat.

"Mending kakak pergi! Aku mau sendiri!" pekik Putri meninggalkan Fildan. Putri berlari ia tak peduli Fildan meneriakinya berkali-kali.

Putri berlari kebelakang sekolah dengan seragamnya yang basah kuyup, ia tak peduli dengan hujan yang tadinya reda sekarang perlahan mulai turun lagi. Yang ia butuhkan hanya sendiri untuk menenangkan hatinya, hujan sudah mulai turun lagi sangat lebat dari sebelumnya dan Putri masih setia dengan tangisnya, lalu ia duduk dibawah pohon dengan keadaan badannya yang sudah menggigil.
Menurut Putri, hujan ini telah mewakili perasaannya yang sangat benar-benar kacau.

"GUE CINTA SAMA LO RIDHO!" teriak Putri diderasnya hujan, tangisnya pun kembali pecah, Putri menekuk kakinya dan menenggelamkan wajahnya, ia tak peduli seragamnya yang sudah basah.

Ridho adalah orang pertama yang membuat Putri mengeluarkan air matanya dan yang membuat Putri terpuruk. Kenapa perasaan ini harus ada buat Ridho?.
Kenapa tuhan menciptakan hati kalau cuma buat dipatahkan?.
Putri terus mengeluarkan air matanya, badannya pun sudah benar-benar menggigil, tapi itu semua tak ia peduli'i, kalau pun ia harus mati kedinginan disini ia tak peduli, mungkin hidupnya lebih tenang dan bisa membuang jauh-jauh Ridho dari hatinya.

Putri merasa seperti ada seseorang disampingnya dan Putri juga merasa air hujan pun juga tak terlalu banyak menetes apa ada yang memayunginya? Perlahan Putri mengangkat kepalanya dan yang pertama kali ia lihat sepatu seseorang, sepertinya ia kenal sepatu itu Putri pun mendongakkan kepalanya keatas. Putri sangat kaget, itu Ridho? Iya itu Ridho! Kenapa Ridho bisa disini? Putri melihat Ridho tidak memayunginya dengan payung tapi Ridho memayunginya dengan jaket yang tadi pagi baru saja Putri kembalikan.

"Ngapain lo disini?!" pekik Putri hampir menyamai dengan derasnya hujan. Ridho hanya menatapnya datar tanpa ekspresi.

••••
Sampe sini dulu ya dilanjut nanti malam😌

Ridho, I Love You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang