"Tokyo!" pekik Faldo girang bukan main begitu mereka keluar dari pintu kedatangan.
Kalau saja Reo tidak menyuruh mereka melangkah lebih cepat, Risa juga ingin meneriakkan nama kota itu, berkali-kali malah. Ia masih tak percaya kalau kakinya pernah juga menjejak di negara impiannya. Jepang jauh lebih mengagumkan dari yang ia pelajari lewat anime (anime) atau dorama (drama). Suasana kotanya, orang-orangnya, makanannya, Risa suka semua!
Rombongan culture trip Litarda langsung dijemput oleh seorang tour guide perempuan bernama Akane. Akane sangat ramah dan humoris. Bahasa Inggrisnya lancar dan ia bahkan bisa bicara sedikit bahasa Indonesia. Sehingga tidak ada kesulitan sama sekali dalam hal komunikasi.
Sebuah mobil minibus terpisah mengangkut semua koper mereka langsung ke hotel. Sedangkan para peserta dibawa dengan bus kecil ke Tokyo, tepatnya area Asakusa.
"OMG! Kita beneran pakai kimono?"
Kali ini giliran Adeline yang berseru penuh semangat ketika Akane membawa rombongan memasuki tempat penyewaan kimono yang cukup besar berjarak hanya beberapa ratus meter dari Kuil Sensouji. Di tempat itu, peserta perempuan dan laki-laki langsung berpisah ruangan.
"Cantik-cantik banget warnanya!" Risa tak bisa menahan suaranya ketika mereka dihadapkan pada lima rak berisi kimono dengan berbagai warna.
"Aku mau yang merah!"
Secha langsung mengambil kimono berwarna merah dengan motif bunga-bunga kecil putih. Dia selalu tahu apa yang dia mau. Berbeda dengan Risa yang hampir 10 menit tidak bisa menentukan warna kimono-nya sendiri.
"Risa!" Oryza meluncur dari ujung rak membawa satu set kimono berwarna hijau mint dengan obi ungu lavender. "Yang ini aja, pasti cocok buat kamu!" Risa menurut saja pada pilihan Oryza.
Kimono cukup tebal sehingga tak perlu lagi bagi Risa untuk memakai pakaian inner yang hangat. Awalnya Risa merasa agak sesak di bagian perut karena obi kimono itu harus melilit pinggang dan perutnya dengan kuat. Risa juga mengira dia akan kesulitan berjalan. Tapi lama-lama memakai kimono nyaman juga.
Setelah selesai mengenakan kimono, dilanjutkan dengan tata rambut. Pegawai yang mendandani Risa mengepang rambut Risa lalu menggulungnya jadi sanggul kecil. Dibiarkannya poni Risa menutupi kening. Risa memilih hiasan rambut berbentuk bunga peoni berwarna ungu, senada dengan warna obi yang ia kenakan.
Proses memakai kimono hingga tata rambut memakan waktu hingga 30 menit. Tidak seperti teman-temannya yang lain, Risa tidak memakai make up sama sekali. Ia hanya memoles tipis satu-satunya lip tint yang ia punya. Semua bawaan mereka titipkan di toko itu. Sebagai gantinya, mereka dipinjamkan tas kecil untuk menyimpang barang-barang yang ingin dibawa seperti dompet dan HP.
Para peserta laki-laki yang sudah menunggu di luar heboh begitu para peserta perempuan muncul dengan kimono mereka. Mungkin mereka takjub melihat teman-teman perempuannya yang biasanya memakai seragam sekolah mendadak anggun dan manis. Risa sempat menyisir para peserta laki-laki, Hara Dhana tidak nampak di sana.
Oryza tentu saja menjadi pusat perhatian. Kecantikan cewek itu tidak ada yang menandingi. Masalahnya, Oryza menyeret Risa ke mana-mana. Alhasil, Risa juga kena sorot. "Reo! Reo! Lihat nih! Risa manis banget kan?" Oryza memamerkan Risa di hadapan pacarnya. "Kalau kita punya anak cewek, aku maunya lucu kayak Risa!"
What?
"Mereka mau bikin anak sekarang?" Faldo asal menarik kesimpulan.
"Bego," desis Secha menanggapi celetukan Faldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bekal Risa
Teen Fiction[TAMAT] Di saat Hara mulai menyadari perasaannya gara-gara sekotak bekal buatan Risa, adik kembarnya--Aksa--muncul menyatakan perasaan pada gadis itu. Hara tertekan. Ia teringat apa kata ibu mereka kalau ia harus mengalah pada adiknya. Hal itu menye...