[PART 41]

1.4K 96 19
                                    

Istirahat tiba namun Putri malas untuk keluar kelasnya, ntah lah moodnya sangat malas untuk berkeliling ia memilih mendengarkan lagu dengan haedsetnya dan bersandar didinding kelas dengan kakinya diangkat kebangku yang ada didepannya. Kelas sudah sangat sepi cuma ada Putri dan Rara, Rara sedari tadi memperhatikan Putri ia ingin menghampiri Putri dan menjelaskan semua kejadian kemarin, namun Rara ragu-ragu ia takut Putri marah saat ia menghampirinya. Dengan keberanian Rara menghampiri Putri ia tak peduli Putri memarahinya atau mengusirnya yang jelas ia harus bisa menjelaskan semuanya.

"Ee..ekhem.. Put" ucap Rara ragu-ragu dengan menyentuh bahu Putri pelan. Putri yang sedang asik mendengarkan musik dengan mata terpejam pun membuka matanya saat ada yang menyentuh bahunya.

Putri memutar bola matanya jengah saat tau siapa yang ada didepannya, ia melepaskan headsetnya dan menurunkan kakinya.

"Kenapa lo?" tanya Putri datar.

"G...gue mau jelasin yang kemarin" ucap Rara ragu-ragu.

"Jelasin apaan lagi, semuanya kan udah jelas gue udah gak gangguin kalian lagi, jadi lo jangan ganggu gue karna kalian udah bebas" balas Putri menatap Rara tajam.

"Yang kemarin gue gak ngundang Ridho, Put sumpah Ridho dateng gara-gara sepupu gue, dia yamg ngundang Ridho, gue aja gak tau" Putri mengerutkan dahinya sepupu? Memangnya siapa sepupu Rara? Kok bisa kenal Ridho?

"Sepupu lo? Siapa?" Rara terdiam ia lupa kalau Putri belum tau kalau Ridwan adalah sepupunya bukan pacarnya.

"Woy! Siapa?" bentak Putri membuat Rara kaget.

"R...i..d..wan" ucap Rara gugup dan menundukan kepalanya.

"Ridwan?" tanya ulang Putri. Rara mengangguk takut.

Putri mengerutkan dahinya Ridwan? Sepertinya ia pernah dengar nama itu tapi dimana? Oh iya Ridwan bukannya cowok yang ketemu waktu dimall.

"Ridwanan yg waktu itu dimall sama lo kan?" lagi-lagi Rara mengangguk.

"Tunggu tunggu.. sepupu? Ridwan sepupu lo? Bukannya lo bilang itu pacar lo?" ucap Putri bertanya tanya.

"I...iya Put Ridwan sepupu gue dia bukan pacar gue" ucap Rara masih menunduk.

BRAAKK

"WHAT... jadi lo bohongin gue haaa maksud lo apa?!" Putri mengebrak meja membuat Rara kaget.

"Gue lakuin itu supaya Ridho jauhin gue Put" Putri menatap Rara tajam.

"Lo kira dengan lo ngelakuin itu gue senang? Gak Ra! Lo tau dengan lo kayak gitu Ridho cuma pura-pura perhatian sama gue, lo ingat waktu dia nutupin gue pake jaket itu cuma buat lo cemburu gue maunya Ridho perhatian sama gue tulus dari dia sendiri bukan cuma buat panas- panasin lo" pekik Putri emosi.

"Maaf Put" hanya itu yang keluar dari mulut Rara, ia bingung harus bagaimana menjelaskannya pada Putri yang sebenarnya.

"Terus Ridho tau gak itu cuma sepupu lo?" Rara mengangguk kikuk.

"Pantesan aja dia datang diultah lo terus lupa sama janji gue"

"Tap...."

"Sana lo keluar gue malas liat muka lo cepat keluar" ucap Putri menunjuk arah pintu.

"Put g...."

"KELUAR" teriak Putri, dengan jalan gontai Rara keluar kelas, jujur Rara benar-benar sangat bersalah sekali pada Putri.

"Please jangan sekarang" gumam Putri menahan sesaknya yg mulai kambuh.

"Penyakit sialan kenapa gue makin sering sesak sih mana sesak banget lagi" ucap Putri memejamkan matanya sembari menarik nafasnya berkali-kali untuk menetralkan nafasnya.

Drtt.. drttt.. drrtt..

Putri menatap layar hpnya tertera nama kak Fildan, dengan malas Putri mengangkatnya. Putri menarik nafasnya panjang ia tak mau Fildan khawatir saat tau penyakit sialan ini kambuh.

"Hallo Put kata mama kamu sekolah? Sekarang kamu di mana?"

"Kelas"

"Kakak kesana sekarang"

Tuutt.. tutt.. tuutt..

Putri tau pasti kakaknya itu khawatir kevin terlalu over pikir Putri.. tapi biar pun Fildan seperti itu hanya dia yang bisa mengerti perasaan Putri.

Putri mengedarkan pandangannya keluar kelas lewat jendela kelasnya, kira-kira Ridho kemana ya? Ntah kenapa Putri masih khawatir melihat keadaan Ridho seperti tadi kenapa muka nya bisa lebam begitu? Apa Ridho berkelahi? Putri menggelengkan kepalanya gak gak dia gak boleh mikirin Ridho lagi Putri sudah bertekad untuk melupakan Ridho dan menganggap tidak pernah kenal pada Ridho.

"Put ya ampun kamu kenapa sekolah sih masih sakit juga" ucapan Fildan membuyarkan lamunan Putri. Putri menoleh ternyata Fildan sudah ada diambang pintu.

"Lihat tu mukanya masih pucat" Fildan menghampiri Putri dan duduk disampingnya.

"Kak aku gapapa aku bosan dirumah" balas Putri malas.

"Kalau kamu sakit lagi gimana? kakak gak mau kamu sakit Put, tadi mama bilang kamu maksa pengen sekolah kepala batu banget sih obatnya dibawa gak? Terus bawa air nya g...."

"Kakak" pekik Putri kesal memotong ucapan Fidan. kakaknya itu bawel sekali membuat Putri pusing saja.
Putri memegang kepalanya mendengar ocehan Fildan yang tidak jelas menurut Putri.

"Kamu kenapa? sakit lagi kan" Fildan panik.

"Iya sakit! Sakit dengar ocehan kakak yang gak jelas" balas Putri kesal. Fildan menghela nafasnya panjang

"Kakak bukan nya ngoceh kakak cuma kasih tau kamu aja Mbull" Putri memutar bola matanya.

"Pulang sama kakak yaa kamu diantar supir kan tadi"

"Hmmm" balas Putri berdehem.

"Mending kakak keluar deh aku pengen sendiri gak mau diganggu" Putri mendorong Fildan agar keluar kelasnya.

"Kalau ada apa-apa cepat telpon kakak yaa"

"iya iyaa bawel deh sana" Fildan menatap Putri lalu ia pun keluar dari kelas Putri.

"Hufft dasar kakak bawel" gumam Putri.

••••

Vote + Koment!

Ridho, I Love You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang