[PART 67]

1K 70 0
                                        

Tiba-tiba ada yang menepuk pelan bahu Putri membuat Putri kaget dan ia langsung membelalakan matanya melihat seseorang dihadapannya dengan tersenyum manis padanya.

"Ma...mi" ucap Putri gugup ia tak percaya melihat maminya sekarang ada didepan dirinya.

"Mami Putri kangen" Putri langsung memeluk maminya erat.

"Mami juga kangen kamu sayang" ucap maminya tersenyum.

"Putri pengen ikut mami" rengek Putri. Maminya melepas pelukan dan menatap lekat Putri.

"Jangan sayang, hidup kamu masih panjang kebahagiaan sedang menunggu kamu" ucap mami Putri mengelus rambut Putri.

"Putri pengen ikut sama mami, mereka gak ada yang sayang lagi sama Putri mi, Putri penyakitan. Paru-paru Putri udah bocor"

"Gak sayang, mereka itu sayang banget malah sama kamu Papi, Fildan dan juga Mama Lisa"

"Putri gak suka sama mama Lisa!"

"Sayang dengarin mami, sebenarnya mama Lisa sayang sama kamu, tapi kenapa kamu memperlakukan dia seperti pembantu, mami sedih liat kamu seperti ini sayang, mami selalu liatin kamu dari atas dan penyakit kamu ini bisa sembuh kok makanya kamu harus rajin minum obat ya mami gak mau kamu sakit terus, kebahagiaan sedang menunggu kamu sayang"

"Udah ya jangan nangis lagi, cinta kamu sudah didepan mata jangan sia-siakan dia lagi"

"Maksud mami apa?" tanya Putri tak mengerti.

"Dia ada disini sayang, didepan kamu" maminya tersenyum sembari membersihkan air mata Putri.

Putri memejamkan matanya merasakan elusan diwajahnya, kemudian ia membuka kan matanya, Putri langsung kaget melihat Ridho sudah dihadapannya sembari menyeka air mata Putri.

"Ridho kok lo ada disini? Mami mana" Putri menjauhkan badannya dari Ridho sembari celingak-celinguk mencari maminya.

Ridho mengerutkan dahinya tak mengerti, "Mami? Gak ada mami lo disini, dari tadi gue disini nungguin lo tidur" balas Ridho.

Tidur? Jadi tadi hanya mimpi? Tapi kenapa rasanya seperti nyata.

"Lo mimpi kali Put" ucap Ridho membuyarkan lamunan Putri.

Putri merasa tadi benar-benar nyata, itu bukan mimpi Putri yakin tadi ada maminya dihadapan dirinya. Kemudian Putri mengingat ucapan maminya kalau cintanya sudah ada didepan mata, apa maksud maminya itu Putri sama sekali tak mengerti.

"Put" panggil Ridho menatap Putri lekat.

"Maaf gue tadi gak sengaja ngikutin lo kesini, sebenarnya gue mau kerumah lo tapi gue liat lo pergi jadi gue ikutin" jelas Ridho.

"Ja...di lo denger semua ucapan gue?" tanya Putri, Ridho menganggukkan kepalanya pelan.

"Maafin gue selama ini udah buat lo sedih" Ridho menarik Putri kedalam dekapannya.

"Ma...af" lirih Ridho. Putri hanya bisa diam air matanya kembali turun, dekapan Ridho membuatnya lebih tenang dan ia merasa beban hidupnya sedikit lega saat Ridho memeluknya. Ia butuh kehangatan dan kenyamanan tapi kenapa harus Ridho? Pria yang sedang berusaha Putri lupakan, kenapa pria itu datang dengan tiba-tiba seakan-akan tidak mau ditinggalkan. Kenapa Ridho baru sekarang meminta maaf atas perbuatannya selama ini. Sifat Ridho yang sekarang membuat Putri susah move on.

"Jangan nangis lagi ya" ucap Ridho menyeka air mata Putri.

Putri berkali-kali mengerjapkan matanya, apa Ridho bersikap seperti ini hanya karna kasihan pada dirinya?

"Oh iya mami lo ultah ya hari ini. Selamat ulang tahun ya tante, semoga tenang dialam sana, Ridho janji bakalan jagain anak tante yang manja ini," Putri menatap Ridho tak percaya dengan ucapan Ridho barusan. Apa Ridho tak salah bicara, Ridho bakalan jagain anaknya yang manja, itu artinya dirinya dong gak mungkin Fildan.

Ridho, I Love You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang