Bab 69 - Rumah

500 90 8
                                    

Karisa Aulia.

Awalnya nama itu tak berarti apa-apa di ingatan Lee. Hanya salah satu penerima beasiswa. Sampai ia menyaksikan keponakan kembarnya, Aksa dan Hara, pecah perang saling tarik kedua tangan gadis itu di depan ruangannya. Untuk pertama kalinya Lee menyaksikan luapan emosi yang kuat di antara Aksa dan Hara. Lee kaget kedua anak kembar itu masih punya ekspresi di wajah mereka. Biasanya ekspresi mereka berdua kosong melompong tiap kali ada pertemuan keluarga. Bahkan kalau negara ini habis kena bom atom, mereka berdua tak akan peduli sama sekali.

Dari sanalah Lee tahu Risa bukan gadis biasa. Dia punya bakat untuk membuat orang lain bahagia. Bakat, Lee menyebutnya. Karena tak semua orang bisa melakukan hal itu. Itu adalah sesuatu yang sangat sulit dilakukan tapi Risa dengan mudah menumbuhkan kebahagiaan di diri Hara dan Aksa, mengangkat mereka berdua dari dinginnya situasi rumah Oscar Dhana. Lee tidak pernah melihat Hara dan Aksa seramai itu. Di mana ada Risa, mereka selalu berebut mendapatkan perhatian gadis itu.

Suatu saat hubungan segitiga mereka akan berbuah konflik. Kali ini dimulai dengan Aksa masuk rumah sakit, Risa dipecat oleh kakak ipar Lee, lalu Hara yang paling ekstrim. Hara memutuskan untuk pindah ke Jepang, tinggal bersama neneknya. Sebuah keputusan yang sangat mengagetkan Lee karena Lee tahu bagaimana Hara mencintai Litarda.

Pada akhirnya tidak ada yang mendapatkan apa-apa.

Lee iba pada mereka bertiga. Ketiganya saling menyayangi, ketiganya saling ingin melindungi. Ketiganya pun mundur bersamaan. Tidak ada hubungan yang terbentuk. Hanya air mata yang mengalir percuma.

"Om, janji ya jaga Risa." Sehari sebelum keberangkatan, Hara mampir ke kantor Lee hanya untuk menyampaikan pesan itu. Jelas sekali betapa Hara mengkhawatirkan gadis itu.

Dulu memang sempat ada kasus yang menerima Risa. Tiga orang teman sekelasnya melakukan pelecehan terhadapnya. Salah satu dari mereka adalah adik dari Reo. Tapi setelah itu Risa mampu bangkit dan ia menjalani hari-harinya di Litarda dengan senyum.

Tadi siang Lee dikejutkan dengan kedatangan ibu Risa yang memberi kabar kalau Risa mau pindah sekolah. Lee punya firasat ini bukan hanya sekedar patah hati karena ditinggal pergi Hara. Maka, Lee pun menurunkan beberapa orang kepercayaannya untuk mencari tahu.

"Mereka ini anak sekolahan atau piranha sih? Bisa-bisanya mereka menyebar kabar burung sejahat ini dan merisak anak orang bertubi-tubi sampai trauma masuk sekolah!"

Lee belum pernah semurka ini. Ia selalu membanggakan prinsip pendidikannya terutama anti-bullying. Ia tak percaya kalau hal seperti ini bisa terjadi di bawah hidungnya, di sekolah yang ia bangun sendiri dengan idealismenya untuk menciptakan rumah kedua bagi siswa-siswinya.

"Jadi bagaimana, Pak? Kita DO aja mereka?" tanya Miss Audrey, salah seorang guru yang menjadi sumber informasi Lee.

"DO?" Lee melotot mendengar saran itu. "Kita bahkan nggak tau gosip itu sumbernya dari mana. Mau DO semua orang?"

"Kalau begitu kita akan cari lebih banyak informasi lagi."

Lee mendorong telapak tangannya ke arah perempuan itu. "Nggak usah. Saya punya cara yang lebih bagus."

Berburu pelaku kriminal yang tidak bisa ditangkap seorang diri memang berat. Tapi kalau ada banyak orang yang melakukannya, niscaya akan mudah.

"Diam-diam kalian sebarin ke anak-anak Litarda, ada iPhone seri terbaru buat yang bisa kasih tahu saya siapa dalang gosip-gosip itu."

Dan benar saja. Tidak sampai 1x24 jam Lee sudah mengantongi nama-nama mereka. Lee memutar mata menghitung banyaknya laporan yang masuk. Semuanya mengerucut pada tiga orang.

Bekal RisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang