Jennie's P. O. V.
Saat Lisa pergi begitu saja, aku tidak tahu harus bagaimana. Jika aku harus meninggalkan Mino sendirian untuk mengejar Lisa, aku ragu dengan dua pilihan itu. Aku berlari kedalam rumahnya dan melihat dia masih tertidur, aku meraih barang-barangku kemudian berlari keluar rumah. Mungkin aku bisa meminta tetangganya untuk menjaganya sementara.
Sesaat setelah aku berjalan keluar gerbang, aku melihat wanita yang kemarin.
"Nona--"
"Aku harus pergi."
"Sesuatu terjadi?" Dia bertanya.
Aku tidak menjawab pertanyaannya dan masuk ke dalam mobil. Mengemudi secepat mungkin dan mencoba menghubungi ponsel Lisa tapi tidak bisa. Tanganku gemetar, aku tak bisa berpikir lagi.
"Kumohon, angkat.." Gumamku dengan suara bergetar. Meskipun Lisa tidak mengatakan apapun, aku tahu dia salah paham.
Aku mengemudi ke rumah sakit karena satu hal yang ku yakini, dia pasti ada disana. Kuparkirkan mobilku kemudian melangkah ke dalam, rambutku berantakan, aku hanya mengenakan kaos dan celana pendek. Semua orang menatapku karena aku terlihat seperti orang yang sedang tersesat.
"Hey" Aku meraih tangan seorang perawat.
"Ya nona?"
"Dimana Dokter Manoban?"
"Aku belum melihatnya, Nona. Mungkin kau bisa memeriksa di ruangannya."
"Okay terimakasih."
Aku segera berlari disepanjang koridor, hampir saja menabrak setiap orang hanya untuk mencapai ruangan Lisa.
Kami berdua masih belum membahas apa yang terjadi disekolah dan hal lain terjadi.
Aku membuka pintu dan terkejut karena semua orang menatapku. Aku bisa melihat mereka semua sedang sibuk dari rasa stres yang terpancar di wajah mereka.
"Oh, Nona Kim?" Ten menyapaku.
"Dimana Lisa?" Tanyaku.
Mereka semua menatapku dan mengangkat bahu.
"Kami belum melihatnya. Tapi dia bilang tadi dia akan ke suatu tempat. Kami pikir dia menemuimu?" Ten bertanya dengan bingung sembari memegang beberapa kertas ditangannya.
Wajahku terteku dan genggamanku pada gagang pintu mengendur.
"Kalau dia datang, bisakah kau memberitahuku? Ini penting." Ujarku pada Ten.
Dia mengangguk pelan sembari menatapku. "Baiklah? Aku rasa dia ada meeting dengan direktur nanti, mereka ingin memberikan penghargaan atas operasi yang sukses kemarin." Tuturnya.
Jadi operasi anak itu berhasil dan aku tidak mengetahuinya? Ya tuhan, Jennie.
"Benarkah? Bisakah kau mengabariku?"
"Baiklah? Dan.. Oh, itu Jisoo!" Dia menunjuk ke belakangku.
Aku langsung menoleh dan melihat Jisoo. Mataku melebar, aku meraih kedua lengannya yang membuat dia terkejut.
"O-Oh.. Jennie" Jisoo terbata.
"Kau tahu dimana Lisa? Tanyaku, "Bisakah kau memberitahuku? Ada hal penting, aku tahu kau tahu dimana Lisa."
"Sebentar, sebentar.." dia terkekeh, "Pertama, aku tidak tau dimana dia karena dia pergi dari rumah sekitar pukul 6? Kenapa kau terburu-buru? Kalian bertengkar lagi? Ckck, kalian lucu sekali." dia menertawakanku.
Tanganku mengendur dari lengannya, aku menghela nafas. "Kalian ada pertemuan nanti, kan?" Tanyaku.
"Ya," Jisoo mengangguk dengan dahi berkerut, mungkin dia bisa melihat frustasi dalam diriku. "Tunggu.. apa yang terjadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST (ID) -JENLISA ✔️
Hayran Kurgu"Apakah kau masih milikku?" Dia bertanya "Maafkan aku, tapi aku tidak bahagia lagi" jawabnya dan pergi. Gadis itu telah ditinggalkan dan menangis di bawah guyuran hujan, gemuruh seolah-olah menyesuaikan diri dengan emosi gadis itu. Lisa Manoban, seo...