"Risa! Sini!"
Risa menoleh mendengar seseorang memanggil namanya. Di dekat mesin penjual minuman otomatis, Secha, Faldo, Christie, Tara, dan Adeline sudah menunggu. Mereka tampak begitu semarak dengan berbagai perlengkapan suporter mereka.
Hari itu adalah pertandingan final kejuaraan futsal yang diikuti Hara. Begitu tahu Hara sudah kembali ke Indonesia, Mr. Lee mendorong seluruh staff administrasi Litarda untuk memproses segala kelengkapan administratif agar Hara terdaftar lagi sebagai siswa Litarda dan bisa masuk dalam tim futsal mereka. Peran Hara sangat krusial dalam tim mereka. Buktinya tim Litarda hampir kalah dalam pertandingan sebelumnya tanpa Hara.
"Kenapa ..." Risa mengernyit melihat topi hamster yang disodorkan Faldo. Di antara mereka tidak ada yang memakai atribut binatang kecuali Risa.
"Mau hamster apa bawang?" tawa Faldo.
Dengan berat hati Risa pun memakai topi itu dan mengunci talinya di bawah dagu. Melihat Faldo tampak konyol dengan topi bawang tadi membuat Risa bersyukur dia memilih topi hamster. Paling tidak dia bukan umbi-umbian. "Kenapa hamster sama bawang sih?" protes Risa pada Faldo. Secha dan yang lainnya tampak normal dengan bando-bando lucu mereka.
"Salah pesen di AliExpress. Tulisan Cina semua, gue asal pencet. Eh datengnya begini. Cewek-cewek itu mah mana mau pake beginian," Faldo menggerutu sembari mengedik ke arah Secha, Adeline, Tara, dan Christie yang sedang berlatih yel-yel dukungan untuk Litarda.
"Trus lo numbalin gue?" desis Risa. Kalau Hara lihat nanti, habislah dia kena ledek.
"RISAAA!" pekik familiar membelah kerumunan. Dari kejauhan Oryza meluncur, langsung menyasar kedua pipi Risa dan menguleninya seperti adonan roti. "LUCU BANGET SIH KAMUUU!"
"Sayang, kasihan nanti pipinya Risa copot," Reo melerai.
"Uuuh! Pengen kugigit pipinya Risa!" Oryza masih belum rela melepas Risa.
"Jangan, Kak ..." Risa mundur satu langkah untuk menyelamatkan pipinya.
Risa selalu mengagumi gaya berpakaian Oryza. Cewek itu terlihat tidak berusaha tampil modis tapi entah kenapa apa pun yang ia kenakan selalu menjadi pusat perhatian. Seperti hari ini, Oryza mengikat ujung baju suporternya hingga pas pinggang, dipadu dengan skinny jeans yang menempel indah di kaki-kaki jenjangnya dan sepatu ankle boots. Kemudian Risa menunduk menatap penampilannya sendiri.
Lah, kayak anak SD mau study tour.
"Kak Reo mau jadi bawang nggak?" Faldo lagi-lagi menawarkan topi bawangnya.
Reo langsung memberinya tatapan maut. "Gue toplesin lo jadi acar." Hinaan Reo pada Faldo selalu berhasil membuat mereka tergelak.
"Ini apa sih?"
Risa merasa seseorang memainkan kuping pada topi hamsternya dari belakang. Ternyata Hara Dhana pelakunya. Saat Risa membalik tubuh, ia mendapati tangan Hara masih mencuil-cuil benda itu dengan wajah kekanakan.
"Kok ... Lo di sini?" Risa bertanya-tanya. Bukankah seharusnya Hara bersama timnya?
Jeritan cewek-cewek memanggil nama Hara menyela percakapan mereka. Cewek-cewek itu justru bukan siswi Litarda. Kabar Hara kembali lagi ke Litarda ternyata juga menjadi kehebohan di sekolah-sekolah lain. Hara persis selebriti.
"Aksa lagi otw dari parkiran katanya. Make sure dia nggak sendirian ya. Gue pemanasan dulu di belakang," pesan Hara cepat-cepat sambil mengambil ancang-ancang melarikan diri. Sebelum Hara beranjak, Hara menyempatkan diri memencet lembut pipi Risa. Kacau. Hanya dengan sentuhan kecil seperti itu saja Hara bisa merebus pipi Risa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bekal Risa
Teen Fiction[TAMAT] Di saat Hara mulai menyadari perasaannya gara-gara sekotak bekal buatan Risa, adik kembarnya--Aksa--muncul menyatakan perasaan pada gadis itu. Hara tertekan. Ia teringat apa kata ibu mereka kalau ia harus mengalah pada adiknya. Hal itu menye...