Bab 68 - Mundur

543 85 7
                                    

"Udah mau berangkat?"

Wajah Hara memenuhi layar ponsel Risa. Cowok itu sedang mengunyah selembar roti isi keju. Baru bangun nampaknya. Karena Hara hanya memakai baju kaos abu polos dan rambutnya sedikit berantakan.

Risa mengangguk menyahut Hara. "Berangkat dulu ya, Kak. Lanjutin sarapannya."

Hara membalas dengan cengiran lebar. "Kangen nih. Bolos aja nggak bisa?"

Kedua bola mata Risa berputar. "Miss Audrey lho. Berani bolos?"

Mendengar nama guru paling killer di Litarda membuat Hara berjengit. "Buruan berangkat. Itu guru gila. Ntar lo disuruh kerja bakti di kuburan."

"Ya udah, berangkat dulu ya, Kak!"

"Bye. Nanti chat ya."

Risa mengambil tas dan kotak bekalnya dari atas meja makan. "Aisss ..." desis Risa saat tak sengaja tasnya menyenggol botol kecap yang terbuka di atas meja dan membuat isinya tumpah.

"Udah, udah. Ibu yang bersihin. Kamu berangkat sana."

Setelah mencium punggung tangan ibunya, Risa berlari keluar. Ia mengambil ojek online menuju Stasiun Cilebut. Lalu memaksakan diri masuk ke dalam gerbong wanita. Sampai di dalam gerbong, semangat palsu yang ia pasang dari rumah langsung layu. Bibir Risa mengatup keras. Perasaan bersalah mulai menghujani, seperti hari-hari sebelumnya selama dua minggu terakhir.

Risa berhenti di Stasiun Universitas Indonesia, mendorong sekuat tenaga barikade para perempuan di depan pintu gerbong yang tidak mau memberinya jalan untuk keluar dari sana. Seorang petugas melihat Risa hampir kehabisan napas dan menarik tangan Risa untuk menyelamatkannya.

Dari stasiun, Risa berjalan menuju perpustakaan. Di belakang Perpustakaan UI, Risa duduk di undakan menatap kosong ke arah danau. Tidak banyak yang berseliweran di sekitar Risa. Hanya beberapa orang yang sedang lari pagi atau mahasiswa yang berjalan memotong lewat sana. Biasanya Risa akan bengong menatap danau sampai kira-kira dua jam. Lalu, dia akan mencari tempat teduh untuk sekedar membaca buku atau memakan isi kotak bekalnya. Tidak ada rencana untuk melanjutkan perjalanan ke sekolah sama sekali.

Ya, Risa tidak ingin kembali ke Litarda.

***

"Katanya Hara sama Aksa berantem gara-gara Risa? Ih, apaan sih itu cewek! Cantik kagak, miskin iya!"

"Genit amat! Pacaran sama Aksa, di Jepang selingkuh sama Hara!"

"Kak Aksa masuk ICU! Gara-gara si Risa! Kasihan Kak Aksa ... Kak Aksa kan baik banget! Ada lho yang tega nyakitin Kak Aksa kayak gitu!"

"Si Risa nggak punya otak ya? Udah dikasih makan sama keluarga Dhana, masih genit aja! Eh lo nggak tau? Risa itu kan sugar baby-nya ayahnya Kak Hara sama Aksa!"

"Litarda nggak malu apa ngasih beasiswa ke cewek kayak Risa? Nggak usahlah ada beasiswa buat anak-anak nggak mampu lagi! Terbukti kan kelakuan mereka nggak ada yang bener?"

Sudah dua minggu Risa bolos sekolah dan melakukan hal ini. Risa takut sekolah. Mendengar nama Litarda saja membuatnya bergidik. Litarda berubah menjadi rumah kedua menjadi rumah penyiksaan untuk Risa.

Semuanya dimulai sejak sehari setelah Hara pindah ke Jepang. Tak tahu dari mana asalnya, berhembus kabar kalau Risa mengadu domba Aksa dan Hara sampai akhirnya Aksa menolak sekolah lagi dan Hara diusir keluar dari rumah. Kemudian isu berkembang. Risa disebut-sebut membuat keluarga Dhana berantakan. Tidak cukup sampai di sana, puncaknya isu Risa sebagai sugar baby Oscar Dhana pun merebak seantero Litarda.

Bekal RisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang