Do I ever cross your mind?
Heaven knows you been on mine
You're driving me crazy
Oh baby
"Stasiun radio di Jakarta nggak ada lagu lain apa?"
Hara mencabut headset-nya, jengkel karena lagu Do You Love Me dari Stephanie Poetri diputar hampir semua stasiun radio. Jangan salah sangka. Lagu itu indah sekali di telinga. Akun Instagram dan Twitter The Soultrap sampai dibanjiri aspirasi dari para penggemar agar mereka membawakan versi cover dari lagu itu.
Hara membencinya karena Aksa selalu memutar lagu itu malam-malam. Tidak susah menebak isi hati Aksa. Dengarkan saja apa lagu yang sedang ia putar malam sebelum tidur. Bahkan Aksa pernah lapar malam-malam tapi terlalu gengsi untuk bilang. Anak itu lalu memutar lagu berjudul Telor Dadar keras-keras. Tak mau essay yang sedang Hara buat dipenuhi kata telur dadar, terpaksa malam itu Hara turun dan meminta Bi Atun memasak telur dadar untuk Aksa (karena Chef Dede sudah pulang).
Sekarang Aksa selalu memutar lagu Do You Love Me, tandanya ia sedang gundah menunggu jawaban dari Risa. Risa masih belum menjawab pernyataan cinta Aksa? Kenapa? Apa yang membuat Risa ragu? Semua pertanyaan itu menyerang otak Hara bertubi-tubi tiap Stephanie Poetri mulai bernyanyi.
"Tadi lo jatuh, keset yang salah. Sekarang radio lo salahin. Semua salah," sindir Risa. Entah sejak kapan anak itu berdiri di samping Hara dengan piring berisi sebutir telur rebus.
"Telur dadar kan gue mintanya?" protes Hara melihat makanannya tidak sesuai pesanan.
"Ntar kolesterol."
Kedua mata Hara memicing curiga mendengar Risa tiba-tiba membahas kolesterol. Selama ini Risa melahap dua bungkus ayam goreng Taiwan penuh mecin tanpa perasaan bersalah.
"Bodo amat. Gue mau telur dadar. Yang kembung dan fluffy."
Risa menghela napas. Kedua matanya berputar, seperti sudah bisa memprediksi jawaban Hara. "Ya udah, gue beli minyak dulu." Risa menyeret langkahnya pergi.
Hara terus memperhatikan Risa menjauh. Diam-diam Hara mengambil telur rebus yang Risa antarkan tadi dan mengupasnya. Telur rebus atau dadar tak masalah untuk Hara. Hara cuma mau mengerjai Risa. Ada kepuasan tersendiri di diri Hara kalau berhasil mengerjai adik bimbingannya itu.
"Bi," panggi Hara ketika Bi Atun lewat untuk mengelap rak buku di dekat Hara.
"Ya, Mas?" Wanita itu tergopoh-gopoh menghampiri.
"Kalau Risa tanya ke mana telur rebusnya, bilang Bibi yang makan ya."
Bi Atun menggeleng. "Saya kan lagi diet, Mas."
Mendengar jawaban Bi Atun membuat Hara ingin menelan kulit telur rebus itu sekalian. "Bodo-amat!" Hara geram dengan mata melotot.
Bunyi keras petir menyela omelan Hara. Begitu kerasnya, Bi Atun sampai latah menyebut nama-nama menteri. Latahnya Bi Atun memang macam-macam. Kemarin dia menyebut nama para pembantu di komplek mereka. Aksa yang paling suka mengagetkan Bi Atun hanya karena penasaran apalagi isi latahnya.
"Hujan? Tadi terang-terang aja," gumam Hara heran. Ternyata ada yang lebih cepat berubah dari mood ibunya: cuaca Jakarta.
Bi Atun bergegas mengintip dari jendela. "Ih, iya lho, Mas Hara. Udah mulai gerimis."
Tiba-tiba Hara teringat Risa. "Risa mana?" tanyanya cemas.
"Tadi pergi kayaknya. Bilang ke minimarket."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bekal Risa
Fiksi Remaja[TAMAT] Di saat Hara mulai menyadari perasaannya gara-gara sekotak bekal buatan Risa, adik kembarnya--Aksa--muncul menyatakan perasaan pada gadis itu. Hara tertekan. Ia teringat apa kata ibu mereka kalau ia harus mengalah pada adiknya. Hal itu menye...