Bab 74 - Bekal Risa

541 89 13
                                    

"Keren!"

"Gokil!"

Hara dan Reo saling melakukan tos, duduk di bean bag depan panggung utama, puas mengagumi realisasi festival sekolah yang mereka rancang dari hari pertama mereka menjadi Ketua dan Wakil Ketua OSIS. Kala itu mereka berjanji kalau hari ulang tahun sekolah mereka akan menjadi momentum mereka untuk menciptakan sesuatu yang tidak hanya spektakuler, tapi juga berkesan bagi seisi Litarda.

Inilah Litarda Fest. Puncak selebrasi mereka. Di mana SMA Litarda penuh warna, menampilkan berbagai bakat dari siswa-siswi Litarda, seperti yang Oryza pernah sampaikan di rapat waktu itu. Siswa, guru, orang tua, pengunjung umum, media, influencer, semua tumpah dalam euforia yang sama.

"Thank you udah ngelanjutin persiapan acara ini selama gue di Jepang." Hara menepuk bahu Reo. Apalah ia tanpa wakilnya yang paling rajin itu.

"Ah, ini kan juga gara-gara lo terus standby via WA tiap kali gue perlu bantuan." Reo balas memuji. Tangannya meninju bahu Hara.

Hara menegak isi kaleng minuman kola di tangannya. Buih dari soda kola itu serasa memijat otaknya yang lelah tapi senang setelah mengurusi acara ini. "Harusnya lo yang jadi Ketua OSIS. Gue kan itungannya udah sempet keluar dari Litarda."

"Cuy!" Bola mata Reo berputar. "Kaga ada yang berani duduk di kursi lo! Sumpeh!"

Hara terkekeh. Ia tak ingat pernah menaruh jimat apa pun di kursi kerjanya.

Getar ponsel di saku Hara menyela obrolan mereka. Melihat nama ibunya muncul di layar, Hara langsung gugup. Ia belum terbiasa menerima panggilan dari wanita itu. "Ha-halo?"

"Hara, kamu di mana, Nak?"

'Nak'? Hara tak sadar menyunggingkan senyum, terlalu senang mendengar panggilan sayang itu diucapkan oleh ibunya untuk dirinya. "Di depan panggung utama, Ma. Kenapa?"

"Kamu sibuk nggak? Mama sama Papa di kafe kelasnya Risa."

Hara langsung melompat bangun. "Kalian di Litarda? Katanya tadi nggak bisa gara-gara kerjaan?"

"Kerjaannya udah beres kok. Sini. Kita tunggu ya."

"Oke, oke. Hara jalan ke sana sekarang." Setelah menutup panggilan itu, Hara beralih pada Reo. "Bro, gue tinggal dulu ya. Bokap nyokap gue dateng. Ada yang masih perlu gue bantuin nggak?"

Senyuman Hara menular. Reo tahu betul semua permasalahan Hara dengan ibunya. Mendengar kedua orang tua Hara berkunjung ke Litarda ikut membuatnya senang. "Santai. Gih sana. Enjoy your family time."

Hara berlari kecil, menuju tempat kafe kelas X-Delta berada. 'Bekal Risa' adalah nama yang terpasang pada plang gantung depan pintu kafe itu, lengkap dengan wajah hamster lucu di sampingnya. Kelas Risa setuju untuk menjadikan Risa sebagai maskot utama mereka. Sejak Risa membuat bekal sarapan untuk panitia kunjungan panti asuhan tempo hari, banyak pujian Risa terima untuk makanannya.

Ia kemudian mendorong pintu hingga membunyikan lonceng kecil di belakangnya. Dua ruang kelas disatukan agar kafe menjadi lebih luas. Meja dan kursi dengan gaya industrial, hiasan bunga kering, hiasan dinding edgy dan ambience suara bernuansa akustik santai mengingatkan Hara akan satu kedai kopi kecil di sudut jalanan Shibuya yang pernah Hara kunjungi bersama Risa. Sekejap Hara hampir lupa kalau mereka masih di sekolah.

"They did a really good job," puji Hara.

"Selamat datang!"

Sosok mungil nan manis memakai celemek bergambar hamster menyapa Hara dari balik rak kaca yang memajang berbagai jenis pastry lezat. Senyumnya yang lebar membuat pipi gadis itu menggumpal di kedua sudutnya. Terlalu gemas, Hara tak tahan untuk tidak mencubit pipi itu.

Bekal RisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang