Setelah selesai mencuci matanya, Lisa keluar dari kamar mandi untuk menghampiri Jennie dan Reign, meskipun perih di matanya masih terasa tapi Lisa tidak peduli sama sekali. Saat hendak kembali ke tepi pantai Lisa terhenti karena melihat toko yang menjual bunga dan berbagai macam souvenir. Ia melangkahkan kakiknya menuju tempat itu untuk mencari souvenir untuk Reign dan Jennie.
"Apa kau memiliki desain lainnya?" Lisa menunjuk pembungkus bunga daisy.
"Desain seperti apa, Nona? Kami bisa menyediakan apapun yang anda inginkan, tapi itu akan memakan waktu selama satu atau dua jam." Jawab penjual.
"Aku ingin itu terlihat lebih romantis. Bisakah aku memilih desain yang bagus?" Tanya Lisa.
Penjual itu mengambil sebuah buku dan memperlihatkan daftar desain terbaik yang mereka buat sebelumnya kepada Lisa. Mereka lalu menegosiasikan beberapa hal tentang kapan Lisa bisa menerima itu dan bagaimana pembayarannya.
"Aku sangat yakin dia akan menyukainya," Penjual bunga itu terihat bersemangan saat menuliskan sesuatu. "Mohon ditandatangani, Nona. Kami akan mengirimnya ke kamarmu setelah semuanya selesai."
"Baiklah baiklah." Lisa menerima kertas itu dan menuliskan namanya sebelum meninggalkan toko.
Lisa mulai berkeliling lagi untuk mencari sesuatu saat pikirannya menyuruhnya untuk kembali. Meskipun dia sangat ingin mencari mainan, tubuhnya secara tidak sadar berbalik dan kakinya melangkah untuk kembali ke tepi pantai.
"Aku akan membelikan mainan untuk Reign jika dia bersamaku agar kami bisa memilih sesuatu yang bagus." Batin Lisa sambil terus melangkah.
Mata Lisa fokus pada tempat dimana dia meninggalkan Jennie dan Reign, ia menangkap orang-orang yang ramai mengelilingi tempat itu. Beberapa dari mereka berlari kesana kemari untuk meminta tolong. Mata Lisa melebar saat terpikirkan mungkin ada sesuatu yang terjadi pada Jennie dan Reign, ia berlari secepat mungkin untu mencapai tempat itu.
"Lisa! Tolong!" Lisa mendengar suara Jennie yang membuatnya semakin khawatir. Jantungnya berpacu sangat cepat, keringat mulai mengalir dari dahinya. Semakin dekat, Lisa juga bisa mendengar suara Reing menangis seolah sedang kesakitan.
Lisa mendorong semua orang begitu dia sampai disana, saat matanya dan mata Jennie bertemu ia berlutut untuk melihat apa yang terjadi.
"Lisa..Lisa.." Jennie menangis tanpa bisa mengatakan apapun selain memanggil namanya. Dia memperlihatkan lengan dan kaki Reign yang terluka karena ubur-ubur kepada Lisa.
Lisa memeriksanya terlebih dahulu sebelum mengambil Reign dari Jennie. Anak itu menangis karena tidak bisa menahan rasa sakit di tubuhnya, rasa terbakar yang menyakitkan membuat tidak ada kata-kata yang bisa menjelaskan betapa menyakitkannya luka itu untuk Reign.
"Berhenti menangis, dia akan baik-baik saja." Lisa membelai pipi Jennie dengan lembut untuk menenangkannya. Ia kemudian memegang tangan Jennie dan menariknya untuk keluar dari kerumunan. "Perimisi! Menyingkir dari jalan!" Teriak Lisa.
Mereka kemudian berlari sekencang mungkin untuk kembali ke hotel. Lisa bahkan tidak terpikirkan untuk membawa putranya ke klinik karena dia tahu bagaimana menangani ini. Mereka mencapai kamar Jennie tanpa sadar, wajah Reign memerah karena menangis sangat keras.
"Gendong dia dahulu," Lisa memberikan Reign kembali pada Jennie dan berlari ke arah dapur untuk mencari sesuatu.
"Shh.. jangan menangis." Ujar Jennie diantara isakannya, dia tidak tahan melihat putranya menangis kesakitan.
Lisa menuangkan air ke dalam panci dan menyalakan pemanas. "Bawa dia kemari." Ujarnya, Jennie melakukan apa yang Lisa perintahkan dengan cepat.
Gadis jangkung itu membentangkan kaki Reign terlebih dahulu kemudian menuangkan cuka ke area yang terkena. Keringatnya mulai menetes, dia terluka melihat Reign kesakitan. Lisa mengambil lengan Reign dengan hati-hati kemudian membilasnya dengan cuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST (ID) -JENLISA ✔️
Fanfiction"Apakah kau masih milikku?" Dia bertanya "Maafkan aku, tapi aku tidak bahagia lagi" jawabnya dan pergi. Gadis itu telah ditinggalkan dan menangis di bawah guyuran hujan, gemuruh seolah-olah menyesuaikan diri dengan emosi gadis itu. Lisa Manoban, seo...