[PART 10]

1.1K 77 9
                                    

Waktu terus berjalan, lomba cerdas cermat itu pun sebentar lagi. Selfi dan Randa sibuk mati-matian belajar, begitupun dengan Rara, ia sangat giat belajar hampir setiap hari Putri melihat Rara ke perpustakaan sambil ditemani Ridho. Terkadang juga Putri selalu mengganggu keduanya karena Putri tak mau Ridho dan Rara berduaan.

Tapi Putri, anak ini hanya santai saja, ia tak sesibuk belajar seperti mereka, jangan salah Putri memang tidak pernah menyentuh buku disekolah, namun ternyata Putri diam-diam belajar dikamarnya tanpa sepengetahuan orang rumah, Putri sering begadang hanya karena ia belajar. Ia juga akhir-akhir ini sering tertidur didalam kelasnya.

"Mi doain Putri ya semoga Putri bisa menangin lomba cerdas cermat besok" ucap Putri mengelus batu nisan maminya. Ya, sekarang Putri ada dimakam maminya, Putri hanya meminta doa pada maminya ini.

"Maafin Putri juga jarang kesini, Putri sibuk mi, Mami tau gak Putri belajar mi Putri mau menang lomba itu karena Ridho mi cowok yang Putri cintai" ucap Putri seperti ingin curhat dan seolah-olah maminya mendengarkan.

"Mami tau gak, terkadang Putri sedih mi disekolahan Putri selalu dihina mereka semua, mereka juga gak suka sama Putri, hanya kak Fildan teman Putri disekolah mi" air mata Putri sudah menetes sejak tadi.

"Putri egois ya? Apa Putri jahat ya? Makanya mereka gak suka sama Putri? tapi Putri lakuin ini semua karena Putrk gak mau diam mi, justru kita diam mereka seenaknya nginjek nginjek harga diri kita"

"Mi sebenarnya Putri capek kayak gini mi, Putri juga mau punya banyak teman kayak orang-orang diluar sana, Putri juga pengen bahagia sama cowok pilihan Putri, tapi cowok yang Putri cintai dia gak cinta sama Putri mi, diacinta nya sama teman sekelas Putri, Putri sakit dengarnya mi" tangis Putri mulai pecah.

Putri hanya bisa menangis kesenggukan dimakam maminya, ntah kenapa ditempat ini Putri bisa lebih tenang dan lega saat mencurahkan isi hatinya, Putri juga sangat yakin mami nya pasti mendengarkan semua curahan isi hatinya.

"Putri kangen sama mami." Putri memeluk batu nisan maminya dengan air mata yang terus menetes. Dan tiba-tiba saja dadanya kembali sesak.

"Mi dada Putri sesak lagi, biasanya orang pertama yang kasih Putri minum pasti mami tapi sekarang gak ada lagi orang pertama itu mi" Putri memegang dadanya nafasnya tak beraturan.

"Mi Putri pulang dulu ya nanti Putri main ke sini lagi" ucap Putri menyeka kasar air matanya dan pergi dari makam maminya sambil memegang dadanya.

****

"Kak Fildan kak!" teriak Putri memasuki rumahnya sembari memegang dadanya.

"Iya Put ada apa?" Fildan berlari terburu buru mencari asal suara.

"Kak dada aku sesak lagi" suara Putri kini pelan.

"Kambuh lagi ya? Kakak ambilin minum dulu" Fildan berlari kearah dapur tak lama ia kembali membawa segelas air putih dan diberikan pada Putri.

"Diminum cepat" ucap Fildan panik, Putri meneguk air itu sampai habis dan menarik nafasnya perlahan nafasnya pun kembali teratur.

"Makanya kamu jangan banyak pikiran jadinya kambuh lagi kan sesak nafasnya" Putri hanya diam dan memandang lurus kedepan.

Putri memang punya penyakit, untung saja penyakitnya tidak parah hanya sesak nafas biasa dengan minum air putih secukupnya nafasnya kembali teratur. Penyakit Putri kambuh kalau ia sedang kecapeakan dan banyak pikiran saja.

"Kamu kenapa sih? Semangat dong besok udah lomba cerdas cermat loh" ucap Fildan mengelus rambut Putri. Putri menoleh dan Fildan terkejut melihat wajah Putri sudah pucat.

"Put wajah kamu pucat kamu sakit?" Fildan memegang dahi Putri dan benar saja badannya hangat.

"Gapapa kak" balas Putri sembari menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.

"Kakak panggilin dokter ya" Putri menggelengkan kepalanya.

"Aku gapapa kak," ucap Putri tegas. Fildan hanya pasrah saja ia tidak bisa membantah kemauan Putri.

"Kalau gitu kamu minum obat aja ya kakak gak mau kamu sakit kali ini nurut sama kakak" ucap Fildan tegas, Putri menatap Fildan lalu mengangguk pelan.

Fildan pun pergi mencari obat yang memang sudah ada tersedia dirumahnya.

"Sayang muka kamu kenapa pucat?" tanya mama Lisa dan duduk di samping Putri.

"Gapapa" jawab Putri datar.

"Mama ambilin obat ya" ucap mama Lisa beranjak dari duduknya

"Gak usah, kak Fildan udah ambilin" balas Putri datar sembari memegang kepalanya.

"Badan kamu juga hangat sayang mama panggilin dokter ya" ucap mama Lisa menyentuh dahi Putri.

"Gak usah tante" ucap Putri sedikit meninggikan suaranya dan memegang kepalanya yang terasa sangat nyeri.

"Put ini diminum obatnya" Fildan memberi obat itu kepada Putri, Putri pun mengambilnya dan diminum nya.

"Kalau kamu sakit kayak gini gimana besok bisa ikut lomba cerdas cermat gak?" Putri menatap Fildan sendu.

"Aku tetap harus ikut kak" ucap Putri tegas.

"Kalau gitu kakak panggilin dokter ya biar kamu besok gak sakit" Putri menggeleng kepalanya.

"Gak mau!" ucap Putri dan pergi menuju kamarnya.

"Dasar keras kepala." gumam Fildan menggelengkan kepalanya.

"Aku denger!" teriak Putri. Fildan pun terdiam sedangkan mama Lisa menahan tawanya melihat Fildan yang cemberut akibat adiknya itu.

•••••

Maaf ya bisanya cuma up 1 Part dalam sehari yaa walaupun lagi libur tapi tugas tetep numpuk:'(

Okla. Next ?

Ridho, I Love You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang